Konten dari Pengguna

Madura Dan Masa Depan Indonesia

Muhdar Afandy
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyyah Jakarta
30 Juli 2024 6:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhdar Afandy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto dokumen penulis
zoom-in-whitePerbesar
foto dokumen penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hastag yang bercuitan hari-hari ini berasal dari bumi Madura tentang Madura go Provinsi sedang berseliwiran di media massa, diskusi kedaerahan dan lain sebagainya. Semua kalangan saling beradu argumentasi, mulai dari para akademisi, politisi, pemuda, dan masyarakat pada umumnya dipenuhi dengan pro-kontra dialektika yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Bukan hal yang baru isu topik yang sedang terangkat kembali ini perihal Madura menjadi Provinsi, meskipun masih belum bisa secara administratif, karena formasi dari pada Provinsi minimal terdiri dari lima Kabupaten/kota. Sedangkan Madura ada empat (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep) hal tersebut sudah diatur dalam UU nomor 23 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Memang sudah seharusnya Madura segara mungkin membelah diri dari bagian Provinsi Jawa Timur, melihat teretorial yang tergabung dalam Provinsi ini rasa-rasanya sudah terlalu rumit dan susah diakomodir, sehingga dampak yang terjadi nanti adanya kecemburuan sosial akibat jarangnya sentuhan tangan-tangan pemangku kebijakan ditingkat Provinsi.
Mengutip dari pandangan dan pernyataan tokoh nasional yang asli orang Madura, Prof. Mahfud MD. Menguraikan pandangan terkait beliau perihal 'Madura menjadi Provinsi' saat ditanya salah satu komitmen dari tim pemenangan waktu beliau dicalonkan sebagai wakil presiden Republik Indonesia (RI) yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo.
ADVERTISEMENT
Ungkapan beliau memastikan Madura akan menjadi bagian Provinsi dengan catatan dimulai dengan mekanisme yang tidak begitu mudah, panjang dan memakan waktu yang lumayan cukup alot. Karena dalam frase sikap yang diutarakan akan berkisar kurun waktu 10 tahun lebih untuk memverifikasi terbentuknya Provinsi sesuai prosedur yang berlaku.
Itu merupakan salah satu bentuk janji Prof Mahfud terhadap masyarakat Madura jikalau beliau menerima mandat kekuasaan menjadi wakil Presiden (menjadi orang nomor dua di Indonesia), meskipun beliau belum ditakdirkan menjadi wakil presiden dalam pen pemilu 2024 kemarin.
Namun, harapan terhadap 'Madura Menjadi Provinsi' tidaklah pupus secara keseluruhan, perlu ditinjau ulang konsepsi pembentukannya salah satu yang paling utama adalah konsolidasi harus sebaik mungkin dalam relasi-relasi antar pejabat lokal maupun stakeholder yang ada di Madura. Baik dalam hubungan horizontal dan vertikal dengan melibatkan elemen-elemen penting dalam kekuatan politik lokalnya.
ADVERTISEMENT
Terutama dalam kancah politik Nasional Pemuda sebagai simbol penggerak arah perubahan tatanan politik yang menjadi historical dalam sejarah reformasi di Indonesia. Maka, sudah saatnya pemuda mengambil peran dan berkontribusi nyata. pemuda-pemuda asal Madura yang berserakan dipenjuru negeri melihat peluang dan tantangan untuk masa depan Madura, dan tentunya juga masa depan Indonesia.
Itu merupakan hasil penglihatan penulis bagaimana pertumbuhan ataupun eksistensi pemuda-pemuda Madura, disini adalah mahasiswa yang menjadi representasi karena merekalah kaum terpelajar yang dibekali ilmu-ilmu pengetahuan, tak terkecuali maslahat kabangsaan dan kenegaraan khususnya dalam masalah kepekaan terhadap isu-isu kedaerahan. Sering penulis jumpai diberbagai wilayah-wilayah di Indonesia pemuda Madura menjadi motorik dalam ranah pergerakan organisasi mahasiswa, baik di organisasi intra maupun ektra.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan momentum yang sangat mendorong sekaligus inilah salah satu tugas besar kita kawan-kawan mengambil peran penting dalam kemajuan Madura. Memang memajukan tidak harus menjadi Provinsi sendiri, namun sepertinya pengelolaan politik birokrasi lebih cepat dan lebih baik prosesnya ketika Madura mempunyai otonomi sendiri. Sehingga dampak dari pada itu semua akan senada dalam segala sektor; pendidikan, ekonomi, sosial budaya, demokrasi, pembangunan dan lain sebagainya.
Dan yang terakhir yang paling sangat punya hutang moral adalah organisasi-oganisasi kedaerahan, baik organisasi Kabupaten dan organisasi Madura itu sendiri. Penulis juga pengurus aktif dalam organisasinya 'Forum Mahasiswa Madura Jabodetabek (FORMAD Jabodetabek)'. Mari kita bangun ghairah semangat peduli kedaerahan, bangun konsolidasi dari satu wilayah ke wilayah lain, lalu tuai prestasi yang gemilang di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
#Hidup Mahasiswa
#Sejahtera Masyarakat Madura