Konten dari Pengguna

AI dalam Sistem Informasi RS: Solusi Cerdas untuk Layanan Kesehatan yang Efisien

Muhammad Kemal Pasha Al-Ghani
Mahasiswa Prodi Magister Administrasi Rumah Sakit UMY
13 November 2024 7:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Kemal Pasha Al-Ghani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dengan semakin berkembangnya era digital, rumah sakit di seluruh dunia mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam sistem informasi rumah sakit (SIRS) mereka. AI menjadi elemen penting untuk meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat diagnosis, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. AI kini memungkinkan SIRS untuk menjadi sistem manajemen cerdas yang mampu mengoptimalkan seluruh proses administratif hingga klinis dengan lebih akurat dan efisien (Komalasari, 2022).
Ilustrasi Digitalisasi Sektor Kesehatan. Foto : Pete Linforth dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Digitalisasi Sektor Kesehatan. Foto : Pete Linforth dari Pixabay
Efisiensi Operasional: Otomatisasi yang Mendukung Produktivitas Staf
ADVERTISEMENT
Integrasi AI pada SIRS memungkinkan otomatisasi berbagai tugas administratif—seperti pendaftaran pasien, manajemen inventaris, dan penjadwalan—yang seringkali menghabiskan waktu dan sumber daya. Algoritma AI dapat memproses data pasien dalam jumlah besar dengan cepat, memungkinkan staf untuk fokus pada pelayanan langsung kepada pasien. Misalnya, AI mampu memprediksi tingkat hunian kamar, ketersediaan dokter spesialis, serta kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan sesuai dengan permintaan pasien pada periode tertentu (Abdillah, 2024; Lee & Yoon, 2021). Dengan begitu, AI mendukung efisiensi manajemen rumah sakit secara keseluruhan dan mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan persediaan medis (Bachtiar, 2023).
Peningkatan Akurasi Diagnostik dan Deteksi Dini
AI juga terbukti efektif dalam meningkatkan akurasi diagnostik. Teknologi ini dapat mengolah citra medis, seperti CT scan dan MRI, untuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit kritis seperti kanker dan penyakit jantung. Model deep learning dapat mengidentifikasi pola yang sulit dideteksi secara manual, sehingga memungkinkan diagnosis dini yang lebih akurat. Dengan integrasi informasi riwayat medis, gaya hidup, dan faktor genetik, AI memberikan profil risiko kesehatan individual yang sangat membantu dokter dalam mempersonalisasi perawatan pasien (Silvina et al., 2021). Ini tidak hanya mengoptimalkan efektivitas terapi, tetapi juga mengurangi potensi kesalahan medis yang dapat membahayakan pasien.
Ilustrasi Teknologi dan Kesehatan. Foto : Vilius Kukanauskas dari Pixabay
Tantangan Etika dan Keamanan dalam Pengelolaan Data Pasien
ADVERTISEMENT
Meskipun AI memberikan banyak manfaat, penerapannya dalam SIRS membawa tantangan, khususnya terkait privasi dan keamanan data pasien. Sistem AI yang mengelola data dalam jumlah besar harus mengikuti regulasi yang ketat untuk menjaga kerahasiaan informasi medis. Selain itu, hasil analisis AI sangat bergantung pada data yang digunakan untuk melatih modelnya. Jika data tersebut tidak representatif atau mengandung bias, hasil yang dihasilkan oleh AI bisa tidak akurat atau tidak adil (Komalasari, 2022; Abdillah, 2024). Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang memastikan sistem ini aman, akurat, dan adil bagi semua pihak yang terlibat.
Ilustrasi Kejahatan dalam Teknologi dan Kesehatan. Foto : Vegard Henriksen dari Pixabay
Masa Depan Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis AI
Melihat potensi yang ditawarkan, AI akan membawa sistem informasi rumah sakit ke level yang lebih efektif dan inovatif, menjadikan SIRS sebagai fondasi utama untuk layanan kesehatan yang berbasis data dan personalisasi. Namun, integrasi AI ini membutuhkan kolaborasi yang erat antara pihak medis, teknolog, dan regulator untuk mewujudkan sistem yang dapat diandalkan dalam mendukung kesehatan masyarakat. Dengan demikian, di masa depan, AI tidak hanya akan membantu mempermudah pekerjaan staf medis tetapi juga meningkatkan pengalaman pasien dan hasil kesehatan mereka secara keseluruhan (Silvina et al., 2021).
ADVERTISEMENT
Referensi :
1. Abdillah, M.F. (2024) ‘Revolusi Digital Kesehatan: Meningkatkan Layanan dengan Kecerdasan Buatan’, Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 9(10), pp. 5911–5921.
2. Komalasari, R. (2022). Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Telemedicine. Jurnal Kedokteran Mulawarman, 9(2).
3. Lee, D. and Yoon, S.N. (2021) ‘Application of Artificial Intelligence-Based Technologies in the Healthcare Industry: Opportunities and Challenges’, International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(1), p. 271.
4. Secinaro, S. et al. (2021) ‘The role of artificial intelligence in healthcare: a structured literature review’, BMC medical informatics and decision making, 21(1), p. 125.
5. Trenggono, P.H. and Bachtiar, A. (2023) ‘PERAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM PELAYANAN KESEHATAN : A SYSTEMATIC REVIEW’, Jurnal Ners, 7(1), pp. 444–451.
ADVERTISEMENT