Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Langkah Sederhana Cegah Korupsi
9 Januari 2025 15:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Freireanisme tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika dinyatakan lolos seleksi Kelas Pemuda & LSM Antikorupsi di Banda Aceh, saya merasa begitu beruntung. Dari 1.600 pendaftar, hanya 100 peserta yang terpilih untuk mengikuti program ini. Inisiatif yang diselenggarakan oleh KPK RI ini menawarkan kesempatan langka bagi para pemuda untuk mempelajari lebih dalam tentang korupsi dan mengasah kepekaan serta motivasi kami dalam pemberantasan korupsi di masyarakat. Program ini terasa istimewa, bukan hanya karena ketatnya seleksi, tetapi juga karena betapa pentingnya peran kami sebagai generasi muda dalam membangun masa depan yang bebas dari korupsi.
ADVERTISEMENT
Hari pertama kelas dipenuhi wawasan yang menggugah. Kami diajak memahami betapa luasnya tindak pidana korupsi, termasuk kategori seperti suap-menyuap, penggelapan, pemerasan, hingga gratifikasi. Pembicara memaparkan korupsi dari berbagai skala—dari petty corruption yang tampak sepele, hingga grand corruption yang menguras miliaran rupiah dari keuangan negara, serta political corruption yang melemahkan kepercayaan publik pada demokrasi. Kami juga diingatkan bahwa korupsi, baik kecil maupun besar, adalah praktik yang menciptakan kerusakan sistemik, mencuri hak masyarakat, dan memperdalam ketidakadilan. Bagi saya, pelajaran ini seperti membuka mata pada berbagai bentuk ketidakadilan yang kerap terlihat biasa namun berakibat besar.
Saat menyerap semua materi itu, saya mulai berpikir, apa yang bisa dilakukan oleh generasi muda di lingkungan sekolah? Rasanya, langkah-langkah kecil di sekolah pun bisa memberi dampak besar. Misalnya, memasukkan pendidikan antikorupsi ke dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan membantu siswa memahami betapa merugikannya korupsi sejak dini. Selain itu, budaya transparansi bisa diterapkan dalam kegiatan sekolah dengan melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan. Dengan belajar melalui pengalaman nyata, kami bisa memupuk prinsip kejujuran dan keadilan.
ADVERTISEMENT
Saya juga terpikir bahwa pembentukan klub antikorupsi di sekolah bisa menjadi langkah efektif. Di klub ini, kami bisa berdiskusi, merancang kampanye, atau mengadakan proyek sosial yang menanamkan nilai-nilai integritas. Bahkan, langkah-langkah sederhana seperti menanamkan budaya kejujuran dengan mendorong siswa untuk tidak menyontek akan berdampak positif pada karakter siswa secara keseluruhan. Budaya ini bisa diperkuat dengan memberikan apresiasi bagi perilaku jujur sebagai motivasi positif.
Kelas antikorupsi ini mengajarkan saya bahwa kita tidak perlu menunggu tindakan besar dari pihak berwenang untuk memberantas korupsi. Justru, perubahan bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara konsisten oleh kita sendiri. Misalnya, mengajak teman-teman berdiskusi santai tentang isu korupsi bisa menjadi cara untuk meningkatkan kesadaran kolektif. Kami juga bisa mengadakan kampanye sekolah untuk melaporkan praktik-praktik korupsi yang terlihat secara aman, dengan menggunakan media sederhana seperti poster atau video singkat.
ADVERTISEMENT
Menggunakan media sosial juga menjadi salah satu cara yang efektif. Sebagai platform yang populer di kalangan pemuda, media sosial bisa kami manfaatkan untuk menyebarkan konten edukatif tentang korupsi. Infografis atau video singkat mengenai apa itu korupsi dan bagaimana cara mencegahnya bisa menjangkau lebih banyak orang, bahkan di luar sekolah. Selain itu, kami bisa mengajak orang tua dan masyarakat untuk ikut serta melalui seminar atau workshop antikorupsi yang diadakan sekolah. Dengan melibatkan lebih banyak pihak, kita bisa membangun komitmen yang kuat dalam mencegah korupsi di berbagai lini.
Pengalaman di Kelas Pemuda & LSM Antikorupsi ini membuktikan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari tindakan kecil. Sebagai individu, saya bertekad untuk terus menjadi teladan dalam perilaku sehari-hari, menerapkan nilai-nilai kejujuran dan integritas di setiap kesempatan. Saya yakin, jika kita sebagai generasi muda terus menumbuhkan dan mempraktikkan nilai-nilai ini, kita bisa menciptakan budaya antikorupsi yang kuat. Dengan mengambil langkah kecil dan sederhana, kita turut mewujudkan masa depan yang lebih adil dan bebas dari korupsi, sekaligus menginspirasi orang di sekitar kita untuk ikut ambil bagian dalam perubahan besar ini.
ADVERTISEMENT