Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menuju Pendidikan Nasional yang Paripurna
6 September 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Syawal Djamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kualitas pendidikan yang baik sangat bergantung pada kompetensi dan kesejahteraan guru. Guru yang kompeten tidak hanya mampu mengajar dengan baik, tetapi juga dapat menumbuhkan semangat belajar dan membentuk karakter siswa.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, isu mengenai kualitas dan kesejahteraan guru sering menjadi topik utama dalam diskusi kebijakan pendidikan. Hal ini sangat wajar memang, mengingat bahwa masa depan pendidikan kita berada di tangan mereka;guru. Maka itu, kesejahteraan dan kualitas guru merupakan dimensi pertama dan utama dalam mewujudkan pendidikan nasional yang paripurna.
Peningkatan kualitas pendidikan sudah mulai dilakukan dengan baik oleh pemerintah seperti dengan menambah sarana dan prasarana di lingkungan pendidikan. Namun demikian, peningkatan kualitas pendidikan tidak akan berhasil tanpa adanya perhatian terhadap kesejahteraan guru. Seorang guru yang sejahtera akan lebih fokus dan termotivasi dalam menjalankan tugasnya kesehariannya sebagai pendidik dan pembimbing generasi bangsa.
Tahun 2019 menjadi momentum dimana dunia pendidikan Indonesia bergerak menuju perubahan dan pembaruan, khususnya dalam konsep pendidikan dan pengajaran. Dari sebelumnya kaku menjadi lebih fleksibel. Hal ini terjadi berkat tangan dingin Jokowi dalam memilih menteri untuk mengurusi dunia pendidikan Indonesia, yakni Nadiem Makariem.
ADVERTISEMENT
Di awal pelantikannya, memang, banyak pihak yang tak menyangka Nadiem Makarim akan menjadi Mendikbud. Pasalnya, Nadiem dinilai tak memiliki latar belakang di sektor pendidikan. Namun, Jokowi memiliki pandangan tersendiri dan menilai latar belakang Nadiem yang mendirikan perusahaan rintisan berbasis teknologi seperti Gojek justru menjadi modal yang cocok untuk pembangunan pendidikan Indonesia. Ia meyakini sosok Nadiem bisa menggunakan keahliannya di bidang teknologi untuk menerapkan standar pendidikan yang sama bagi 300 ribu sekolah dengan 50 juta pelajar yang tersebar di seluruh Indonesia. (Kompas.com, 24/10/1019.)
Benar saja, hanya dalam beberapa tahun terakhir, kita bisa menyaksikan dunia pendidikan Indonesia telah mengalami perubahan signifikan yang memberikan dampak besar terhadap kualitas dan kesejahteraan guru. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim Juga membuktikan jika pendidikan Indonesia kini menjadi lebih terbuka, tidak kaku, relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan global.
ADVERTISEMENT
Warisan Mendikbudristek
Salah satu langkah monumental adalah pengangkatan lebih dari 700 ribu lebih guru honorer menjadi ASN PPPK. Setelah bertahun-tahun tidak ada pengangkatan guru (viva.co.id). Kebijakan ini menjadi angin segar bagi para guru honorer. Dan kini, mereka tidak hanya mendapatkan kepastian karier, tetapi juga kesejahteraan yang lebih baik.
Tak berhenti disitu, langkah Mas Nadiem —sapaan akrabnya— dalam menumbuhkan semangat dan dedikasi yang lebih besar dari para guru untuk mendidik generasi penerus bangsa juga terlihat dari sektor lainnya, yakni peningkatan kompetensi guru melalui Program Guru Penggerak (PGP).
Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru, (sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id). Disini terlihat bahwa PGP tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas pengajaran, namun juga membekali para guru dengan kemampuan kepemimpinan sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah masing-masing.
ADVERTISEMENT
PGP menjadi salah satu terobosan yang mencatatkan sejarah dan hasil luar biasa. Dalam empat tahun terakhir, lebih dari 90 ribu guru telah berhasil menjadi Guru Penggerak, dengan lebih dari 75 ribu lainnya menjadi Calon Guru Penggerak. Dampak dari PGP juga terasa pada struktur kepemimpinan di sekolah. Lebih dari 12 ribu Guru Penggerak telah diangkat menjadi Kepala Sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa program ini tidak hanya meningkatkan kompetensi individu, tetapi juga memberikan peluang karier yang lebih luas.
PGP telah berhasil membuat lompatan besar dalam peningkatan kompetensi guru secara massif, menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih dinamis dan adaptif terhadap perubahan zaman. Saat ini, PGP telah memasuki angkatan ke-11 dengan jumlah peserta sebanyak 32.279 guru. Para guru tersebut akan mengikuti pendidikan selama 6 bulan mulai 13 Juni 2024 hingga 23 Desember 2024.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Ristek Nunuk Suryani menyebutkan, bahwa program PGP memberikan lompatan besar dalam peningkatan kompetensi guru secara masif, menjadikan mereka agen perubahan di sekolah masing-masing. Ia menambahkan, lebih dari 12 ribu guru penggerak telah diangkat menjadi kepala sekolah, (antaranews.com)
Selain itu, Mas Nadiem juga menghadirkan program peningkatan kompetensi guru yang didorong melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). PMM memberikan ruang bagi guru untuk terus belajar dan berkembang tanpa harus menunggu antrian bertahun-tahun. Melalui platform ini, guru dapat mengakses berbagai sumber daya dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan mereka, yang pada akhirnya juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan mereka.
Berbagai langkah yang telah diambil oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru di Indonesia. Dengan adanya program-program tersebut, kita berharap para guru tidak hanya lebih sejahtera, tetapi juga lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan pendidikan di masa depan.
ADVERTISEMENT