Konten dari Pengguna

Integrasi Teknologi dan Aplikasi Nilai-nilai Islam Pada Perguruan Tinggi Islam

Muhammad Ilham Furoozan Firdaus
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18 Oktober 2024 13:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ilham Furoozan Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kita hidup dalam era yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, di mana informasi mengalir deras seperti air bah. Setiap detik, jutaan data baru tercipta, dibagikan, dan dikonsumsi oleh miliaran orang di seluruh penjuru dunia. Teknologi telah menciptakan sebuah jaringan global yang begitu rumit dan luas, menghubungkan kita semua dalam sebuah tarian digital yang tak pernah berhenti.
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi yang pesat telah mendorong kita untuk terus berlari mengejar segala sesuatu yang baru, menciptakan sebuah siklus perubahan yang begitu cepat sehingga sulit untuk diprediksi. Dunia yang kita tinggali saat ini adalah hasil dari kecerdasan manusia yang tak pernah lelah dalam berinovasi. Namun, di sisi lain, perubahan yang begitu cepat ini juga membawa tantangan tersendiri. Kita dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi agar tidak tertinggal oleh arus zaman.
Kondisi literasi digital di perguruan tinggi Islam saat ini masih menjadi tantangan tersendiri. Meskipun teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, implementasinya dalam dunia pendidikan, khususnya di perguruan tinggi Islam, masih berjalan lambat. Banyak mahasiswa yang kesulitan untuk mengakses, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi digital secara efektif.
ADVERTISEMENT
Tantangan yang dihadapi meliputi kurangnya infrastruktur yang memadai, kurikulum yang belum sepenuhnya mengakomodasi literasi digital, serta minimnya pelatihan bagi dosen dan mahasiswa. Selain itu, pandangan tradisional yang menganggap teknologi sebagai sesuatu yang asing bagi nilai-nilai keagamaan juga menjadi hambatan dalam pengembangan literasi digital di lingkungan perguruan tinggi Islam.
Perguruan tinggi Islam di kota-kota besar umumnya memiliki akses yang lebih baik terhadap teknologi dibandingkan dengan perguruan tinggi Islam di daerah. Hal ini menciptakan kesenjangan digital yang cukup signifikan. Selain itu, masih banyak mahasiswa yang lebih nyaman belajar dengan buku teks dibandingkan dengan mencari informasi di internet. Mereka khawatir akan kebenaran informasi yang mereka dapatkan secara online.
Di sisi lain, kualitas konten digital yang tersedia juga bervariasi. Banyak konten yang tidak ilmiah dan bahkan mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan literasi digital di kalangan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Pertama, literasi digital bukan hanya penting untuk penguasaan ilmu umum, tetapi juga dapat menjadi pendukung yang kuat dalam mendalami ilmu agama. Dengan memanfaatkan teknologi digital, mahasiswa dapat mengakses berbagai kitab suci, tafsir, dan literatur keagamaan lainnya secara lebih mudah. Mereka juga dapat mengikuti diskusi keagamaan secara online, bertukar pikiran dengan para ulama, dan menyebarkan nilai-nilai Islam melalui media sosial.
Dengan demikian, literasi digital dapat menjadi alat yang efektif untuk memperdalam pemahaman agama dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan.
Kedua, maraknya penyebaran hoaks dan nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran agama di dunia digital menjadi tantangan serius. Sebagai akademisi, kita tidak boleh serta-merta menghindari platform digital. Justru, kita harus menjadi garda terdepan dalam melawan arus informasi yang menyesatkan.
ADVERTISEMENT
Dengan literasi digital yang mumpuni, kita dapat mengidentifikasi hoaks, mengevaluasi kebenaran informasi, dan menyebarkan nilai-nilai agama yang benar. Kampus-kampus Islam perlu membekali mahasiswa dengan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan untuk menyaring informasi. Dengan demikian, lulusan perguruan tinggi Islam dapat menjadi agen perubahan yang mampu membentengi masyarakat dari pengaruh negatif dunia digital.
Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan literasi digital di perguruan tinggi Islam adalah dengan menyelenggarakan pelatihan yang komprehensif bagi dosen dan mahasiswa. Pelatihan ini tidak hanya sebatas mengajarkan keterampilan teknis dalam menggunakan perangkat lunak dan platform digital, tetapi juga harus mengintegrasikan nilai-nilai Islam.
Misalnya, pelatihan dapat mencakup etika bermedia sosial, cara menangkal berita hoaks, serta cara memanfaatkan teknologi untuk dakwah dan pengembangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kurikulum perguruan tinggi Islam perlu diperkaya dengan materi yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Integrasi TIK dalam kurikulum dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti memasukkan modul literasi digital dalam mata kuliah yang relevan, mengembangkan tugas-tugas yang menuntut mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi, atau bahkan menciptakan mata kuliah khusus tentang literasi digital.
Dalam mengembangkan kurikulum ini, penting untuk memperhatikan nilai-nilai Islam agar tidak terjadi kontradiksi antara ilmu pengetahuan dan agama.
Perguruan tinggi Islam perlu proaktif memfasilitasi kegiatan berbasis teknologi yang dapat mengasah kreativitas dan produktivitas mahasiswa. Misalnya, melalui pengembangan website atau blog Islami, aplikasi mobile keagamaan, atau video animasi edukatif, mahasiswa tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga dilatih berpikir kritis dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai Islam.
ADVERTISEMENT
Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan sinergi yang kuat dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Agama, lembaga riset, dan perusahaan teknologi. Kolaborasi ini dapat diwujudkan dalam bentuk pengembangan program pelatihan, penyediaan infrastruktur, atau produksi konten digital berkualitas.
Dengan demikian, perguruan tinggi Islam dapat mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan memajukan peradaban Islam yang berkelanjutan.