Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Perjalanan dan Pengalaman Hidup
6 Juli 2023 17:47 WIB
Tulisan dari Muhammad Rojak Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sepeti terkubur dalam harapan bagiku, dengan menguburkan diri sekarang ini mungkin lebih baik. Percuma banyak bertanya, percuma banyak bercerita, percuma mengorbankan diri sendiri untuk orang yang benar-benar tidak menginginkan keberadaan kita. Karena, semua itu akan berakhir sia-sia, apalagi bodohnya harus menikmati semua rasanya dan berjuang sendiri.
ADVERTISEMENT
Mempertahankannya itu rasanya sia-sia saja, terlebih yang diperjuangkan hanya sosok manusia biasa yang tidak bisa mengerti tentang bagaimana keadaan kamu. Maka cemburulah pemiliknya, begitulah kata guru agama aku. Dia bilang ikuti saja kata hati, mungkin dengan sendirinya ia akan mengerti. Yang pasti guru aku itu sangat berperan penting dalam setiap perjalanan hidup aku, apalagi guru itu sudah aku anggap seperti sosok ayah.
Kembali pada diri aku lagi, semua perjalan hidup yang banyak sekali aku tempuh rasanya begitu menarik. Dengan berbagai peran yang telah aku dalami sejauh ini, begitu banyak sekali cerminan yang membuat mata hatiku tergugah. Dari mendalami sosok tukang cilok, abang ojol, dan orang bodoh. Semua itu aku lakukan dengan ihklas, karena aku tahu akan ada hasil yang menarik sebagai suatu bumbu pelajaran aku ke depan.
ADVERTISEMENT
Yang lebih menarik diantara peran, ketika aku menjadi orang bodoh, sebenarnya menjadi orang bodoh itu tidaklah mudah. Walau pun aku tidak pintar, menjadi orang bodoh itu membuat aku banyak sekali pelajaran. Dengan mendalami peran hampir satu tahun, semua pandangan aku terhadap lingkungan berubah total. Dengan aku yang terbiasa menyimpulkan sesuatu secara sigkat, sekarang lebih menilai dari bagai mana kehidupan yang terus berjalan pada diri sendiri.
Sebagai pandangan aku jelas tidak takut, dan aku memang dari dulu suka sekali yang namanya tantangan. Jadi aku terbiasa dengan memecahkan suatu masalah yang aku sendiri pun tidak tahu dengan semua pelajaran hidup yang terus aku ikuti, biar kemana pun arah mainnya. Seru saja, bagaimana tidak. Aku mencoba berbagai karakter kehidupan manusia sampai menjadi orang gila, memang rasanya tidak mungkin, tapi itu terjadi sebelum aku masuk dunia sastra.
ADVERTISEMENT
Mungkin sekian dulu opini aku kali ini, dengan tidak menghilangkan rasa hormat untuk para guru-guru, aku sangat berterima kasih atas semua pelajaran yang telah diberikan sejauh ini. Dengan berupaya bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya, setidaknya aku sangat butuh seseorang yang dapat jujur tanpa harus mendapatkan feedback balik. Karena jujur buat aku adalah sesuatu yang harus diberikan secara ihklas sebagai penghargaan, terlebih bersyukurnya kalian yang aku jumpai telah memilikinya.
Tidak ada lagi mawar yang dulu aku kenal. "Salam satu aspal, nikmat sehat nikmat rejeki untuk kita semua". Amin