Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hasil Diplomasi Global Nadiem Makariem
19 September 2024 15:58 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Syawal Djamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa, mulai dari tradisi, seni, hingga kuliner. Warisan budaya ini tak hanya menjadi identitas bangsa, tetapi juga kebangaan bangsa Indonesia yang diakui di level dunia internasional.
ADVERTISEMENT
Sebagai gambaran, bangsa Indonesia memiliki setidaknya 742 bahasa/dialek, terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub suku bangsa, jumlahnya tidak kurang dari 478 suku bangsa. Tentunya kekayaan dan keanekaragaman budaya merupakan sesuatu yang memberikan keindahan bagi masyarakat Indonesia. Maka itu, setiap entitas budaya Indonesia tersebut mesti dilestarikan dan promosikan ke dunia internasional, sebelum “dicuri” untuk kemudian dijadikan sebagai bagian dari identitas bangsa lain yang dikenal oleh dunia.
Tak dimungkiri bahwa upaya melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia telah dilakukan oleh pemerintah sejak dulu, yang kemudian menemukan level puncaknya melalui berbagai inisiatif dan diplomasi global oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) sekarang di bawah kemudi Nadiem Makarim.
Kini, sebagai pegiat dan pecinta budaya, kita dapat berbangga bahwa di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim, ada lima aspek utama budaya yang sudah mendapat validasi pengakuan dunia.
ADVERTISEMENT
Pertama, Pengakuan Warisan Budaya di Tingkat Internasional. Ya, pengakuan WBTB Indonesia di kancah global, seperti pencatatan batik, angklung, dan wayang sebagai warisan dunia oleh UNESCO, merupakan buah dari diplomasi budaya yang intensif di lakukan Mendikbudristek.
Perjuangan tersebut tidak hanya meningkatkan kebanggaan nasional tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai negara yang kaya akan warisan budaya yang memiliki nilai universal. Selaras dengan itu, adanya pengakuan dari UNESCO ini menunjukkan bahwa budaya Indonesia dapat diapresiasi oleh masyarakat internasional dan memiliki peran penting dalam memperkaya peradaban dunia.
Kedua, Bahasa Indonesia di Sidang UNESCO. Adalah catatan yang sangat penting dan bersejarah dibawah kepemimpinan Nadiem, bahasa Indonesia resmi dipakai dalam sidang internasional. Ini merupakan penting lain dalam diplomasi global adalah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam sidang UNESCO. Hal ini juga mencerminkan pengakuan dunia terhadap peran Indonesia di forum internasional, sekaligus memperkuat posisi Bahasa Indonesia di antara bahasa-bahasa global.
ADVERTISEMENT
Penggunaan Bahasa Indonesia di UNESCO juga menjadi simbol penting bahwa bahasa dan budaya Indonesia tidak hanya dipertahankan di dalam negeri, tetapi juga diperkenalkan dan diakui di tingkat internasional.
Ketiga, Pencatatan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di UNESCO. Harus diakui bahwa Pemerintah Indonesia telah mencatat berbagai tradisi dan praktik budaya di UNESCO, termasuk pencak silat, noken dari Papua, dan kapal tradisional pinisi.
Pengakuan ini memberikan perlindungan hukum internasional terhadap WBTB yang terancam punah, sekaligus mengedukasi masyarakat global tentang kekayaan budaya nusantara. Keberhasilan ini merupakan bukti komitmen pemerintah dalam melestarikan kekayaan budaya untuk generasi mendatang.
Keempat, Repatriasi Benda Bersejarah. Selain melestarikan WBTB, pemerintah juga aktif dalam diplomasi budaya melalui repatriasi benda-benda bersejarah yang sebelumnya dibawa ke luar negeri selama masa kolonial. Benda-benda ini memiliki nilai historis yang tinggi dan merupakan bagian dari identitas nasional. Usaha repatriasi ini tidak hanya mengembalikan nilai-nilai budaya yang hilang, tetapi juga menegaskan kedaulatan Indonesia atas warisan sejarahnya.
ADVERTISEMENT
Kelima, Apresiasi Terhadap Sineas dan Film Indonesia. Indonesia tidak hanya dikenal melalui budaya tradisional, tetapi juga melalui karya seni modern. Sineas Indonesia, seperti yang menghasilkan film The Act of Killing dan Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, telah meraih berbagai penghargaan internasional. Apresiasi terhadap film-film ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di bidang seni kontemporer, yang merefleksikan dinamika sosial dan budaya Indonesia. Mendikbudristek berperan penting dalam mendukung industri film ini, dengan memberikan ruang untuk berkarya di ajang internasional.
Butuh Strategi Pelestarian di Masa Depan
Kini, setelah budaya Indonesia mendapat pengakuan dunia Internasional, tanggung jawab selanjutnya yang perlu kita usahakan adalah pelestarian ragam budaya tersebut. Tentunya melestarikan warisan budaya Indonesia memerlukan upaya bersama dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, komunitas budaya, industri pariwisata, dan media massa.
ADVERTISEMENT
Pemerintah perlu terus mendorong partisipasi masyarakat melalui program-program seperti lomba budaya dan festival, yang dapat menumbuhkan kecintaan terhadap warisan budaya.
Disamping itu, kaum akademisi perlu dimotivasi dan disupport agar dapat berperan penting dalam melakukan penelitian, diskusi, dan seminar untuk memperdalam pemahaman tentang budaya lokal.
Dan yang tak kalah penting adalah Industri pariwisata, ini juga bisa menjadi alat efektif dalam mempromosikan warisan budaya kepada wisatawan, sementara media massa dapat membantu mempopulerkannya.
Saya yakin, dengan keterlibatan semua pihak, warisan budaya tak benda Indonesia tidak hanya dapat dilestarikan, tetapi juga terus berkembang dan relevan dalam menghadapi tantangan globalisasi.
Akhirnya, kita mesti mengakui bahwa diplomasi global yang dilakukan di bawah Nadiem Makarim telah berhasil memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang kaya akan warisan budaya, baik yang bersifat tangible maupun intangible.
ADVERTISEMENT
Pengakuan internasional melalui UNESCO, penggunaan Bahasa Indonesia di forum internasional, dan repatriasi benda bersejarah, semuanya menjadi bukti keberhasilan diplomasi budaya Indonesia. Dengan terus melibatkan berbagai pihak dalam pelestarian dan pengembangan WBTB, Indonesia siap menghadapi masa depan sambil tetap berakar kuat pada kekayaan tradisi budayanya.