Konten dari Pengguna

Pendekar-Pendekar Nusantara

Muhammad Yusup Khan
Saya Mahasiswa dari Universitas Pamulang yang sedang menjalankan Program Studi S1 Sastra Indonesia.
28 Juli 2023 18:46 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Yusup Khan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh alexandre saraiva carniato: https://www.pexels.com/id-id/foto/2-pria-menampilkan-capoeira-di-rumput-2049755/ Ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh alexandre saraiva carniato: https://www.pexels.com/id-id/foto/2-pria-menampilkan-capoeira-di-rumput-2049755/ Ilustrasi
ADVERTISEMENT
Pada setiap daerah memiliki suatu kebudayaan yang diciptakan oleh masyarakat daerah itu sendiri. Karena kebudayaan tidak dapat terlepas dari aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat dalam menjalankan kehidupan. Salah satu kebudayaan yang ada pada suatu daerah yaitu adalah cerita yang melekat dan menjadi legenda di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Budaya dan manusia memiliki ikatan yang tidak mungkin putus dalam kehidupan ini. Makhluk paling ideal ciptaan Tuhan, manusia, membentuk budayanya sendiri dan mewariskannya dari generasi ke generasi (Mahdayeni et al., 2019). Namun karena adanya perkembangan zaman pergerakan kebudayaan cukup sulit untuk dipertahankan. Maka dari itu pergerakan dari kebudayaan harus mengikuti perkembangan zaman dan butuh adanya kestabilan.
Dengan itu butuh upaya-upaya atau cara yang lebih moderen lagi dalam menyampaikan suatu kebudayaan yang sudah ada. Kebudayaan yang sudah ada wajib untuk kita jaga dan kita lestarikan, agar kebudayaan tersebut bisa seimbang atau setara dengan kebudayaan yang baru. Maka peran dari generasi muda lah yang harus melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak termakan oleh zaman.
ADVERTISEMENT
Pada suatu daerah pasti memiliki cerita mengenai pahlawan di daerahnya atau yang sering dikenal sebagai pendekar pada masa jaman dulu. Pendekar dikenal sebagai orang yang memiliki kemampuan seni bela diri yang mumpuni dan biasanya kemampuan ini di pergunakan untuk membela suatu kebenaran, membela orang lemah atau menegakkan keadilan.
Setiap daerah pasti memiliki pendekarnya masing-masing pada zamannya, contoh di Jakarta ada pendekar dengan julukan si Pitung dan juga ada pendekar dengan julukan Nyimas Gampara dari Banten. Begitupun dengan Tangerang, Tangerang juga memiliki Pendekar yang di kenal dengan julukan Pendekar Cisadane. Pendekar Cisadane memang benar adanya. Pendekar Cisadane bukanlah tokoh rekaan. Ia nyata, hidup pada jaman sebelum kemerdekaan.
Sama seperti Si Pitung dari Jakarta, Pendekar Cisadane adalah orang yang menggunakan kesaktiannya untuk melawan penjajahan Belanda (Update, 2021). Pendekar Cisadane hidup pada zaman dimana indonesia jauh dari kata merdeka, seperti pendekar lainnya Pendekar Cisadane juga ikut melawan para penjajah dengan menggunakan kesaktian nya. Warga Tangerang mengenal pendekar di daerahnya dengan julukan Pendekar Cisadane. Di setiap daerah pasti memiliki cerita mengenai pendekarnya masing-masing dengan berbagai ragam cerita. Cerita seperti ini lah yang menjadi salah satu kebudayaan yang ada pada setiap daerah dan bisa menjadi ciri kas dari daerah itu sendiri.
Photo by RDNE Stock project: https://www.pexels.com/photo/a-man-wearing-white-and-black-hachimaki-7045479/ Ilustrasi
Pendekar Cisadane dikenal oleh masyarakat Tangerang bernama Surya. Surya mendapatkan julukan tersebut dikarenakan ia sering kali membantu warga dalam menegakkan keadilan dan juga membantu orang yang lemah dalam ketertindasan. Beredar cerita bahwa dulu ada penguasa sungai cisadane yang berwujud siluman buaya yang sering kali mengganggu warga sekitar. Bukan hanya sekedar mengganggu, namun siluman buaya tersebut tidak segan-segan untuk menghilangkan orang yang diganggunya kalo orang tersebut sedang lengah.
ADVERTISEMENT
Dari cerita yang beredar ada yang beranggapan bahwa Surya merupakan orang yang melawan ratu siluman buaya dan membuat kawanan buaya-buaya tersebut pergi meninggalkan sungai cisadane. Mulai dari situlah Surya dikenal sebagai pendekar pada masa itu dan untuk mengenang akan jasanya, Surya juga dijuluki sebagai Pendekar Cisadane. Surya merupakan sosok nyata yang hidup di zaman penjajahan. Dikutip dari Kumparan.com “Pendekar Cisadane itu benar-benar ada. Namanya Surya. Dia lahir sekitar tahun 1930-an di Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri (dulu Kecamatan Mauk, red), Kabupaten Tangerang. Tapi sekali lagi banyak orang yang belum tahu Pendekar Cisadane itu.” (Update, 2021).
Namun walau kisahnya sudah banyak diketahui oleh masyarakat Tangerang, masih cukup banyak juga yang belum mengetahui bagaimana kisah dari julukan Pendekar Cisadane itu berasal. Khususnya untuk generasi-generasi muda saat ini. Julukan diberikan kepada seseorang yang memiliki keistimewaan dalam kehidupan. Surya dijuluki sebagai Pendekar Cisadane karena ia menjadi seorang yang istimewa bagi masyarakat Tangerang. Karna jasanya lah yang bernai dan tangguh dalam menindas kejahatan yang ada di Tangerang.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya perkembangan zaman, kini kisah dari Pendekar Cisadane hanya menjadi cerita saja untuk generasi sekarang. Kisanya cukup dikenal oleh banyak masyarakat Tangerang dan sungai cisadane lah yang menjadi saksi bisu adanya kisah Pendekar Cisadane. Tidak ada yang tau pasti dimana Pendekar Cisadane atau Surya dimakamkan. Walaupun sosok Pendekar Cisadane sudah tiada dan hanya menjadi cerita saja tetapi julukan Pendekar Cisadane tidaklah hilang dimakan oleh zaman.
Sekarang julukan tersebut diberikan atau digunakan kepada klub sepak bola yang ada di Kota Tangerang, yaitu Persita Tangerang. Persita Tangerang merupakan klub kebanggaan yang dimiliki oleh masyarakat Tangerang. Persita Tangerang mendapat julukan sebagai Pendekar Cisadane dikarenakan kehebatan para pemain dalam menguasai permainan dan dengan gagah menjebol gawang lawan seperti sosok Pendekar Cisadane yang dengan gagah melawan ratu siluman buaya.
ADVERTISEMENT
“Seiring berjalannya waktu, sebutan Pendekar Cisadane menjadi julukan klub sepakbola kebanggaan warga Tangerang. Julukan ini diberikan kepada Persita Tangerang karena melihat aksi hebat dari para pemain yang dengan begitu perkasa menjebol gawang lawan seperti sosok Pendekar Cisadane yang dengan gagah perkasa melawan Ratu Siluman Buaya.” (Yulianto, 2023). Akan tetapi, kini julukan yang sudah menempel pada Persita sejak dulu sudah mulai surut termakan oleh julukan baru yang diberikan oleh para penggemar Persita Tangerang.
Kini Persita lebih dikenal atau lebih sering disebut sebagai Laskar La Viola. Julukan tersebut diberikan lantaran jersey yang digunakan oleh Persita berwarna ungu dan juga yang menjadi ciri khas dai Persita Tangerang. Walau adanya perkembangan zaman, suatu kebudayaan yang sudah dibentuk tidak lah boleh dihilangkan. Kebudayaan yang sudah ada sejak lama baiknya kita jaga dan kita lestarikan dengan mengikuti perkembangan zaman agar kebudayaan tersebut tidak akan hilang. Turun-temurunkan kebudayaan yang sudah ada sejak dulu kepada generasi yang baru atau generasi yang lebih muda, agar kebudayaan yang ada bisa terus terjaga dan tidak akan pernah hilang.
Photo by Snapwire: https://www.pexels.com/photo/2-people-doing-karate-during-sunset-62376/ Ilustrasi
Kebudayaan dapat menjadi ciri khas dan menjadi cerita pada daerah dimana kebudayaan itu terbentuk. Agar kebudayaan yang sudah terbentuk tidak hilang begitu saja termakan oleh zaman, kita sebagai generasi muda wajib untuk melestarikan dan juga mengenalkan kebudayaan yang ada kepada generasi-generasi baru agar kebudayaan tersebut bisa dikenal lebih luas lagi dan kedudukannya dapat sejajar dengan kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Indonesia sendiri memiliki kebudayaan yang sangat berlimpah, mulai dari Sabang hingga Merauke. Kebudayaan yang dimiliki bukan hanya bersumber pada alam saja tetapi juga ada dari cerita-cerita yang berkembang pada masyarakat. Dengan kekayaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan penduduk yang terdiri dari berbagai ras dan etnis, Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman budaya (Mahdayeni et al., 2019).
Akan tetapi walau Indonesia memiliki kekayaan kebudayaan yang berlimpah, semua itu akan bisa saja hilang termakan oleh zaman begitu saja kalo kita tidak dapat mempertahankan kebudayaan tersebut. Maka dari itu kita harus dapat melestarikan kebudayaan yang sudah terbentuk dan lebih mendekatkan kebudayaan tersebut kepada masyarakat agar dapat berjalan berdampingan dengan kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT