Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Maroko Si Negeri Matahari Terbenam
21 Agustus 2020 11:58 WIB
Tulisan dari Rifki Hujan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KKN DR - Maroko atau dijuluki Negeri Matahari Terbenam merupakan satu dari negara-negara Timur Tengah yang menjadi langganan para Penuntut Ilmu untuk ditinggali. Di antaranya, Ustadz Abdul Somad yang juga lulusan dari Negeri Al Magrib tersebut.
ADVERTISEMENT
Negera Maroko terletak berdekatan dengan negara Tunisia dan Al Jazair yang juga bekas jajahan negara Perancis. Tak jauh berbeda dengan negara Timur Tengah yang lain, di mana gaya hidup masyarakat lokal banyak terpengaruh dengan budaya barat. Bahkan di negara tersebut, selain bahasa Arab menjadi bahasa resmi, Inggris terutama Perancis, juga menjadi pelajaran inti dalam pendidikan di negara tersebut.
Berbeda dengan Mesir misalnya, bagi para mahasiswa yang ingin mengambil S1, S2 bahkan S3 harus melalui jalur beasiswa. Karena selama ini, Maroko belum membuka jalur masuk non beasiswa.
Pada Kamis, (20/8/2020) Alibata Foundation sebuah platform bimbingan Bahasa Arab mengadakan seminar daring internasional dengan pembicara salah satu mahasiswa Maroko di sana, acara ini juga menjadi salah satu kegiatan program kelompok KKN DR UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pengetahuan tentang negeri Maroko dan ketertarikan studi ke Maroko untuk CAMABA di Indonesia masih kalah dibanding Mesir. Hal ini, dipicu oleh ketidaktahuan mengenai negara tersebut dan jalur masuknya.
Dalam pengenalan negara tersebut, para peserta diajak menguliti apa saja dan bagaimana cara hidup di negara Maroko hingga proses belajarnya.
"Ada banyak para pakar ulama di sini, diantaranya pakar Tasawuf dan Maqasid Syariah, dan juga ada pula Darul Hadist di Maroko, tentunya ini menjadi sarana penting untuk mahasiswa Indonesia menggali keislaman lebih," tutur Rifki, selaku founder Alibata Foundation.