Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Merangkai Puisi dalam Ingatan
8 November 2022 17:07 WIB
Tulisan dari Muhammad Rojak Hidayat S,s tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebelum saya memulai untuk merangkai puisi, yang jelas semua ini berawal dari doa yang telah saya panjatkan sebelumnya. Karena ingatan saya masih dalam membuat puisi itu, dan sekarang saya akan mencoba untuk merangkainya disini. Dengan harapan semoga dapat terbit dan bisa kalian semua membacanya. Namun jangan terlalu serius, anggap saja puisi ini hanyalah khayalan atau fiktif belaka.
ADVERTISEMENT
Dengan itu saya akan mencoba untuk mulai ingatkan lagi dari awal saya ingin merangkai puisi ini, dengan semua kata-kata yang saya bisa semoga kalian dapat memahami secara mendalam. Meskipun menurut saya puisi kurang baik seperti puisi pada umumnya. Semoga dengan kebodohan saya dalam membuat puisi, kalian semua dapat mengerti, kalau saya belum mampu memberikan yang terbaik.
Kalau begitu langsung saja saya akan membuatnya, atau merangkai puisi ini sebagai berikut:
"Doa manusia, berdoalah.
Perhitungan langit takan pernah salah,
Kehancuran bumi beserta hati pun takan pernah salah.
Bagaimana kau kuat manusia?
Bagaimana bisa kau berserah?
Langit dan bumi seakan menerima,
Tanpa manusia lain bertelinga.
Kau hebat manusia, kau hebat.
Dengan semua upaya kau pertahankan,
ADVERTISEMENT
Dengan semua ihklas kau tersakitkan.
Semua luka kau sematkan,
diantara tangis kau hanya diam.
Hebatmu sangalah mengagumkan,
Semangatmu kau habiskan bercucuran.
Langit selalu bersamamu,
Isi bumi patut mengagumimu.
Karena nafasmu adalah doa,
Dan kerja kerasmu adalah surga.
Ingat, Ingat, Ingat.
Teruslah berdoa, karena kau manusia.
Karya: Mrhd, 08 November 2022.
Itulah sedikit puisi yang saya dapat tuangkan, dengan pemikiran singkat setidaknya memiliki sedikit makna mengenai kehidupan. Dengan itu saya coba bagaimana kalian menyimpulkan puisi saya tersebut. Bagaimanakah puisi ini dalam pemikiran kalian, tulis di kolom komentar sebagai tambahan buat saya sebagai penulis puisi kali ini. Sebagai landasan untuk memperbaiki dalam penulisan.
Berawal saya mendapatkan puisi ini sebenarnya simpel sekali, dan waktunya pun berjalan begitu singkat. Dengan itu saya langsung mencoba menuliskannya, dengan harapan saya tidak lupa akan puisi tersebut. Dengan itu saya mungkin bisa lebih baik lagi dalam merangkai kalimat puisi untuk kedepannya, dan semoga saya juga bisa memberikan yang terbaik untuk kalian semua ke depannya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya puisi kali ini hanyalah kumpulan semua kata-kata yang berada tepat di otak saya saja, dengan sulitnya untuk menuangkan secara langsung saya pun berinisiatif untuk menuangkannya disini sebagai bentuk artikel. Sekalian memperbaiki setiap penulisan, dengan semua harapan semoga saja rangkaian puisiini dapat kalian semua terima tanpa kecewa karena banyak kekurangannya.
Akhir kata, mohon maaf apabila penulisan kali ini masih kurang baik, dan mungkin belum bisa memberikan yang terbaik. Setidaknya saya selalu berusaha hari demi hari untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, dengan harapan kalian semua selalu mendukung setiap artikel yang saya buat dengan apa adanya ini. Sebagai harapan, kalian juga dapat memberi saran pada kolom komentar di bawah.
Tentunya saya tidak lagi mencintai mawar, "salam satu aspal, nikmat sehat nikmat rejeki untuk kita semua".
ADVERTISEMENT
Terima kasih.