Konten dari Pengguna

Menyorot Komersialisasi Pendidikan Di Indonesia

Muhammad Zidane Pareva
Mahasiswa Universitas Andalas
12 April 2024 7:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Zidane Pareva tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendidikan merupakan hak yang seharusnya mampu diraih dan dijangkau semua kalangan masyarakat. Hal ini bahkan tertuang di sistem perundang-undangan dan diakui oleh tiap agama. Namun kenyataan yang ada dilapangan, pendidikan menjadi barang mahal dan berarti yang hanya terbeli oleh sebagian kalangan yang mampu saja. Komersialisasi pendidikan merupakan fenomena di mana pendidikan yang seharusnya menjadi hak dan layanan masyarakat, justru dijadikan sebagai komoditas yang diperdagangkan untuk meraup keuntungan finansial.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sangat banyak bentuk komersialisasi pendidikan, yang paling mencolok seperti munculnya sekolah-sekolah swasta berbayar dengan biaya yang sangat tinggi dan iming-iming kualitas pendidikan lebih baik, terlalu besarnya biaya uang kuliah tunggal dibeberapa universitas yang memunculkan banyak kasus mahasiswa harus berenti kuliah karena tidak sanggup membayar uang kuliah tunggal tersebut. Tak hanya itu, masih banyak bentuk-bentuk komersialisasi pendidikan lainnya yang ada di lapangan.
Komersialisasi pendidikan ini berdampak besar pada kelompok masyarakat yang ekonominya kurang mampu, karena seringkali sekolah-sekolah atau perguruan tinggi yang menetapkan biaya mahal membuat pendidikan yang berkualitas tidak bisa dijangkau oleh orang-orang yang ekonominya tidak mampu tersebut, sehingga terjadi kesenjangan pendidikan dan polarisasi sosial. Hal ini berdampak besar pada kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang.
https://www.pexels.com/id-id/pencarian/studies/
Tak hanya itu, komersialisasi pendidikan dapat menggeser fokus lembaga pendidikan dalalm proses belajar-mengajar. Hal ini membuat para sekolah dan perguruan tinggi hanya fokus memaksimalkan profit atau keuntungan semata tanpa memerhatikan upaya mengembangkan potensi-potensi para murid, seperti mengabaikan pengembanan karakter, keterampilan sosial, dan etika.
ADVERTISEMENT
Penurunan mutu pendidikan adalah resiko terbesar yang dihadapi dalam menyorot komersialisasi pendidikan. Ketika lembaga pendidikan lebih mengutamakan keuntungan daripada kualitas pengajaran, seperti pengurangan fasilitas, penurunan kualitas pengajaran, dan hal-hal lain seperti korupsi dana lembaga pendidikan yang juga banyak terjadi di Indonesia.
Menyoroti komersialisasi pendidikan adalah langkah penting untuk menyadarkan semua pihak yang terlibat, dan juga langkah penting untuk memahami tantangan dan risiko yang dihadapi oleh sistem pendidikan Indonesia saat ini. Tak heran jika Rocky Gerung bilang “Dalam statistik di Asia, IQ Indonesia tinggal 70, sedikit di atas monyet atau simpanse,” mungkin perkataan tersebut hanya hiperbola semata, namun jangan heran karena hal itu bisa saja terjadi akibat rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Kita dapat bergeraj melalui upaya kolaboratif dan kesadaran semua pihak demi mencapai sistem pendidikan yang bermutu, dan berorientaasi pada pembangunan sumber daya manusia secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT