Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tangkal Hoax dengan Literasi Digital
7 Juni 2022 11:25 WIB
Tulisan dari Muhammad Rosyid Redha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hoax adalah suatu berita atau informasi yang sengaja diubah dengan tujuan memanipulasi berita atau informasi yang sesungguhnya. Hoax juga merupakan salah satu bentuk tantangan yang dapat mengancam keutuhan suatu bangsa, karena meskipun berita hoax merupakan berita palsu dan tidak benar, tetapi isi dalam berita tersebut cukup meyakinkan dan disertai dengan beberapa data yang memperkuat, sehingga berita hoax tersebut berpeluang besar untuk diterima oleh masyarakat ataupun kaum milenial yang kemudian dapat berpengaruh terhadap daya pikir masyarakat yang tidak mempedulikan informasi yang diterima valid atau tidak.
ADVERTISEMENT
Menurut Juditha (2018) media sosial menjadi saluran penyebaran berita hoax yang tertinggi, disamping dari pengaruh positif media sosial yang dapat meningkatan hubungan antar teman melalui suatu interaksi. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia) pada tahun 2017 dan 2019 menunjukkan bahwa media sosial merupakan saluran penyebar berita hoax yang paling banyak. Data tersebut menunjukkan bahwa jika media sosial tidak digunakan dengan bijak, maka hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa yang disebabkan oleh penyebaran berita hoax. Beberapa sosial media yang digunakan sebagai penyebaran berita hoax tersebut antara lain yaitu Instagram, Facebook, Whatsapp,Twitter, Google, YouTube, dan lain-lain.
Menurut Retnowati (2015) literasi digital merupakan suatu sarana untuk melindungi seseorang dari arus media, supaya memiliki kemampuan berpikir kritis serta mampu mengekspresikan diri dan berpartisipasi dalam media. Kurangnya literasi digital pada masyarakat khususnya kaum milenial, menjadi suatu penentu dalam menyebarnya berita palsu atau hoax yang dapat mengancam keutuhan suatu bangsa. Seseorang dengan kemampuan literasi yang rendah akan sangat mudah menerima langsung arti dalam informasi yang dihasilkan dan disebarkan oleh suatu media. Dengan kurangnya kemampuan dalam memahami informasi, maka juga akan memiliki pengetahuan yang lebih rendah dan dangkal, sehingga kurang mumpuni apabila digunakan untuk interpretasi makna informasi dari suatu media.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, untuk melawan penyebaran berita palsu atau hoax, maka diperlukan adanya literasi digital pada masyarakat khususnya kaum milenial yang mendominasi pengguna media sosial. Perlunya literasi digital pada masyarakat juga harus memperhatikan aspek kompetensi teknologi, kognitif, dan sosial untuk mempersiapkan adanya perubahan pada teknologi digital. Generasi milenial yang merupakan pengguna media sosial paling banyak harus memiliki kemampuan literasi digital, agar dapat menghadapi ancaman sosiologis, kognitif, dan pedagogis yang diakibatkan oleh meningkatnya penetrasi internet.
Tujuan dari diberikannya literasi digital yaitu untuk memberikan suatu kontrol kepada masyarakat dalam menyimpulkan informasi yang beredar di media digital. Karena informasi yang disampaikan dalam media memiliki makna langsung dan juga makna yang lebih mendalam. Dengan perbedaan kemampuan literasi yang dimiliki tentunya juga berpengaruh terhadap perbedaan otoritas seorang dalam proses menafsirkan informasi yang beredar.
ADVERTISEMENT
Seseorang dengan kemampuan literasi digital yang baik akan cenderung aktif dalam menggunakan kemampuan interpretasinya dan memosisikan informasi media pada konteks struktur pengetahuan yang tertata dengan baik. Sehingga, individu tersebut mampu untuk menginterpretasi informasi yang ada dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Ketika seseorang memiliki kemampuan literasi yang tinggi, maka mereka akan memahami cara menempatkan diri dalam menginterpretasi informasi dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Penulis : Muhammad Rosyid Redha (Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga)
Sumber referensi :
(1) Juditha, C. 2018. Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya Hoax Communication Interactivity in Social Media and Anticipation. Jurnal Pekommas, 3(1), 31-41.
(2) Mediaindonesia.com.2019. Mastel: Masyarakat Percaya Hoaks Dibuat Dengan Sengaja. https://mediaindonesia.com/infografis/228962/mastel-masyarakat-percaya-hoaks-dibuat-dengan-sengaja
ADVERTISEMENT
(3) Retnowati, Y. (2015). Urgensi literasi media untuk remaja sebagai panduan mengkritisi media sosial. Jurnal Perlindungan Aanak dan Remaja. AKINDO. Yogyakarta, 314.