Kembangkan Energi Surya, Indonesia Perlu Belajar dari Kesuksesan Vietnam

Muhammad Zhillan Akbar
Chemical Engineering Student at Brawijaya University
Konten dari Pengguna
27 Februari 2022 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Zhillan Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: www.esdm.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: www.esdm.go.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Walaupun memiliki potensi energi surya yang cukup tinggi yaitu sebesar 207,8 GW, nyatanya pengembangan dan pertumbuhan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia dinilai masih cukup lambat. Untuk menanggapi hal tersebut, Indonesia masih perlu belajar dari berbagai negara salah satunya yaitu Vietnam. Yuk intip bagaimana Vietnam bisa meraih kesuksesan dalam melakukan pengembangan energi surya.
ADVERTISEMENT
Apabila melihat potensi sumber solar dunia, Indonesia memiliki potensi Global Horinzontal Irradiation (GHI) sebesar 4,2 – 5,0 kWh/m2. Dari angka tersebut nyatanya tidak berbeda jauh dari negara Vietnam yang memiliki potensi Global Horinzontal Irradiation (GHI) sebesar 4,6 – 5,0 kWh/m2 per harinya. Tak hanya itu, apabila dibandingkan secara data mengenai bauran energi dan pengembangan EBT, dengan memiliki luasan daerah yang cukup besar yaitu 1.811.570 Km2, Indonesia pada tahun 2019 memiliki bauran Energi Baru dan Terbarukan sebesar 278.9 TWh dengan konsumsi listrik per capita yang mencapai 1.039 KWh.
Angka tersebut dinilai masih kurang maksimal pengembangannya apabila dibandingkan dengan Vietnam yang hanya memiliki luas lahan sebesar 310.070 Km2, dengan memiliki bauran Energi Baru dan Terbarukan yang telah mencapai 259.5 TWh dan konsumsi listrik per capita yang lebih besar dari Indonesia yaitu 2.690 KWh.
Sumber: www.esdm.go.id
Dari besarnya bauran energi dan pengembangan EBT tersebut, Indonesia nyatanya hanya mampu memberikan kontribusi dari sektor Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kurang dari 0.01 TWh, tentunya angka tersebut masih sangat jauh dengan negara Vietnam yang hingga saat ini sektor PLTS telah menyumbangkan kontribusi sebesar 5.9 TWh. Tentunya angka tersebut masih dapat dimaksimalkan apabila Indonesia dapat belajar dari Vietnam dalam melakukan pengembangan PLTS.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Vietnam disebut sebagai solar powerhouse karena kesuksesannya dalam menunjukkan pengembangan PLTS yang sangat signifikan dalam waktu yang singkat. Hingga pada akhir tahun 2020, Vietnam telah suskes meningkatkan kapasitas total PLTS terpasang hingga 16,5 GW. Pemerintah Vietnam terus memberikan respon yang tegas dalam menanggapi krisis energi di masa depan, dimana PLTS menjadi salah satu pilihan mereka karena dinilai cepat dalam pembangunan dan melibatkan banyak pihak yang melakukan investasi sehingga tidak akan membebani anggaran negara dalam waktu yang panjang.
Tidak hanya itu, pemerintah Vietnam juga memiliki kebijakan yang tepat dan konsisten yaitu dengan menerapkan kebijakan FiT atau feed-in-tariff yang merupakan langkah sangat strategis dalam menarik masyarakatnya untuk beralih menggunakan PLTS. Kebijakan ini telah dirancang sejak 2017 dengan menerapkan desain adaptif yang nantinya akan menyesuaikan lokasi pengembangan pasar PLTS didalam negeri. Dengan dukungan secara regulasi yang kuat, proyek-proyek pengembangan energi surya yang berada di negara Vietnam dinilai lebih menarik secara ekonomi dengan memiliki angka Internal Rate of Return (IRR) yang cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Dengan penerapan FiT tersebut berhasil menciptakan iklim investasi yang baru seperti terbukanya akses sumber pembiayaan yang tentunya akan mempermudah para pengembang dalam memobilisasi pembiayaan dari banyaknya potensi sumber yang ada, salah satunya pendanaan asing. Tidak hanya itu, dengan penerapan FiT juga dapat memberikan peluang lapangan kerja baru yang dapat menumbuhkan ekonomi negara yang berkelanjutan. Pemerintah Vietnam juga memberikan berbagai insentif seperti pembebasan tarif impor barang dan pembebasan pajak penghasilan kepada pengembang selama 4 tahun pertama.
Dengan banyaknya dukungan yang diberikan oleh pemerintah Vietnam, seharusnya pemerintah Indonesia juga dapat mengimplementasikan dan menerapkannya dalam melakukan pengembangan PLTS di Indonesia. Seperti dengan membuat kebijakan yang konsisten dan komitmen politik yang kuat dengan target dan perencanaan yang jelas. Disamping itu, pemerintah Indonesia juga dapat memberikan skema inovatif yang dapat mendorong pemanfaatan dan pengembangan energi surya dalam negeri bagi berbagai sektor.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pemerintah, kita sebagai mahasiswa dan generasi muda dapat membantu dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat sebagai bentuk peningkatan kesadaran dan minat berbagai kalangan. Dengan sadarnya masyarakat akan potensi yang dimiliki oleh sektor PLTS, akan membuat skema pembiayaan terhadap PLTS menjadi murah dan dapat mempercepat produksi energi yang dihasilkan sehingga mampu meningkatkan kapasitas PLTS dimasa yang akan datang. Pentingnya peran serta berbagai kalangan akan membantu meningkatnya pemanfaatan terhadap sumber pembiayaan PLTS yang beragam.
Dari kesuksesan yang diraih oleh Vietnam dalam melakukan pengembangan PLTS dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu kunci sukses dalam melakukan implementasi di bidang energi surya adalah kebijakan pemerintah. Dengan kebijakan yang mendukung dan tepat tentunya akan menjadi komitmen yang kuat dalam menjaga stabilitas regulasi dan kebijakan terhadap pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) khususnya pada sektor PLTS.
ADVERTISEMENT
Disamping itu, Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Ketenagalistrikan, Dr. Sripeni Inten Cahyani menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara berkembang yang sangat berpotensi untuk menjadi negara maju karena masih banyaknya ruang khususnya pada bidang energi yang sangat berpotensi untuk dikembangkan.