Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Toleransi dalam Tumpeng: Simbol Persatuan dalam Keberagaman
25 Desember 2024 7:44 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhdhori Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang majemuk, terdiri dari 1300 lebih suku dan 6 agama resmi yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Dalam perkembanganya Indonesia telah terbukti mampu merawat persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman yang ada. Diantara keberagamanya yang lain adalah keberagaman kuliner yang ada di daerah-daerah di Indonesia. Dari sekian banyak sajian kuliner khas daerah yang ada di Indonesia, ada yang menawan namanya tumpeng, hidangan khas Indonesia yang berbentuk kerucut. Tumpeng sendiri bukan sekadar sajian kuliner, di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur yang telah diwariskan turun-temurun oleh leluhur bangsa Indonesia. Salah satu nilai yang paling menonjol dalam filosofi tumpeng adalah toleransi.
ADVERTISEMENT
Bentuk tumpeng yang meruncing melambangkan segala yang ada di dunia ini perpusat pada Tuhan yang Maha Esa. Selain hal itu, juka runcing di atas melambangkan langit, sedangkan bagian bawah yang melebar merepresentasikan bumi. Hal, ini adalah gambaran sederhana tentang alam semesta yang begitu kompleks, namun harmonis. Berbagai sayur, lauk pauk yang mengelilingi nasi tumpeng menjadi simbol keberagaman makhluk hidup di bumi.
Didalam konteks sosial, tumpeng dapat diartikan sebagai representasi dari masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan ras. Meskipun berbeda-beda, mereka hidup berdampingan dalam satu kesatuan. Representasi dari semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda namun tetap satu jua. Nasi tumpeng sebagai bagian utama menyatukan, layaknya sebuah bangsa yang bersatu dalam keberagaman.
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran agama Islam, sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” (Al-Hujurat: 13).
Ayat di tersebut dengan jelas mengajarkan kita untuk saling mengenal dan menghormati perbedaan karena sesungguhnya seluruh manusia adalah saudara, keturunan dari Nabi Adam dan Siti Hawa. Toleransi bukan hanya sebatas sikap menerima perbedaan, tetapi juga upaya untuk hidup berdampingan secara damai dan saling membantu dalam kebaikan.
ADVERTISEMENT
Dalam tumpeng terdapat berbagai bentuk jenis makanan yang dipadukan, mengandung berbagai makna toleransi. Diantaranya adalah:
Nasi: Sebagai bagian utama, nasi sebagai makanan pokok mayoritas masyarakat di Indonesia melambangkan persatuan dan kesatuan. Semua lapisan masyarakat, tanpa memandang status sosial dan ekonomi, dapat sama-sama dapat menikmati nasi tumpeng.
Lauk Pauk: Beragam lauk pauk yang mengelilingi nasi melambangkan keberagaman, seperti Indonesia yang penuh dengan keberagaman. Setiap lauk pauk memiliki cita rasa dan tekstur yang berbeda dengan ke hasan masing-masing, namun semuanya menyatu dalam satu hidangan.
Sayuran: Sayuran yang berwarna-warni melambangkan kedamaian, keindahan dan kekayaan alam. Sama halnya dengan manusia, setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dengan saling memahami dan toleransi manusia akan menemukan kedamaian hidup.
ADVERTISEMENT
Telur: Telur diartikan sebagai simbol kesuburan dan kehidupan baru. Dalam konteks tumpeng, telur dapat dimaknai sebagai harapan akan terciptanya kehidupan yang baik dan harmonis yang akan terus berlanjut hingga akhir dunia.
Diantara nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam tumpeng dapat kita aplikasikan dalam kehidupan nyata. Ada beberapa hal yang dapat di lakukan antara lain:
Saling menghormati perbedaan: Manusia diciptakan sejatinya dengan perbedaan, merupakan bawaan setiap manusia yang terlahir di muka bumi. Setiap individu memiliki hak untuk berpendapat dan berkeyakinan. Kita harus dapat saling menghormati berbagaai pandangan dalam perbedaan tersebut tanpa merasa lebih unggul dari yang lain.
Kerjasama: Toleransi akan terwujud dengan baik jika mampu bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda dari diri kita. Dengan adanya kerjasama yang baik, saling melengkapi satu sama lain, kemajuan dan kejayaan yang dicita-citakan bangsa akan sangat mungkin dan lebih cepat terwujud.
ADVERTISEMENT
Gotong royong: Gotong royong merupakan salah satu bentuk implementasi nilai sebuah toleransi. Dengan gotong royong, kita dapat menyelesaikan, pekerjaan, masalah bersama dengan lebih ringan sekaligus memperkuat tali persaudaraan.
Tumpeng bukan hanya sekedar makanan atau sajian kuliner, tetapi juga simbol persatuan dalam keberagaman yang diwariskan oleh leluhur bangsa. Nilai-nilai toleransi yang terkandung di dalamnya sangat relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai tersebut, kita dapat membangun bangsa yang lebih harmonis dan sejahtera. Nilai yang perlu bersama dijaga, diajarkan, serta diwariskan kepada para generasi bangsa.