Konten dari Pengguna

Tarekat Petani: Sinkretisme Agama dan Strategi Kelangsungan Hidup

Muhdhori Ahmad
Pernah Nyantri di PIP Tremas Pacitan, Alumni Ma'had Aly Al-Tarmasi, Alumni Pasca INSURI Ponorogo (Tarbiyah), Mahasiswa Pasca IAIN Ponorogo ( FEBI)
13 Januari 2025 9:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhdhori Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi aktifitas pertanian canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aktifitas pertanian canva.com
ADVERTISEMENT
Tarekat petani merupakan sebuah fenomena sosial-religius yang berkembang pesat di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini merupakan perpaduan antara ajaran agama dan praktik pertanian sebagai strategi kelangsungan hidup. Melalui sistem ini, kepercayaan terintregrasi erat dengan praktik siklus pertanian, mengarahkan kehidupan spiritual dan ekonomi para pelakunya.
ADVERTISEMENT
Makna dan Pengertian Thoriqoh/Tarekat
Thorikoh atau Tarekat merupakan istilah yang sangat familiar di jagad Islam Nusantara. Merupakan sebuah aspek praktik keagamaan yang melibatkan aspek eksotris maupun isoteris sekaligus yang melibatkan aspek lahir dan batin. Ajaran model seperti ini disinyalir ada dengan seiring masuknya Islam ke bumi Nusantara.
Kata thoriqoh/tarekat berasal kata Arab طريقة yang berarti jalan, cara, atau metode. KH Muhammad Sholeh bin Umar Darat mengatakan dalam kitab Minhajul Atqiya' fi Syarhi Ma'rifatil Adzkiya' ila Thariqatil Auliya', Thariqah itu merupakan sebuah pelaksanaan ibadah dengan semangat keseriusan, tidak memilih ibadah yang ringan saja, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Syaikh Zainudin al-Malibari menjelaskan dalam syairnya:
ولكل واحدهم طريق من طروق # يختاره من ذا واصلا
ADVERTISEMENT
Masing-masing para sufi memiliki tarekat yang dipilihnya dari beberapa tarekat yang ada, yang bisa menghantarkanya sampai kepada Allah SWT.
كجلوسه بين الانام مربيا # ككثرة الاوراد كاصوم الصلا
Seperti, duduk mengajar sesama manusia, memperbanyak wirid-wirid, seperti puasa dan shalat.
وكخذمة للناس والحمل الحطب # لتصدق بمحصل متمولا
Dan seperti berkhidmah untuk kepentingan umum dan mencari kayu bakar, kemudian hasil uangnya disedekahkan.
KH Sholeh Darat menjelaskan dalam kitabnya, ada banyak jalan untuk sampai kepada Allah SWT diantaranya pertama, belajar, mengamalkan ilmunya, mengajar, kemudian menjaga akhlahnya sebagai seorang guru. Kedua, memperbanyak wirid, sholat, puasa, membaca al-Quran, membaca tasbih, dan ibadah lainya. Ketiga, dengan cara menolong orang lain, melayani para ulama, sufi dan ahlullah. Ketiga ini lebih utama dari sholat sunah, karena selain melakukan ibadah juga menolong orang lain. Keempat, mencari kayu bakar kemudian uang hasil penjualan diberikan kepada para fakir. Ini merupakan ibadah yang utama, karena dapat menekan hawa nafsu dan menghilangkan sifat sombong juga mendapatkan do’a dari orang-orang Islam.
ADVERTISEMENT
Syaikh Abdul Qodir al-Jainali mengatakan: Saya bisa sampai pada Allah SWT bukan sebab shalat malan dan puasa siang harinya, tapi sebab sifat dermawan, tawadlu’ dan selamatnya hati. Syaikh Ibnu Athaillah menjelaskan bahawa thorikoh itu bermacam-macam, mana yang cocok sesuai warid yang masuk ke hati.
Hubungan Antara Praktik Pertanian dan Tarekat
Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai potensi besar dalam hal pertanian, memiliki harapan yang besar dalam menciptakan kemandirian pangan dan peningkatan ekonomi rakyat. Dunia Internasional-pun menyoroti hal ini sebagai sesuatu yang sangat penting. Berbagai lembaga internasional telah membuat rumusan mengenai ketahan pangan, seperti FAO (Food and Agricultural Organization), IFPRI (International Food Policy Research Institute), EIU (The Economist Intelligent Unit) dan Economic Research Service (ERS) yang berada di bawah USDA (United State Department of Agriculture). Di Indonesa hal ini telah menjadi program prioritas dalam setiap pemerintahan, bahkan sering dibawa dalam isu-isu politik.
ADVERTISEMENT
Selain hal tersebut, hubungan antara pertanian dan Agama Islam sangat erat. Dalam Soeara Moeslimin Indonesia Indonesia 15 Januari 1944, KH Hasyim Asy’arie berpesan “Pa’ Tani itoelah penolong negeri apabila keperloean menghendakinja dan waktoe orang pentjari-tjari pertolongan. Pa’ Tani itoe ialah pembantoe negeri jang boleh dipertjaja oentoek mengerdjakan sekalian keperloan negeri, jaittoe diwaktunja orang barbalik poenggoeng (ta’ soedi menolong) pada negeri; dan Pa’ Tani itoe djoega mendjadi sendi tempat negeri didasarkan. Inti dari pesan ini adalah pertama, aktivitas pertanian bukan sekedar aktivitas ekonomi, namun sebuah aktivitas yang memiliki kemelekatan religiusitas dan kebangsaan. Kedua, memberi sinyal kepada muslim memahami pertanian dalam kerangka kepedulian dalam tumpah darahnya, sebagaimana juga menjadi simbol kekuatan Islam dalam menjaga negerinya. Ketiga, mendapat keuntungan dari laba pertanian tidak hanya dimaknai sebagai keuntungan dalam ekonomi, melainkan mendapatkan pesan relegiusitas sekaligus kebangsaan didalamnya.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah perjuangan bangsa, berbagai pemberontakan kepada penjajah dari kalangan petani yang bertarekat terjadi di berbagai daerah. Semisal pemberontakan petani Banten 1988, Sidoarjo 1903, Lombok 1894, yang dinahkodai oleh para pemimpin, dan pengikut Tarekat Naqsyabandiyah. Fakta yang ada menunjukkan bagaimana religious dan nasionalis telah mendarah daging pada para pengikut tarekat.
Hingga saat ini, praktik pertanian menjadi salah satu jalan pengikut tarekat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, selain menjadikan pertanian sebagai kelangsungan hidup. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Nur Syam dalam bukunya Tarekat Petani tentang Fenomena Tarekat Syatariyah Lokal. Sejalan juga dengan ajaran Tarekan Syadziliyah yang menyeru untuk giat bekerja, serta mengedepankan prinsip-prinsip etika dan moral dalam kehidupan tidak terkecuali dalam pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Tarekat Petani merupakan contoh kongkrit perilaku menuju keseimbangan antara dunia dan akirat, menuju sang pencipta tanpa melupakan dirinya sebagai manusia, menggunakan dunia sebagai perantara untuk menuju-Nya. Inti ajaran tarekat yang berkonsentrasi pada pembersihan hati, akan menciptakan kepekaan dan kesadaran yang lebih pada para pengikutnya, sehingga dalam menjalani suatu pekerjaan bukan hanya dipandang sebagai suatu perkara keduniaan semata, melainkan suatu bentuk ibadah.
Terlebih dalam konteks ke-Indonesiaan isu ketahan pangan masih menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan. Selanjutnya perlu tindakan yang nyata dan lebih serius untuk merealisasikanya. Falah al-Falah.