Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Terbaik! Memperingati Kemerdekaan di Perbatasan Indonesia
20 Agustus 2018 18:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Muhammad Taufan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Foto: UPT Sesdilu, Kemenlu)
Rasanya tidak berlebihan jika peringatan hari kemerdekaan Indonesia di Kabupaten Belu silam menjadi salah satu momen 17an yang paling berkesan yang pernah saya ikuti.
ADVERTISEMENT
Mulai menjadi saksi langsung keberanian Joni memanjat tiang bendera, ikut menghadiri renungan suci di Taman Makam Pahlawan (TMP) Seroja, serta turut bergembira dalam acara pesta rakyat di daerah perbatasan. Semua kisah terebut akan menjadi pengalaman yang akan selalu saya ingat dalam hidup saya.
Ya, Siapa tak kenal Joni? Lelaki yang akan beranjak remaja itu kini sedang viral dibicarakan karena aksi patriotiknya memanjat tiang setinggi 23 meter demi sang saka tetap berkibar saat upacara bendera 17 Agustus silam.
Kisahnya semakin mengundang decak kagum karena pada saat menaiki tiang tersebut, ternyata Joni sedang menahan sakit perutnya yang sudah dirasakannya sejak pagi. Ia tak sungkan langsung berlari ke arena upacara dari ruang kesehatan setelah mendengar wakil Bupati mencari seseorang yang bersedia memperbaiki tali pengait yang menyangkut di atas tiang bendera. Sungguh sikap yang sangat luar biasa bagi anak berusia 14 Tahun, bukan?
(Foto: peserta Diklat Sesdilu, Kemenlu)
ADVERTISEMENT
Bisa dikatakan, Joni adalah satu potret anak-anak perbatasan Indonesia. Bersyukur kami, peserta Diklat Sesdilu Kementerian Luar Negri, yang saat itu mendapatkan kesempatan selama sekitar 6 hari di Atambua dalam rangka untuk berbagi ilmu dan pengalaman terhadap para pelajar, dari tingkat Sekolah Dasar hingga Universitas.
Dan sungguh tidak berlebihan rasanya bila pada akhirnya, kami lah yang banyak belajar dari keberanian dan sikap tidak mudah menyerah anak-anak Atambua.
Rangkaian Peringatan Kemerdekaan
Momen peringatan hari kemerdekaan di Belu dimulai sejak Kamis 16 Agustus 2018 di TMP Seroja. Kegiatan ini diadakan untuk memperingati para pahlawan kemerdekaan yang telah berjasa bagi bangsa dan negara.
Dalam upacara tersebut perwakilan petugas khusus menyalakan obor dilanjutkan dengan doa yang dipimpin petugas mewakili Kantor Agama Belu.
(Foto: Dian Ratri)
ADVERTISEMENT
Setelah upacara bendera yang sangat patriotik selesai, acara pesta rakyat pun digelar. Seperti kebanyakan pesta rakyat di daerah lain di Indonesia, pesta rakyat di Belu juga diisi dengan beraneka lomba rakyat tradisional, seperti balap karung, tarik tambang, joged dangdut hingga balap bakiak. Kami pun turut serta mengikuti lomba dengan berbaur bersama warga.
Lucunya, semua lomba dijuarai oleh para anak-anak sekolah (SD-SMP). Entah karena anak-anak lebih cepat dan lihai dalam melompat, seperti dalam lomba balap karung, maupun lebih kecil badannya, seperti dalam balap bakiak, semua dimenangi oleh anak-anak Belu. Namun yang pasti, semua pihak sangat menikmati pesta rakyat ini.
Demikianlah peringatan kemerdekaan di salah satu perbatasan Indonesia. Meski dihadapkan dengan berbagai keterbatasan, namun wajah-wajah yang tampak adalah wajah penuh tawa dan penuh semangat. Dan wajah-wajah tersebut telah menjadikan momen peringatan kemerdekaan tahun ini sangat penuh makna bagi saya.
ADVERTISEMENT
---