Konten dari Pengguna

Demokrasi Dalam Pandangan Islam

Muhammad Hafiduddin
Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta
20 Juni 2024 17:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Hafiduddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Demokrasi. Foto: Istock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Demokrasi. Foto: Istock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah munculnya demokrasi adalah pada masa kegelapan Eropa, dimana dominasi gereja dengan penguasa berkolaborasi menindas rakyat. Semua atas nama gereja dan atas nama Tuhan, kemudian muncul lah tokoh-tokoh pemikir mereka yang sudah mulai berfikir bahwa ini adalah upaya untuk memisahkan gereja dari negara, bahwa gereja merupakan wilayah suci dan politik merupakan wilayah kotor. Sehingga dilarang membawa agama kedalam urusan politik karena agama hanya urusan Tuhan. Gereja urusan Tuhan dan politik urusan manusia. Maka muncul ide yang disebut dengan “Vox Populi Vox Dei” yaitu suara rakyat sejatinya adalah suara Tuhan. Mengapa demikian? Karena rakyat pasti menginginkan kebaikan untuk diri mereka. Tetapi fatalnya demokrasi ini di ekspor kepada umat Islam dan umat Islam menerimanya dengan alasan demokrasi mirip dengan Islam. Contoh di dalam demokrasi ada prinsip yang di sebut dengan musyawarah, dengan prinsip ini di dalam Islam pun sangat menjunjung tinggi musyawarah, karena didalam demokrasi juga ada musyawarah dan didalam Islam juga ada musyawarah maka mereka mengatakan demokrasi itu berasal dari Islam.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu benarkah demokrasi berasal dari Islam? Mari kita kaji bagaimana islam memandang demokrasi.
Pertama, didalam demokrasi kedaulatan ada di tangan rakyat, rakyat lah yang berhak mengangkat penguasa dan menurunkan penguasa, bahkan rakyat juga berhak membuat undang-undang bagi penguasa untuk mengatur dirinya. Tetapi di dalam Islam kedaulatan berada di tangan Allah SWT. Dalam firmannya Allah SWT mengatakan: "menetapkan hukum itu hak nya Allah, bukan hak manusia" maka dalam pandangan Islam berbeda dengan demokrasi, karena di dalam Islam hak membuat hukum hanya di tangan Allah SWT, manusia hanya menjalankan hukum hukum yang berasal dari Allah, sama sekali tidak di benarkan untuk membuat hukum untuk diri mereka sendiri, ini adalah perbedaan mendasar dari demokrasi dalam pandangan Islam.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu mengapa akhir-akhir ini seluruh dunia sangat bangga dengan demokrasi bahkan mereka mengatakan bahwa semakin demokratis Negeri kita maka semakin dekat dengan Islam. Maka dengan hal ini Islam menolak demokrasi karena itu tidak berasal dari Islam bahkan secara diametral dengan Islam.
Kedua, demokrasi sesungguhnya hasil dari akal manusia yang mencoba mengatur manusia, manusia membuat hukum untuk manusia akhirnya muncullah manusia yang menyembah manusia naudzubillah ini adalah dosa yang paling besar, kriminalitas yang paling besar adanya tuhan selain Allah yakni sang pembuat hukum yang biasa disebut sebagai wakil rakyat.
Mungkinkah demokrasi dapat mampu mengatur manusia? Ternyata tidak, bahkan saat ini di negara yang paling demokratis itu sendiri pun tidak demokrasi. Maka sudah sepantasnya hanya Islam yang pantas kita ambil untuk mengatur kehidupan kita, fatalnya negeri-negeri kamu muslim saat ini lebih mengikuti perintah demokrasi baru daripada perintah agama Islam yang sudah jelas berasal dari perintah Allah SWT. Maka Pentingnya memahami fakta demokrasi dan fakta Islam agar kita dapat mengetahui perbedaan mendasar diantara keduanya.
ADVERTISEMENT