Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fatimah Al-Fihri: Pembuat Perubahan di Masa Keemasan Islam
19 Desember 2024 12:44 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Subchan Chabib As Sidqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam Sejarah peradaban Islam, nama Fatimah Al-Fihri sering kali kurang mendapat perhatian dibandingkan tokoh besar lainnya. Namun, warisannya tetap hidup hingga saat ini melalui sebuah institusi yang ia dirikan seperti: Universitas Al-Qarawiyyin. Fatimah Al-Fihri bukan hanya seorang wanita visioner, tetapi juga seorang pembuat perubahan yang berperan penting dalam masa keemasan Islam, yang di mana pada periode ini ilmu pengetahuan, seni, dan budaya berkembang pesat.
ADVERTISEMENT
Universitas Al-Qarawiyin
Fatimah Al-Fihri lahir pada abad ke-9, tahun 841 M di Qairouan, Tunisia, dalam keluarga pedagang kaya dan terpelajar. Ayahnya, Muhammad Al-Fihri, menanamkan nilai-nilai keilmuan dalam keluarganya. Setelah kematian orang tuanya, Fatimah dan saudara perempuannya, Maryam, pindah ke Fez, Maroko. Dalam lingkungan baru ini, Fatimah menemukan peluang untuk mewujudkan visinya.
Fatimah adalah sosok yang religius dan memiliki semangat tinggi dalam mendukung pendidikan. Ketika ia mewarisi kekayaan besar dari ayahnya, ia memilih untuk tidak menggunakannya demi keuntungan pribadi. Sebaliknya, ia mendedikasikan seluruh kekayaannya untuk membangun sebuah institusi pendidikan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Pandangannya ini mencerminkan semangat Islam yang menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan sedekah jariyah.
Fatimah Al-Fihri bisa menjadi contoh nyata dari bagaimana seorang individu dapat menciptakan perubahan besar dalam masyarakat. Pada masa keemasan Islam, pendidikan dianggap sebagai pilar utama peradaban. Fatimah memahami pentingnya akses ke pendidikan yang berkualitas untuk membangun masyarakat yang maju, Dengan mendirikan Al-Qarawiyyin di Kota Fez Maroko.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Fatimah merupakan tokoh Islam perempuan yang berpengaruh besar terhadap membangun peradaban. Meski banyak yang beranggapan bahwa perempuan pada masa itu tidak memiliki pengaruh besar dalam bidang intelektual, Fatimah membuktikan bahwa wanita juga bisa membuat perubahan. Warisannya adalah pengingat bahwa perempuan memiliki potensi besar dalam memajukan peradaban islam.
Menekankan kebutuhan pendidikan lebih lanjut, pada tahun 859 Masehi, Fatimah al-Fihri mendirikan masjid dan Universitas 'Al-Karaouine/Al-Qarawiyyin', yang dinamai sesuai dengan nama kampung halamannya. Bangunan ini memiliki panjang 30 meter, memiliki halaman dalam, halaman, masjid, perpustakaan yang sangat luas, dan gedung sekolah, dan Fatima mengelola semua detail pembangunannya.
Dibalik Pembangunannya dalam dua tahun yang bisa menjadi gedung yang luar biasa, dalam semangat tradisi Ramadhan Fatimah Al-Fihri berpuasa hingga proyek selesai dan berdirinya pusat pendidikan.
ADVERTISEMENT
Awal rencananya, universitas ini adalah sebuah masjid yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan ibadah masyarakat setempat. Namun, dengan cepat ia berkembang menjadi pusat pendidikan yang menawarkan beragam mata kuliah yang diajarkan di universitasnya adalah studi yang sangat diperlukan tentang astronomi, ilmu-ilmu Al- Qur'an, teologi, hukum, retorika, menulis, logika, aritmatika, geografi, kedokteran, geografi, tata bahasa, sejarah Islam, sejarah umum, kimia, dan matematika.
Al-Qarawiyyin menjadi magnet bagi para cendekiawan dari berbagai belahan dunia, termasuk Andalusia, Afrika Utara, dan Timur Tengah. Di sinilah para pemikir terkenal seperti Ibnu Khaldun dan Maimonides memperoleh pengetahuan mereka. Di aula universitas dihiasi mosaik aljabar awal ditemukan. Paus Sylvester II untuk pertama kalinya mempelajari angka-angka Arab dan membawanya ke Eropa. Banyak cendekiawan yang menyebarkan pengetahuan yang diperoleh di Al-Karaouine ke seluruh dunia Barat, membuka jalan bagi Periode Renaisans Eropa. Di Universitas ini memiliki peningalan, contohnya Ijazah yang diukir di panel kayu, dan masih dipajang di Perpustakaan Universitas hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Perpustakaan Universitas Al-Qarowiyyin adalah salah satu perpustakaan tertua di dunia dan memiliki lebih dari 4000 manuskrip yang berbeda. Diantaranya adalah salinan Al-Qur'an dari abad kesembilan yang ditulis dalam aksara Kufah di atas kulit unta, serta Injil versi Arab dari abad ke-12. Perpustakaan ini baru saja direnovasi di bawah arahan arsitek Aziza Chaouni.
Pengaruh Jangka Panjang
Setelah kematian Al-Fihri, Universitas ini terus beroperasi. Masjid ini telah menjadi yang terbesar di Afrika dengan kapasitas untuk menampung 22.000 orang. Universitas Al-Karaouine secara resmi dimasukkan ke dalam sistem pendidikan tinggi di Maroko, terakhir kali pada tahun 1963 dan masih kuat hingga saat ini. Pintu-pintu Universitas tetap terbuka untuk umum dengan menawarkan pendidikan bagi wanita dan pria dari seluruh penjuru dunia. Salah satu mantan mahasiswanya adalah Fatima al-Kabbaj (yang tercatat menjadi mahasiswi pertama di Universitas Al-Qarowiyyin), dan kemudian menjadi satu-satunya anggota perempuan di Dewan Tertinggi Pengetahuan Agama Maroko.
ADVERTISEMENT
Dari Pihak UNESCO dan Guinness World Records mengakui Al-Qarawiyyin sebagai universitas tertua, lebih tua dari universitas terkenal di Eropa seperti Universitas Bologna di Italia dan juga Universitas Islam seperti Al-Azhar di Mesir. Warisan ini menunjukkan dampak jangka panjang dari visi Fatimah Al-Fihri.
Selain itu, kontribusi Fatimah membuka jalan bagi integrasi ilmu pengetahuan Islam ke dunia Barat. Melalui para sarjana yang belajar di Al-Qarawiyyin, pengetahuan dari dunia Islam menyebar ke Eropa selama abad pertengahan. Proses ini memainkan peran penting dalam memulai era Renaisans di Barat.
Kesimpulan
Fatimah Al-Fihri adalah simbol pembuat perubahan yang melampaui zamannya. Dengan mendirikan Universitas Al-Qarawiyyin, ia tidak hanya memberikan kontribusi besar bagi peradaban Islam, tetapi juga bagi dunia secara keseluruhan. Kisahnya mengingatkan kita akan potensi individu dalam menciptakan dampak besar. Dalam konteks sejarah peradaban Islam, Fatimah Al-Fihri adalah bukti nyata bahwa perempuan memiliki peran yang tak tergantikan dalam membangun peradaban. Warisannya tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT