Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tahun Baru Hijriah, Benarkah Kita Telah Hijrah?
30 Juni 2024 16:53 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhammad Naufal Effendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Waktu silih berganti tidak terasa sekarang kita telah tiba di penghujung tahun hijriah yang menandakan bahwa tidak lama lagi kita akan menyambut tahun baru hijriah. Tahun baru hijriah atau yang biasa kita sebut sebagai tahun baru Islam, telah dinantikan oleh seluruh umat Muslim di berbagai penjuru dunia. Umat Muslim menyambutnya dengan penuh suka cita. Tahun baru hijriah juga tidak pernah lepas dengan makna hijrah. Karena proses penanggalan kalender hijriah ditetapkan dengan waktu hijrahnya Rasulullah SAW dari kota Mekkah ke kota Yastrib (yang mana sekarang dikenal sebagai Madinah al Munawarah). Terlepas dari segala dinamika nya, ada pertanyaan fundamental yang perlu jadi renungan untuk kita semua. Benarkah kita telah hijrah? Apakah benar hijrah kita karena Allah?
ADVERTISEMENT
Hakikat Hijrah & Ganjaran Untuk Orang yang Berhijrah
Kata “hijrah” berasal dari kata dalam bahasa Arab hajara-yuhajiru-muhajaratan yang berarti berpindah. Jika kita fahami dan teliti lebih dalam, makna hijrah di dalam Al Qur’an maupun hadits bukan hanya berpindah tempat saja, tetapi berpindah dari satu kondisi yang buruk ke kondisi yang lebih baik. Makna hijrah menurut Ibnul Qayyim al Jauzi dalam sebuah kitabnya ar-Risalah at-Tabuqiyah bahwa hijrah adalah meninggalkan sesuatu yang Allah larang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebuah hadits riwayat Imam al Bukhari. Rasulullah SAW juga bersabda dalam riwayat lain “hijrah adalah meninggalkan sesuatu yang dibenci oleh Allah” (HR Ahmad).
Menurut Ibnul Qayyim al-Jauzi hijrah terbagi menjadi 2 yaitu hijrah dengan fisik dan hijrah dengan hati. Hijrah fisik adalah berhijrah dari suatu lingkungan yang mana seseorang tidak bisa berdakwah karena adanya hambatan lalu kita berhijrah ke tempat yang bisa menerima dakwah. Sedangkan hijrah hati, ialah yang mana sebelumnya kita pernah berharap kepada selain Allah, kemudian kita berhijrah mengharapkan sesuatu hanya kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Kita telah mengetahui di dalam Al Qur’an dan juga hadits banyak disebutkan kata hijrah dan “hadiah” yang didapatkan untuk orang-orang yang berhijrah. Sebagaimana janji Allah SWT untuk orang-orang yang berhijrah yang diabadikan dalam QS An Nisaa ayat 100
وَمَنۡ يُّهَاجِرۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ يَجِدۡ فِى الۡاَرۡضِ مُرٰغَمًا كَثِيۡرًا وَّسَعَةً ؕ وَمَنۡ يَّخۡرُجۡ مِنۡۢ بَيۡتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ الۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ اَجۡرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di Bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan ayat di atas, Allah menjanjikan 2 hal kepada orang-orang yang berhijrah ketenangan hati dan juga rizki yang melimpah.
Hijrah Bukan Hanya Sekedar Penampilan
Pada saat ini kita lihat kaum Muslim baik laki-laki maupun perempuan berlomba-lomba dalam berhijrah, seperti mulai mengubah penampilannya menjadi berhijab, yang laki-laki berlomba-lomba untuk menumbuhkan janggut, mengubah gaya penampilan menjadi Islami. Satu sisi itu positif, akan tetapi perlu kita ketahui bahwa hijrah bukan hanya sekedar mengubah penampilan. Menurut ustadz Nuzul Dzikri, hijrah penampilan itu bagus dan positif, namun itu baru tingkatan bawah, hijrah secara zahir. Hal terpenting dalam berhijrah adalah dengan hati yang ikhlas. Seperti dalam firman Allah pada QS Al A’raf ayat 26
ADVERTISEMENT
يٰبَنِىۡۤ اٰدَمَ قَدۡ اَنۡزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسًا يُّوَارِىۡ سَوۡاٰتِكُمۡ وَرِيۡشًا ؕ وَلِبَاسُ التَّقۡوٰى ۙ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ
"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik”.
Tips Untuk Memulai Hijrah
Sewaktu kecil mungkin kita telah mengetahui kisah nyata yang luar biasa dari Rasulullah SAW dan para sahabat ketika berhijrah dari kota Mekkah menuju Yastrib (sekarang dinamakan kota Madinah al Munawarah). Sekarang menjadi kewajiban kita untuk ikut merealisasikan nya. Berikut ini beberapa cara untuk memulai hijrah :
1. Niatkan karena Allah SWT
Nabi Muhammad SAW bersabda
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوُلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ.
ADVERTISEMENT
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang ingin dinikahi nya, maka hijrahnya kepada apa yang ia tuju” (HR Bukhari dan Muslim).
Jadi langkah pertama yaitu luruskan niat berhijrah hanya karena Allah bukan karena yang lain.
2. Kenali Islam lebih dalam
3. Mulai memperbaiki shalat, karena shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar
4. Mulai mengerjakan amalan-amalan yang ringan terlebih dahulu
Karena sesungguhnya amalan yang paling dicintai di sisi Allah adalah amalan yang rutin dilakukan meskipun sedikit (HR Bukhari dan Muslim)
5. Bergaul dengan teman atau lingkungan yang positif
ADVERTISEMENT
Dalam berhijrah kita tidak bisa menjalani nya sendirian, tentu kita memerlukan di dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga, kerabat, dan teman. Pentingnya bergaul dengan teman yang positif bisa menuntun kita kepada jalan yang lurus. Seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Muslim, dari Abu Musa Nabi SAW bersabda “perumpamaan teman yang baik dengan buruk adalah bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi. Ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau bisa juga kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan pandai besi, ada kalanya kamu terkena percikan api nya yang akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma yang tidak sedap darinya (HR Bukhari dan Muslim).
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Jadikan tahun baru hijriah ini sebagai momentum untuk bermuhasabah dan berhijrah. Berhijrah dalam arti berubah dari yang tidak baik menjadi lebih baik lagi agar bisa mendapatkan rida Allah. Berhijrah bukan hanya pada penampilan fisik, tapi inti dari hijrah adalah bagaimana hati dan ketakwaan kita bisa kembali kepada Allah. Marilah kita bersama-sama mengevaluasi diri, berhijrah selama pintu taubat masih terbuka, maka selama itulah kita masih bisa memohon ampun dan kembali kepada jalan yang Allah ridai.
Wallahu a’lam bishawaab