Konten dari Pengguna

Pesantren Virtual 'Teletren' Ala Bismirabbik

Rifki Hujan
Penulis, pemikir, pengamat. Merangkum berita secara jujur, dan membantu distribusi konsumsi artikel yang sehat.
23 Agustus 2020 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rifki Hujan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KKN DR - Pengadaan media online dalam kegiatan belajar mengajar bukanlah hal yang baru terutama selama masa pandemi ini. Bahkan rata-rata setiap sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh, hingga berbagai kendala susah senangnya pelaksanaan belajar mengajar melalui role model online ini yang dikeluhkan masyarakat.
Pict : Pesantren Virtuan Bismirabbik
zoom-in-whitePerbesar
Pict : Pesantren Virtuan Bismirabbik
ADVERTISEMENT
Namun, lain halnya dengan komunitas pegiat literasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Mereka melihat ini menjadi sebuah peluang untuk lebih giat lagi dalam berproses, terutama menggaungkan semangat literatur. Berangkat dari yang awalnya hanya komunitas baca di sebuah Fakultas Dirasat Islamiyah, kini mereka berinisiatif untuk membentuk sebuah program pesantren virtual melalui aplikasi telegram yang mereka namai teletren.
Pesantren berbasis online memang bukanlah hal baru. Ada banyak para kiai NU misalnya, yang sudah membikin pengajian kitab kuning (kitab berbahasa Arab) melalui media online, seperti live instagram, facebook, hingga youtube. Bahkan mereka memiliki jumlah santri dan jamaah online yang cakupannya lebih luas tersebar di berbagai daerah Indonesia hingga luar negeri.
"Semangat beragama yang tinggi di masyarakat yang tidak dibarengi dengan mengakaji literatur-literatur asli berbahasa Arab, yang menjadi inisiatif dibentuknya teletren (pesantren virtual) ini," jelas Fauzan selaku ketua komunitas Bismirabbik dalam sebuah webinar pembukaan teletren, Minggu (23/8/2020).
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, jumlah santri dan santriwati yang tergabung mencapai 50 orang lebih dengan berbagai latar pendidikan dan daerah yang berbeda-beda, termasuk ada yang berasal dari Papua.
"Tentunya ini bisa menjadi solusi bagi mereka yang terkendala jarak dan waktu yang ingin mengenyam pendidikan ala pesantren. Semoga ini menjadi bekal dan mamfaat bagi banyak orang dan terus berkembang hingga memiliki ratusan santri online di seluruh Indonesia," tambah Rifki, yang juga turut mengisi webinar pembukaan teletren Bismirabbik.