Selamat hari lahir bung Pram

Muhammad Yusuf
Jangan ikuti saya, saya bukan petunjuk
Konten dari Pengguna
8 Februari 2018 23:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Yusuf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
siapa yang tak mengenal Pramoedya Ananta Toer? atau sebaiknya pertanyaan ini dibalik, Siapa yang mengenal Pramoedya Ananta Toer?
ADVERTISEMENT
sosok Pram sendiri baru saja saya kenal pemikirannya di semester 7 bangku perkuliahan, agak terlambat memang bagi saya yang senang membaca buku, tapi semenjak itu saya menjadi begitu dekat dengan pram seperti ada pertautan batin antara saya dan pram, membaca tulisan-tulisan pram adalah membaca frame besar indonesia dalam konteks kekinian, walaupun pram sendiri menulis dalam kilas sejarah yang cukup jauh, tapi sebenarnya pram sedang menceritakan masa depan dengan contoh masa lalu.
pram mampu membaca keindonesiaan kita, apa yang ditulis pram puluhan tahun yang lalu masih relevan bahkan erat kaitannya dengan kita dewasa ini, Pram mampu begitu dengan bijak membaca bahwa yang menjadi titik sentral permasalahan bangsa ini bukanlah pada ketidakberadaan sumberdaya Alamnya, tapi ketidakmampuan manusia-manusia Indonesia dalam menyeimbangi keberdayaan alam tadi.
ADVERTISEMENT
ketidakmampuan inilah yang dikemudian hari melahirkan ironi-ironi dan hingga saat ini masih terus didengungkan, pram dengan segala keterbatasannya pada era itu mampu menulis begitu piawai dalam hal menggambarkan negeri ini dan seluruh rakyatnya yang diwakili lewat penokohan-penokohan dalam setiap karyanya, bahkan sulit untuk ditampik Pram sudah menjadi Kiblat tersendiri dalam dunia kesusateraan Indonesia.
salah satu hal dari sekian banyak hal yang saya kagumi dari Pram adalah kemampuannya dalam menggabungkan fiksi dan non fiksi dalam satu cerita, hingga kita mampu melihat sejarah indonesia lebih hidup dalam sistem penokohan yang digunakan pram, Sejarah bukanlah benda mati yang tidak berbicara mengenai masa depan, di ujung pena pram sejarah menjadi lakon yang menyampaikan langsung tentang peristiwa masa lalu sebagai kausalitas terjadinya masa kini.
ADVERTISEMENT
Pram pernah mengatakan "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." sejatinya Pram tak pernah mati, ide-idenya akan terus bergerilya.
selamat hari lahir Bung Pram, Guru bangsa.