Konten dari Pengguna

Keterbatasan Infrastruktur Digital Menjadi Problematika Perguruan Tinggi

muhammadfarros24
Mahasiswa prodi Sistem Informasi (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
30 Oktober 2024 6:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari muhammadfarros24 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image source www.freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Image source www.freepik.com
ADVERTISEMENT
Saat ini civitas akademik dihadapkan dengan sebuah tantangan besar untuk beradaptasi mengikuti perkembangan zaman, khususnya terkait perkembangan di dunia digital. Dalam lingkup perguruan tinggi ini transformasi digital kerap kali menghadapi berbagai tantangan, yang berujung hanya menjadi wacana semata, padahal transformasi digital ini sangat krusial bagi perguruan tinggi. Literasi digital begitu penting karena dapat membantu meningkatkan pengalaman belajar, menghemat waktu, dan biaya sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
ADVERTISEMENT
Nah, keterbatasan infrastruktur digital inilah yang menjadi tantangan terbesar yang sedang kita hadapi. Banyak perguruan tinggi, terutama di daerah yang belum memiliki akses memadai terhadap teknologi, mengalami kesulitan dalam menyediakan jaringan internet yang stabil, perangkat keras yang memadai, dan platform pembelajaran digital yang efektif.
Akibat dari keterbatasan infrastruktur digital
Akibat yang ditimbulkan adalah banyak mahasiswa yang tidak mampu mengakses sumber daya belajar secara digital dengan baik, yang tidak hanya mengurangi kualitas pendidkan tetapi juga akan meningkatkan kesenjangan digital di antara institusi.
Menurut data dari Kemenkominfo, Indonesia memiliki skor indeks literasi digital nasional sebesar 3,54 pada tahun 2022, yang menunjukkan bahwa banyak aspek dari keterampilan digital masyarakat, termasuk mahasiswa, masih perlu ditingkatkan. Di perguruan tinggi, khususnya di daerah terpencil, akses internet yang lambat dan perangkat yang tidak memadai memperburuk situasi ini. Survei lain juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang sudah bekerja memiliki literasi digital yang lebih rendah, yang semakin memperlebar kesenjangan antara mahasiswa yang memiliki akses teknologi dengan yang tidak.
ADVERTISEMENT
Kurangnya infrastruktur digital yang memadai menjadi penghalang dalam pembelajaran kolaboratif dan diskusi daring yang juga akan berdampak pada rendahnya kualitas interaksi akademis. Akhirnya, mahasiswa di institusi dengan infrastruktur yang buruk sering kali tidak memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kompetensi digital untuk menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin berbasis teknologi.
Upaya untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur digital
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mempercepat pemerataan akses internet dengan membangun infrastruktur digital di seluruh pelosok Indonesia. Contoh nyata dari upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini adalah dengan pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) di seluruh Indonesia terutama daerah yang masih mengalami kesulitan dalam mengakses internet. Data Kominfo menyebut Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah membangun hampir 5.093 BTS di 25 provinsi yang tersebar di 138 kabupaten/kota dan 1.310 kecamatan dan 5.093 desa. Jumlah tersebut bertambah sangat signifikan bila dibandingkan sebelum kasus tersebut terungkap.
ADVERTISEMENT
Pembangunan menara BTS ini tidak hanya bertujuan untuk menyediakan akses internet, tetapi juga untuk mengurangi kesenjangan digital di berbagai wilayah di Indonesia. Pemerintah juga mengintegrasikan program literasi digital untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman masyarakat tentang teknologi digital, sehingga mereka dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah disediakan secara maksimal.
Penutup
Meskipun pembangunan menara BTS ini dapat membantu mengurangi masalah kurangnya infrastruktur digital, menurut saya alangkah lebih baiknya jika pemerintah tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga mengembangkan sistem pemeliharaan dan peningkatan kualitas layanan secara berkelanjutan. Menara BTS yang sudah dibangun harus dipastikan mampu memberikan kualitas internet yang stabil dan cepat di seluruh daerah, terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Selain itu, program ini perlu didukung dengan pengawasan dan evaluasi rutin sehingga apabila terjadi masalah, solusi dapat diterapkan dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, perguruan tinggi sendiri juga perlu diberi dukungan khusus dalam bentuk pemberian perangkat komputer untuk menunjang kegiatan literasi digital dan pelatihan bagi tenaga pengajar untuk memanfaatkan teknologi digital dalam pengajaran. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga bisa ditingkatkan untuk mempercepat adopsi teknologi digital yang lebih canggih, seperti penggunaan platform pembelajaran berbasis cloud. Dengan upaya yang menyeluruh seperti ini, kesenjangan digital di Indonesia dapat lebih cepat teratasi, dan mahasiswa di seluruh pelosok negeri memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di era digital.