Diary: Kesalahan Berharap Kepada Manusia

Muhammad Rojak Hidayat
Sastra Indonesia - Universitas Pamulang - Jangan menduga, caraku berbeda.
Konten dari Pengguna
19 November 2022 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rojak Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar milik pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar milik pribadi
ADVERTISEMENT
Kesalahan terberat yang saya rasakan adalah berharap lebih kepada manusia, sehingga pada akhirnya saya pun berhenti berharap kepada manusia. Dengan terlalu percaya hingga akhirnya semua harapan itu membuat saya sangat terluka, terlebih saya tahu bahwa harapan itu sangat tidak mungkin untuk bersamanya untuk lebih jauh.
ADVERTISEMENT
Berharap kepada manusia itu saya anggap adalah kesalahan, apa lagi pada saat itu saya terlalu percaya akan semua pernyataan yang membuat saya yakin hingga akhirnya terpatahkan. Bukan saya bodoh menilai semua kekeliruan itu, akan tetapi saya hanya jujur dengan apa yang telah saya lakukan dan percayakan semua terhadapnya.
Dengan ia yang selalu membuat saya semangat untuk berangkat menempuh pendidikan saat itu, kini dengan semua keadaan yang memang sudah tidak sehat saya pun berpikir untuk meninggalkan semuanya, termasuk pendidikan saya saat ini sebagai mahasiswa. Namun rasanya saya sangat bingung saja, kalau saya tinggalkan.
Terlebih hanya karena manusia, rasanya kurang enak saja terdengarnya. Untuk sekarang akhirnya saya berpikir kembali, kenapa tidak saya jadikan sebuah karya seni saja. Misalnya, novel, cerpen, dongeng, atau sebagainya. Dengan itu mungkin rasanya akan jauh berbeda, dengan kita berhenti berharap lebih terhadap manusia.
ADVERTISEMENT
Rugi saja rasanya kalau hari-hari saya hanya memikirkan seorang manusia yang membuat luka, tentu hanya menjadi beban dalam menikmati hari-hari yang penuh drama ini. Dengan menempuh pendidikan sastra Indonesia yang saat ini saya tekuni, semua harapan terhadap manusia itu seakan bagus untuk saya angkat sebagai karya.
Misalnya seperti artikel ini, terbentuk dari sebuah pengalaman pahit hingga akhirnya membuat saya berpikir menjadi karya yang baik. Kenapa saya bilang seperti itu, karena dari kebohohan masa lalu saya terbentuklah berbagai pemikiran atau kreasi sehingga banyak sekali cerita yang dapat dituangkan sebagai suatu cerita di dalam media.
Dengan harapan cerita itu dapat membuat seseorang berpikir, dan mengubah pola pikir menjadi sebuah karya tulis atau sebagainya. Tentunya, dengan itu semua rasa kekecewaan sebelumnya bisa menjadi padangan suatu pelajaran yang menghasilkan kebaikan. Dengan menjadi artikel seperti ini pun sudah cukup membantu.
ADVERTISEMENT
Terlebih membantu kita merubah cara pola pikir negatif menjadi positif, dengan menuangkannya sebagai tulisan yang dapat membuat orang terkesan bahwa keburukan sekali pun dapat mengahasilkan kebaikan di dalamnya. Jadi penting untuk kita dalam mengontrol diri, dan keburukan itu tidak selamanya harus di nilai tidak baik.
Semua masih ada jalan keluarnya, karena semua itu pelakunya masih manusia. Dengan memiliki pola berpikir sebagai mahkluk hidup, tentunya manusia masih bisa dan masih banyak waktu untuk berubah. Oleh karena itu, kita perlu banyak belajar dari kesalahan. Bukannya tambah terpuruk lemah, dan seakan-akan bukan manusia.
Sekarang, tentu kita harus dapat sama-sama mengerti akan pahitnya suatu harapan. Namun kita pun jangan lupa akan kebahagian diri kita sendiri, terlebih diri kita yang selalu berjuang untuk manusia itu. Dengan tanpa dihargai, dan juga tanpa pernah manusia lain mengerti. Intinya selagi manusia sadar diri saja, karena kita hanya manusia saja.
ADVERTISEMENT
Akhir kata, mohon maaf apa bila masih banyak kekurangan dalam isi artikel kali ini. Semoga kalian semua dapat mengerti, karena saya pun sadar masih belum bisa memberikan yang terbaik untuk kalian semua. Dengan itu disini saya tidak ada niat menggurui, terlebih saya hanya berniat untuk berbagi dari pahitnya perjalan yang telah terlalui.
Aku selalu menunggu mawar itu, "salam satu aspal, nikmat sehat nikmat rejeki untuk kita semua".