Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gaya Hidup Minimalis Seperti Raditya Dika
8 November 2021 18:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Iqbal Habiburrohim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa sih yang tidak mengenal Raditya Dika? Sosok yang sudah merambah ke hampir semua bidang industri hiburan mulai dari penulis, youtuber, stand up comedian, aktor, bahkan sutradara.
ADVERTISEMENT
Dengan pekerjaan sebanyak itu pastinya ia juga mendapatkan penghasilan yang begitu besar. Tidak berlebihan rasanya apabila saya membandingkan peghasilan yang Radit dapatkan dari satu video yang ia upload ke platform Youtube dengan uang jajan yang saya terima selama saya hidup. Keduanya mungkin tidak berbeda jauh.
Walaupun ia sudah sukses di berbagai bidang industri hiburan dan memiliki penghasilan yang begitu besar, siapa sangka bahwa Raditya Dika memiliki gaya hidup yang minimalis dan gak neko-neko. Selama saya mengikuti Raditya Dika, saya hampir tidak menemukan konten yang berisi dirinya sedang pamer barang mahal terlebih mempostingnya di media sosial.
Radit sendiri lebih sering terlihat memakai baju polos dan celana pendek ketika ia sedang berjalan-jalan ke luar rumah. Hal tersebut tentu bertolak belakang dengan anak muda milenial zaman sekarang yang kebanyakan malah ingin berpenampilan mencolok dan menggunakan barang branded walaupun hanya sekadar nongkrong di dekat rumah.
Selain itu, Radit juga berprinsip bahwa apa yang ia pakai atau beli adalah barang-barang yang benar-benar ia butuhkan. Hal tersebut tentu sangat sulit untuk orang-orang seperti kita dimana saat melihat barang unik dan anti-mainstream pasti muncul hasrat untuk membelinya, padahal belum tentu barang tersebut bakal memiliki nilai guna setelah kita beli.
ADVERTISEMENT
Sesuai pengamatan saya mengikuti Radit selama ini, ia benar-benar memiliki rencana yang matang di masa depan. Radit lebih memilih untuk menginvestasikan apa yang ia miliki dibandingkan menuruti hawa nafsunya untuk membeli barang-barang yang mungkin hanya memuaskan dirinya untuk jangka pendek saja. Hasilnya? Pada usianya yang belum menginjak 40 tahun, ia sudah bisa melakukan pensiun, jika ia mau.
Dengan hasil investasinya selama ini, sekarang Radit tidak perlu kebingungan lagi mencari uang untuk masa tuanya karena ia telah mencapai kestabilan ekonomi. Kondisi tersebut berarti dirinya sudah bisa menghidupi ia dan keluarganya dengan gaya hidup yang ia miliki hingga usia tua nanti.
Hal lain yang bisa kita contoh dari Raditya Dika adalah bagaimana ia mempersiapkan segala kemungkinan yang ia pikirkan di masa depan. Sejak masa mudanya menjadi penulis, Radit telah memikirkan dana pensiun dan dana pendidikan untuk anaknya kelak, padahal saat itu ia belum menikah, apalagi memiliki anak. Ia bisa menyingkirkan egonya di waktu muda agar nantinya di masa tua ia bisa menikmati semua hal yang telah ia tanam dulunya.
ADVERTISEMENT
Walaupun telah memenuhi syarat pensiun di usianya sekarang, Radit tetaplah Radit dan ia tidak berubah sama sekali. Pemikiran minimalisnya masih terbawa hingga sekarang dan mungkin ia masih tidak berpikir untuk merubah gaya hidupnya
Saya merasa gaya hidup yang dimiliki Radit perlu diketahui generasi milenial seperti kita karena saya sebagai salah seorang yang masuk ke generasi tersebut pun masih mencoba bagaimana caranya untuk menyingkirkan ego yang saya punya demi kepentingan masa depan saya sendiri. Hal-hal seperti ini sepertinya masih kurang digembor-gemborkan, padahal memilki manfaat yang membuat kita menjadi lebih aware terhadap masa depan yang kita punya.
Belakangan ini saya pun sadar bahwa percuma juga beli barang yang menaikkan derajat sosial, tetapi kehidupan di masa mendatang tidak saya persiapkan semaksimal mungkin. Mungkin saya bisa dapat semua atensi karena apa yang saya pakai sekarang, tapi saya bisa saja menjadi kesulitan dari sisi ekonomi beberapa tahun mendatang karena kelalaian saya sendiri dalam mengatur keuangan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya kembali lagi kepada pribadi masing-masing. Kalau memang kalian dari keluarga yang berada, sih, mungkin santai-santai saja buat membeli barang-barang dengan harga yang mahal tersebut. Akan tetapi, untuk orang-orang seperti saya yang biasa-biasa saja sepertinya harus berpikir dua kali dan lebih memilih untuk mengalokasikannya ke kebutuhan yang lain.
Saya pun disini sebenarnya tidak ada masalah apabila kalian memiliki gaya hidup yang berbeda-beda. Tapi, tidak bisa dipungkiri bahwa gaya hidup minimalis ala Raditya Dika bisa kita jadikan contoh bahwa hidup tidak melulu soal gengsi dan validasi, tetapi juga untuk kepentingan pribadi. Kalian pasti tidak mau kan nantinya bingung sendiri karena gaji sudah habis untuk membeli Gucci sampai lupa beli nasi?~