Konten dari Pengguna

Jangan Menuhankan Hawa Nafsu Terutama di Bulan Ramadhan

Muhammad Zidan Ramdani
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam. Manusia yang menulis
12 Maret 2024 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Zidan Ramdani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ramadhan Mubarak. Sumber: Pexels/@Thirdman
zoom-in-whitePerbesar
Ramadhan Mubarak. Sumber: Pexels/@Thirdman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulan Ramadhan telah hadir di tengah-tengah kita, keagungannya tak hanya dirasakan oleh umat muslim saja, pun teman-teman kita dari kalangan non-muslim pun bisa merasakannya. Dalam beberapa episode yang kita lihat pada bulan Ramadhan, beberapa orang non-muslim yang menyebut diri mereka selebgram atau sejenisnya ikut mencoba melakukan puasa di bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Ada di antara mereka yang hanya mengerti sampai pada kesimpulan bahwa puasa adalah kegiatan menahan lapar dan haus saja, tapi ada juga yang mengerti sampai pada esensinya bahwa puasa juga turut serta atas segala kegiatan yang melibatkan hawa nafsu.
Kita bisa mengambil contoh, misalnya orang yang marah saat berpuasa maka hilang esensi dari puasanya. Seseorang yang masih senang memfitnah orang lain, membicarakan aib orang lain atau tak tahan mulut untuk berbohong pun turut serta pada golongan yang demikian.
Puasa juga sebagai pembatas dari keinginan untuk berhubungan dengan lawan jenis, bahkan yang sudah menikah pun tidak diperkenankan untuk berhubungan di siang tengah hari saat puasa. Sebagaimana sabda Nabi Saw:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
ADVERTISEMENT
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
Maka, yang terpenting dalam berpuasa adalah bagaimana kita bisa mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu yang dikatakan oleh Nabi Muhammad Saw. sebagai musuh terbesar umat Islam.
أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ
“Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya” (Hadits shahih diriwayatkan oleh ibnu Najjar dari Abu Dzarr).
Foto al-Quran. Sumber: Pexels/RDNE Stock Project
Nafsu adalah sebuah dorongan atau keinginan untuk memenuhi kesenangan terhadap sesuatu. Nafsu dapat dibuat permisalan bagaikan dua belah mata pisau, ia bisa merujuk kepada hal-hal yang baik, tetapi juga bisa menarik kepada hal-hal yang buruk, tergantung dorongan yang dikendalikan oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Pentingnya bagi kita untuk membebaskan diri dari hawa nafsu yang tidak baik selama bulan Ramadhan dapat dimulai sejak kita memahami kaidah dari kalimat tauhid (la ilaha illa Allah). Maka nafsu juga dapat disebut sebagai belenggu yang mengikat manusia, dalam bahasa Arab pun belenggu disebut al-hawa al nafs yang berakhir pada pemadanan bahasa Indonesia menjadi hawa nafsu.
Saat kita memahami kaidah kalimat tauhid bahwa la (tidak), ilaha (ada Tuhan), illa (selain), Allah, maka kita akan terbebas dari belenggu yang membuat kita tak dapat menikmati kenikmatan bulan yang penuh mulia ini. Seseorang muslim yang masih terbelenggu pada hawa nafsunya, ia akan kesulitan dalam menjalankan segala aktivitas baik berupa duniawi (bekerja atau belajar) dan ukhrawi (beribadah).
ADVERTISEMENT
Lantas tak heran jika keadaan muslim zaman ini sangat mengkhawatirkan, mereka berpuasa tapi masih menuhankan hawa nafsunya dengan berkata yang dusta, melihat tontonan dewasa saat berpuasa, atau bahkan rela meninggalkan puasanya karena lapar dan haus yang padahal sudah sering diderita oleh kaum dhuafa (masyarakat tidak mampu).
Oleh karenanya, berhentilah untuk kita menuhankan hawa nafsu terutama selama bulan suci Ramadhan. Jika kita mampu untuk mengendalikan hawa nafsu agar condong kepada kebaikan, Ramadhan tak lain akan menjadi tempat pembelajaran hidup paling berkelas yang pernah ada. Di bulan ini kita tak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga pada kecondongan berbuat yang melampaui batasan-Nya.