Konten dari Pengguna

Revolusi Hijau di Rumah: Dari Sampah ke Manfaat Melalui Kreasi Eco Enzym

Muhammad Tsaqif Fawwaz
Mahasiswa ITERA
3 Februari 2025 20:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Tsaqif Fawwaz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Revolusi Hijau di Rumah: Dari Sampah ke Manfaat Melalui Kreasi Eco Enzym Sebagai Inovasi Sederhana untuk Masa Depan Bersih oleh Mahasiswa KKN-PPM ITERA Kelompok 303 di Desa Belambangan

ADVERTISEMENT
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) di Desa Belambangan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, melaksanakan program kerja pemanfaatan limbah organik rumah tangga yang dapat dijadikan pupuk cair serta dapat dijual sehingga menjadikan nilai ekonomis bagi warga Desa Belambangan. Kelompok yang beranggotakan 8 orang ini diketuai oleh M. Tsaqif Fawwaz dan 7 anggota yakni, Rosy Reuni Nainggolan, Kaerani Tri Lestari, Dian Fernando Munthe, Joan Michelle, Dewi Salsabila Fitri, Grace Kasih Utami, dan Shafa Salsabila melaksanakan pemaparan program kerja pada hari Senin, 13 Januari 2024 kepada aparat desa. Kepala Desa Belambangan, A. Rahmat S.IP. mengatakan "Harapan saya, mahasiswa KKN ini membawa inovasi, daripada membangun infrastruktur yang membutuhkan biaya, lebih baik membuat seperti ini (eco enzyme) yang mudah dan bermanfaat untuk warga desa". Program kerja ini juga disambut baik oleh Dosen Pembimbing Lapangan KKN-PPM ITERA kelompok 303 yakni, bapak Reyhan Puji Putranto, S.Si., M.Sc.
Kepala Desa Belambangan Praktek Membuat Eco Enzyme
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Desa Belambangan Praktek Membuat Eco Enzyme
Inovasi limbah organik menjadi eco enzyme dirancang agar dapat mengurangi limbah pangan dan meningkatkan nilai guna yang dapat diproduksi sebagai produk yang memiliki nilai jual. Pembuatan eco enzyme dari limbah organik sisa sampah rumah tangga menggunakan bahan-bahan seperti sisa sayur dan buah-buahan yang berbahan lunak, gula merah, dan air dengan perbandingan 3:1:10. Cara pembuatannya yaitu menyiapkan botol air mineral bekas ukuran 1,5 liter, air, gula merah, dan limbah organik. Pertama, potong-potong limbah organik menjadi bagian kecil, kemudian isi botol bekas dengan air dengan perbandingan 10 lalu dimasukkan gula merah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1 dan kocok botol untuk melarutkan gula merah, setelah gula merah larut masukkan limbah organik dengan perbandingan 3 yang telah dipotong-potong menjadi bagian kecil. Lalu eco enzyme disimpan selama 3 bulan sebelum dapat digunakan. Selama masa penyimpanan eco enzyme harus selalu diperiksa dan sesekali dibuka tutup botolnya untuk mengeluarkan tekanan gas yang dapat menimbulkan ledakan. Antusiasme warga dalam mengikuti workshop yang diadakan di Balai Kemasyarakatan Belambangan menunjukkan bahwa program ini memiliki dampak positif. Masyarakat berpartisipasi langsung dalam pembuatan eco enzyme yang nantinya akan digunakan secara mandiri di rumah masing-masing. Eco enzyme yang dihasilkan juga akan dimanfaatkan untuk merawat tanaman obat keluarga (TOGA) di desa. Dengan adanya program ini, diharapkan warga Desa Belambangan dapat terus mengembangkan inovasi berbasis lingkungan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Warga Desa Belambangan antusias dalam pembuatan eco enzyme
Program pemanfaatan limbah organik menjadi eco enzyme yang dijalankan oleh mahasiswa KKN ITERA ini tidak hanya memberikan solusi dalam mengurangi limbah rumah tangga, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga Desa Belambangan. Dengan adanya workshop dan pendampingan dalam proses pembuatannya, diharapkan masyarakat dapat terus mengembangkan dan memanfaatkan eco enzyme secara mandiri. Selain berdampak positif terhadap lingkungan, inovasi ini juga berpotensi meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan.
Foto bersama peserta workshop pemanfaatan limbah menjadi eco enzyme

ADVERTISEMENT