Konten dari Pengguna

Menciptakan Iklim Keberagaman

Muhammad Syawal Djamil
Alumni Program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) Leimena Institute, Mengajar Mapel Global Perspektif di Sekolah Sukma Bangsa Aceh
13 Juli 2024 15:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Syawal Djamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Parade Keberagaman. Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Parade Keberagaman. Sumber: Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
TAK dapat dimungkiri jika keberagaman merupakan hal indah yang diberikan oleh sang Khaliq untuk Indonesia. Keindahan ini menjadikan Indonesia lebih kaya dan unik di bidang sosial dan kulturalnya. Namun demikian, di balik keindahan tersebut, keragaman juga menghadirkan berbagai tantangan, seperti rasisme, diskriminasi, intoleran dan semacamnya.
ADVERTISEMENT
Sekolah, sebagai salah satu pranata sosial juga menghadapi realitas demikian — adanya “anugerah” dan ancaman “musibah” dari keberagaman. Beragam masalah akibat keberagaman di sekolah muncul dari berbagai faktor, seperti kurangnya pemahaman tentang perbedaan, prasangka, dan stereotip negatif.
Dalam satu momentum acara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim terus menyuarakan komitmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menghapus ”tiga dosa besar” di dunia pendidikan. Ketiga hal tersebut meliputi antara lain intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual.
Adapun komitmen ini terwujud salah satunya melalui pembentukan Pusat Penguatan Karakter (Puspeka). Puspeka menjadi satuan kerja di dalam kementerian yang bertugas mengedukasi publik tentang isu kekerasan di lingkungan pendidikan serta memperkuat karakter dengan tujuan mewujudkan Pelajar Pancasila.
ADVERTISEMENT
Salah satu bentuk atau cara dalam menghapus dosa besar di dunia pendidikan —dan untuk merawat hal indah dari keberagaman, adalah dengan membangun iklim keberagaman. Ya, membangun iklim keberagaman di sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis.
Keberagaman di sekolah tidak hanya mencakup perbedaan dalam hal suku, agama, ras, dan budaya, tetapi juga dalam hal kemampuan, minat, dan bakat. Dengan memperkuat iklim keberagaman di sekolah, kita dapat menciptakan ruang di mana setiap individu merasa diterima, dihargai, dan didukung dalam proses pembelajaran.
Lantas, bagaimanakah sekolah menghadirkan iklim keberagaman?
Hakikatnya, menciptakan iklim keberagaman di lingkungan sekolah bukanlah halangan atau tantangan besar, melainkan kesempatan untuk menciptakan pendidikan yang lebih berkualitas dan inklusif.
ADVERTISEMENT

Caranya

Pertama, mengadakan kegiatan dialog antar siswa dari berbagai latar belakang untuk membangun pemahaman dan empati adalah sebuah keniscayaan di tengah keberagaman. Melalui dialog, nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan menghargai perbedaan dapat diketam secara halus pada diri individu siswa.
Pun dalam dialog, ruang untuk berkomparasi dan berkolaborasi dengan golongan atau kelompok yang berbeda latar belakang menjadi lebih terbuka. Sehingga streotype dan prasangka yang tidak berdasar akan hilang mengikuti “seleksi alam” dari proses dialog.
Melalui proses dialog juga, para pemangku kepentingan di sekolah dapat memberikan edukasi tentang dampak negatif diskriminasi dan bullying serta membangun budaya anti-kekerasan di sekolah.
Kedua, meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola keberagaman. Nah, guru sebagai individu yang bersentuhan langsung dan saban hari, tentunya harus dibekali kompetensi dalam mengelola keberagaman. Pelatihan-pelatihan kepada guru tentang strategi pembelajaran yang inklusif, cara menangani konflik antar siswa, dan membangun komunikasi yang efektif dengan siswa dari berbagai latar belakang harus diupayakan secara menyeluruh dan membumi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, komunitas belajar bagi guru untuk saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam menangani keberagaman di kelas juga perlu dibentuk, supaya sel-sel baik dari pengelolaan keberagaman dari dan antarsesama guru yang berbeda dapat ditularkan untuk sesamanya.

Manfaat

Salah satu manfaat utama dari membangun iklim keberagaman di sekolah adalah menciptakan kesadaran akan keberagaman yang ada di sekitar kita. Melalui interaksi dengan teman-teman yang memiliki latar belakang yang berbeda, siswa dapat belajar untuk menghargai perbedaan, memahami perspektif orang lain, dan membangun toleransi. Hal ini akan membantu menciptakan generasi yang lebih terbuka, inklusif, dan menghormati keberagaman.
Selain itu, iklim keberagaman di sekolah juga dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi. Dengan adanya beragam ide, pandangan, dan pengalaman dari setiap individu, siswa akan lebih terdorong untuk berpikir out of the box, mencari solusi yang inovatif, dan mengembangkan kemampuan kolaboratif. Hal ini akan membantu siswa untuk siap menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk membangun iklim keberagaman di sekolah, diperlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak terkait, termasuk guru, siswa, orang tua, dan juga pihak sekolah.
Guru dapat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, dengan mendorong dialog terbuka, menghargai perbedaan, dan menciptakan kegiatan yang memperkuat ikatan antar siswa. Orang tua juga dapat mendukung dengan memberikan contoh positif tentang nilai-nilai keberagaman di rumah.
Dengan membangun iklim keberagaman di sekolah, kita tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa, tetapi juga membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus mendukung dan memperkuat nilai-nilai keberagaman di sekolah demi masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT