IMABA (Ikatan Mahasiswa Bata-bata) dan Kemajuan Peradaban Pendidikan di Madura

Muhdar Afandy
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyyah Jakarta
Konten dari Pengguna
17 November 2021 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhdar Afandy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Opini
ADVERTISEMENT
https://canva.me/Ubvpzs2Uykb
ADVERTISEMENT
(Oleh: Muhdar, mahasiswa Ilmu Politik UMJ. Ketua umum DPW IMABA Jabodetabek periode 2021-2022)
IMABA (Ikatan Mahasiswa Bata-bata) merupakan sebuah organisasi pengabdian yang berada di bawah naungan pondok pesantren mambaul ulum Bata-bata, Madura. Sebagai alumni, bagaimana cara untuk tidak putus ikatan dengan seorang guru, dengan kesadaran bersama, membentuklah sebuah organisasi. Dan untuk di pondok pesantren Bata-bata juga ada organisasi yang lebih dulu berdiri dari pada Imaba yaitu, IKABA (Ikatan Alumni Bata-bata) yang tak lain pula kiprah dari organisasi ini untuk kemajuan pesantren dengan dorongan para alumninya.
Pada mulanya, Imaba terbentuk untuk menghandel para alumni-alumni pondok pesantren Bata-bata yang berada di luar daerah maupun di Bata-bata sendiri yang sedang kuliah, karena jika tidak disatukan dalam satu wadah sangatlah sulit untuk mempersatukan ribuan santri lulusan pesantren Bata-bata.
ADVERTISEMENT
Imaba sendiri organisasi yang lebih khusus dari pada Ikaba, karena kader-kader yang berada didalamnya hanyalah para pemuda-pemudi saja yang mempunyai kesempatan duduk di perguan tinggi yang ada di berbagai daerah di Indonesia, bahkan sampai luar negeri. Namun kalo penulis katakan Imaba dan Ikaba sebagai adik dan kakak karena Ikaba sangat berkontribusi dalam menyukseskan, mendorong agenda-agenda yang diselenggarakan oleh Imaba, begitupun bentuk keharmonisan terus selalu saling membangun dalam hal ini dengan cara silaturrahmi.
Melihat keberadaan Imaba saat ini sangat mengharukan, karena perkembangan Imaba sendiri. Dulunya, Imaba hanya mencakup nasional saja, namun seiring dengan berjalannya waktu dengan kegigihan dan mimpi besar beliau (RKH. Muhammad Thohir Zain. AH) sehingga Imaba menyebar hingga manca negara. Untuk saat ini Imaba yang berada di luar negeri antara lain; Imaba Mesir, Imaba Malaysia, Imaba Turkey dan masih banyak lagi di negara-negara lain yang sedang merintis untuk mendeklarasikan Imaba.
ADVERTISEMENT
Kalo penulis katakan, Imaba sebagai salah satu solusi realitas pendidikan yang ada di Madura sesuai dengan tulisan yang telah dimuat sebelumnya, "Dinamika Pendidikan di Madura", karena organisasi ini bukan hanya alumni Bata-bata saja yang dihimpun, melainkan siapa saja, berasal dari latar belakang apapun, namun antara alumni dan yang bukan alumni semua diatur dalam AD/ART atau konstitusi yang sudah di tetapkan. Kalo penulis katakan Imaba untuk kemaslahatan ummat, namun yang pertama diprioritaskan internal pondok Bata-bata sendiri.
Imaba juga merupakan organisasi non profit, yang mana kontestasi pemilihan atau penggantian estafet kepemimpinannya begitu kaku, dalam artian kader-kader yang ada enggan untuk menyatakan sikap maju untuk menggantikan dirinya menjadi pemimpin karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Itu satu hal yang harus dievaluasi kembali. Pada dasarnya organisasi itu sama, sama untuk dijadikan sebuah edukasi, dedikasi bagaimana nantinya kita kembali ke halaman kita masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tentunya, kita sudah mempunyai bekal pengalaman yang cukup matang tentang kepemimpinan ketika benar-benar serius menerima amanah yang telah diberikan terhadap kita untuk diterapkan di kehidupan yang lebih serius atau kehidupan yang nyata.
Imaba juga jangan sampai dipersempit persepsinya, dalam artian seiring dengan perkembangan globalisasi kita tidak bisa menghindar dari kenyataan sosial yang ada, kita harus gigih melawan arus globalisasi tersebut karena didalamnya mengandung sisi positif dan negatifnya dan itu sejak dari dulu. Dampak negatif yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pemuda-pemudi yang tersesat akibat arus globalisasi. Maka dari itu kita harus mempunyai kekuatan baru, kita harus bisa menyesuaikan diri tanpa menghilangkan marwah kita sebagai mahasiswa santri untuk mengemukakan hal-hal baru, dalam artian kita sebagai tabib dari penderita penyakit yang menimpa pemuda-pemudi itu.
ADVERTISEMENT
Dan itu semua tidak mudah. Memang itu semua tidak semudah membolak-balikan tangan, namun perlu diingat juga kita adalah banyak namun kita adalah satu, satu ketika dijadikan kekuatan baru untuk menerobos, melawan dan membasmi penyakit globalisasi terhadap masyarakat.
Ketika melihat dinamika peradaban pendidikan di Madura, sangat miris, ironis. Pemuda-pemudinya acuh tak acuh terhadap pendidikan sehingga pendidikan hanyalah tinggal bangunannya saja. Maka, ini adalah PR kita, ini tanggung jawab kita, ini beban moral kita yang harus kita pikul bersama untuk setidaknya meminimalisir angka penurunan pendidikan di Madura. Imaba seharusnya menjadi organisasi yang bergerak pada ranah itu, karena bentuk dari Imaba sendiri adalah organisasi pengabdian, disisi lain mengabdi terhadap pondok pesantren, juga mengabdi terhadap Madura (maslahat ummat). Dan lagi-lagi hal yang paling utama alumni-alumni Bata-bata yang harus diprioritaskan.
ADVERTISEMENT
Kemajuan tersebut merupakan terobosan baru untuk bagaimana Imaba melangkah yang mana disitu ada pencapaian jangka pendek dan pencapaian jangka panjang. Ya, pertama pencapaian jangka pendek bagaimana ratusan alumni Bata-bata per-angkatan itu sebisa mungkin Imaba bisa memengaruhi untuk tidak termakan oleh situasi dan kondisi masyarakatnya, dalam artian semua mempunyai keinginan untuk mengembangkan potensi diri yang sudah di peroleh di pondok pesantren. Yang kedua adalah ketika yang pertama sudah beres bagaimana diri dari Imaba itu kebermanfaatan untuk halayak. Jika itu sudah tercapai, maka Imaba sudah sempurna menjadi organisasi pembaharu (modernis).