Konten dari Pengguna

Menulis, Menyanyi, dan Membela: Satu Perjalanan, Satu Nama

Muhammad Ari Pratomo
Muhammad Ari Pratomo dikenal dengan MuhammadAriLaw adalah advokat, penulis, musisi, dan podcaster. Ia aktif menyuarakan keadilan lewat hukum, musik, dan tulisan, serta menulis artikel hukum yang mudah dipahami dan dekat dengan isu sosial masyarakat.
14 Mei 2025 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ari Pratomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menulis, Menyanyi, dan Membela: Satu Perjalanan, Satu Nama
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Menulis, Menyanyi, dan Membela: Satu Perjalanan, Satu Nama
Oleh: Muhammad Ari Pratomo
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun terakhir, saya menjalani banyak peran. Sebagai advokat, saya berhadapan langsung dengan realitas hukum yang tidak selalu ramah bagi mereka yang tak bersuara. Sebagai penulis dan musisi, saya mencoba menyalurkan apa yang saya saksikan—apa yang tak sempat saya ucapkan di ruang sidang—ke dalam bentuk lirik, sajak, dan prosa.
Saya menyadari satu hal: banyak luka yang tak bisa disembuhkan hanya dengan menang di pengadilan. Banyak keresahan yang justru lebih sampai ketika dinyanyikan atau ditulis, bukan didebatkan.
Itulah alasan kenapa saya terus berkarya di luar ruang profesi, namun tetap dalam garis perjuangan yang sama: menyuarakan yang terbungkam.
Mengapa Saya Kembali Menggunakan Nama Asli
Selama ini saya dikenal dengan nama MuhammadAriLaw—nama yang saya gunakan di berbagai media sosial untuk menjangkau lebih banyak orang dalam edukasi hukum. Tapi akhir-akhir ini, saya merasa perlu kembali menggunakan nama asli saya secara penuh, dalam semua karya: Muhammad Ari Pratomo.
ADVERTISEMENT
Bukan karena saya ingin tampil sebagai “artis” atau publik figur baru. Bukan pula karena saya ingin melepas profesi utama saya sebagai pengacara. Justru sebaliknya—karena saya merasa, saat menggunakan nama asli, saya harus mempertanggungjawabkan setiap kata dan nada dengan sepenuh integritas.
Musik dan Tulisan Bukan Pelarian, Tapi Perpanjangan
Saya tidak sedang mengejar panggung, bukan pula sedang bergeser ke industri hiburan. Musik dan tulisan saya bukan bentuk pelarian, melainkan perpanjangan dari ruang-ruang pembelaan yang tidak selalu cukup diwakili pasal demi pasal.
Tema yang saya angkat dalam lagu dan buku saya pun tak jauh dari dunia yang saya geluti setiap hari: keadilan sosial, suara dari kelas bawah, dan refleksi hukum di tengah masyarakat kita.
ADVERTISEMENT
Sebagian orang mungkin melihat ini sebagai “luapan emosi”. Tapi bagi saya, ini adalah bagian dari perjalanan batin yang tidak bisa disampaikan lewat formalitas hukum saja.
Saya Tetap Seorang Pengacara
Profesi saya tetap jelas: saya adalah pengacara. Dan saya memilih tetap berada di jalur ini.
Saya hanya menambah cara saya berbicara. Kalau sebelumnya saya bicara lewat surat kuasa dan pasal-pasal, kini saya juga bicara lewat lirik dan narasi. Tujuannya tetap sama: agar suara-suara kecil bisa lebih terdengar.
Saya tidak tahu apakah akan ada yang memperhatikan semua ini. Tapi jika suatu saat karya-karya ini bisa sampai ke ruang yang lebih luas—didengar oleh mereka yang bisa membawa dampak lebih besar—saya bersyukur. Karena sejatinya, saya hanya ingin satu: menyampaikan yang perlu disampaikan.
ADVERTISEMENT
Terima kasih sudah membaca.