Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Tanam Bambu untuk Lestarikan Mata Air
26 Februari 2025 11:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Syarifullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jaga tana lino ho’o jaga mata wae dite ata ngasangu “wae weku tedeng”
ADVERTISEMENT
Menjaga bumi ini, menjaga mata air yang menghidupi kita yang disebut mata air abadi

ADVERTISEMENT
Ruteng, 14 Pebruari 2025. Pagi itu, di halaman rumah gendang (rumah adat Manggarai), dua tokoh agama Katolik RD. Jossy Erot, Ketua PSE Keuskupan Ruteng dan RD. Stefanus Sawu, Romo Paroki Narang, Satarmese Barat memberkati bibit bambu dan buah-buahan yang tertata rapi, siap ditanam.
Bibit itu bagian dari 500 bambu untuk konservasi mata air di beberapa desa di Kecamatan Satar mese Barat di wilayah Paroki Narang. “Weri betong kudut Kembus Wae Teku, Mboas Wae Woang. Menanam bambu untuk kelimpahan air dan kesinambungan sumber mata air,” ungkap RD Josy Erot , saat memulai misa penanaman bambu.
Sementara bibit buah seperti nangka, durian dan mangga dibagikan untuk warga mengikuti penanaman. Selain warga desa , aparat desa dan tokoh adat, kegiatan ini diikuti oleh petugas Babinsa setempat. “semua elemen masyarakat kita ajak untuk ikut terlibat,” terang Yos Sudarso, Kordinator Program Yayasan AYO Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kegiatan penanaman bibit bambu di Waewetu, Desa Terong merupakan kerja sama Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Ruteng , Yayasan AYO Indonesia didukung oleh Yayasan KEHATI . “Selain pengembangan pangan lokal,pemberdayaan konservasi mata air menjadi salah satu kegiatan bersama masyarakat dalam bingkai program Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Hayati Lokal, ungkap Puji Sumedi, Manajer Program Ekosistem Pertanian Yayasan KEHATI.
Menabung Air untuk Anak Cucu
Air menjadi persoalan serius . Setidaknya enam mata air yang ada di wilayah Terong . sayangnya, debit airnya mulai berkurang. Salah satunya mata air di Waewetu, yang menjadi sumber air utama . “ Mata air ini menghidupi lebih dari 700 kepala keluarga di wilayah desa dan sekitarnya,” ungkap Theodirikus Atong, Kepala Desa Terong. Sebelum penanaman, tokoh adat atau tua gendang memberikan penghormatan kepada leluhur agar merestui dan turut menjaga tanaman.
Menanam bambu , menjadi pilihan mengatisipasi kondisi iklim yang berubah. Apalagi, dampaknya sudah terasa. “Ketersediaan air semakin menipis. Harapannya, dengan meningkatnya vegetasi bambu, debit air di Wae Wetu meningkat,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Gerakan konservasi mata air akan terus dilakukan. Sebelumnya, penanaman serupa dilakukan bersama siswa sekolah di mata air Wae Ketang, yang menghidupi sekitar 1000 jiwa. Selanjutnya, penanaman akan dilakukan di mata air wai waning, dilanjutkan ke Wae Cober sumber air bagi 300 jiwa dan mengairi sawah seluas 25 hektar.
Tepat di tanggal 14 Pebruari, dihari kasih sayang merupakan perwujudan bentuk kasih sayang kepada semua mahluk .” Manusia wajib melestarikan pemberian Tuhan dan merawatnya sebagai saudara. Perlu tindakan nyata untuk semua orang bahkan anak cucu dan alam semesta. Konservasi mata air wae Wetu menjadi tanda kasih sayang yang abadi,” pungkas RD Stephanus sawu, Pastor Paroki Narang. Kasih sayang tak sekadar kata-kata, namun tetapi harus ada tindakan nyata. (PS)
ADVERTISEMENT