Konten dari Pengguna

Menyiapkan Mental dan Emosi Siswa di Tahun Ajaran Baru

Muhammad Syawal Djamil
Alumni Program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) Leimena Institute, Mengajar Mapel Global Perspektif di Sekolah Sukma Bangsa Aceh
10 Juli 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Syawal Djamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siswa sedang melakukan kegiatan literasi bersama. Sumber: Dokumen Pribadi Penulis
TAHUN ajaran baru selalu menjadi momen penting dalam kehidupan siswa. Ini adalah saat di mana mereka menghadapi perubahan, tantangan, dan peluang baru. Namun demikian, bagi banyak siswa, masa transisi ini dapat menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian. Banyak siswa merasa cemas atau takut menghadapi lingkungan baru, teman baru, dan guru baru serta hal-hal lainnya yang serba baru bagi mereka. Selain itu, beberapa siswa juga mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan teman sebaya, terutama bagi siswa yang introvert atau baru pindah sekolah. Oleh karena itu, hal yang sangat penting bagi guru, orang tua, dan lingkungan sekolah adalah membangun bekerja sama dalam usaha menyiapkan mental dan emosi siswa agar mereka dapat memulai tahun ajaran baru dengan positif dan percaya diri.
ADVERTISEMENT
Sejatinya ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyikapi hal tersebut. Namun demikian, beberapa langkah efektif yang kiranya dapat diimplementasikan oleh sekolah-sekolah atau satuan pendidikan dimanapun itu untuk menyiapkan mental dan emosi siswa yang kuat dan sehat. Pertama, sekolah harus menciptakan suasana yang ramah dan inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan diterima. Dalam hal ini, guru dapat memainkan peran kuncinya dengan menyambut siswa dengan senyum dan sikap positif, serta memberikan waktu untuk berkenalan dan saling mengenal di awal tahun ajaran. Melibatkan siswa dalam kegiatan ice-breaking dan permainan kelompok dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan terbuka terhadap teman-teman baru.
Kedua, menyediakan dukungan emosional dengan cara membuka ruang sesi curhat bagi siswa. Dukungan emosional adalah aspek penting dalam membantu siswa mengatasi kecemasan dan stres. Guru dan konselor sekolah harus siap mendengarkan keluhan dan kekhawatiran siswa. Membuka ruang konseling dan sesi curhat dapat menjadi tempat yang aman bagi siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka. Selain itu, mengajarkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat membantu siswa mengelola stres dan kecemasan mereka.
ADVERTISEMENT
Ketiga, mengatur harapan yang realistis bagi siswa. Nah, terkadang ekspektasi yang tinggi dari orang tua dan guru dapat menambah tekanan pada siswa. Penting untuk mengatur harapan yang realistis dan memberikan dorongan yang membangun. Guru harus mengenali bahwa setiap siswa memiliki kecepatan belajar dan kemampuan yang berbeda. Memberikan umpan balik yang konstruktif dan memotivasi siswa untuk fokus pada perkembangan pribadi mereka daripada membandingkan diri dengan orang lain dapat membantu mereka merasa lebih percaya diri.
Keempat, mengajarkan keterampilan sosial agar dapat membangun hubungan yang positif. Keterampilan sosial dan emosional adalah kunci untuk keberhasilan siswa dalam menghadapi tantangan di sekolah. Mengajarkan keterampilan seperti empati, kerja sama, dan komunikasi efektif dapat membantu siswa membangun hubungan yang positif dengan teman sekelas dan guru. Selain itu, keterampilan ini juga penting dalam mengatasi konflik dan mengelola emosi.
ADVERTISEMENT
Kelima, membangun jembatan komunikasi dengan orang tua siswa. Orang tua memainkan peran penting dalam menyiapkan mental dan emosi anak-anak mereka untuk tahun ajaran baru. Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan sekolah dapat memastikan bahwa kebutuhan siswa terpenuhi dengan baik. Mengadakan pertemuan orang tua dan guru di awal tahun ajaran untuk mendiskusikan tujuan dan harapan dapat membantu orang tua memahami peran mereka dalam mendukung anak-anak mereka. Selain itu, orang tua juga perlu memberikan dukungan emosional di rumah, dengan mendengarkan dan memberikan dorongan positif kepada anak-anak mereka.
Terakhir, yang keenam, membuat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ya, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat dalam membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. MPLS memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengenal lingkungan fisik sekolah, seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas lainnya. Selain itu, kegiatan ini juga memperkenalkan siswa kepada tata tertib sekolah, nilai-nilai, dan budaya sekolah yang harus mereka pahami dan patuhi.
ADVERTISEMENT
MPLS juga merupakan momen penting untuk membangun ikatan sosial antara siswa baru dengan teman sekelas dan guru. Melalui berbagai aktivitas kelompok, permainan, dan diskusi, siswa dapat saling mengenal, berkolaborasi, dan membangun rasa kebersamaan. Hal ini sangat penting untuk mengurangi rasa cemas dan terisolasi yang sering dirasakan siswa baru.
Selain itu, MPLS dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional. Melalui kegiatan seperti role-playing, diskusi kelompok, dan proyek kolaboratif, siswa belajar untuk berkomunikasi secara efektif, bekerja sama, dan mengelola konflik. Ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk keberhasilan akademik dan sosial mereka di sekolah.
Patut kita ketahui bersama, bahwa menyiapkan mental dan emosi siswa untuk tahun ajaran baru memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, menyediakan dukungan emosional, mengatur harapan yang realistis, mengajarkan keterampilan sosial dan emosional, melibatkan orang tua, serta mendorong kemandirian dan tanggung jawab, kita dapat membantu siswa memulai tahun ajaran baru dengan percaya diri dan semangat yang positif. Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) juga memainkan peran penting dalam proses adaptasi ini, membantu siswa merasa lebih nyaman dan siap menghadapi tantangan baru. Melalui upaya bersama ini, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan dalam perjalanan akademik mereka.
ADVERTISEMENT