Ruangan 522 Menghasilkan sebuah Inspirasi

Muhammad Rojak Hidayat
Sastra Indonesia - Universitas Pamulang - Jangan menduga, caraku berbeda.
Konten dari Pengguna
19 Juni 2022 10:21 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rojak Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar merupakan milik peribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar merupakan milik peribadi
ADVERTISEMENT
Pertama saya akan mencoba kilas balik mengenai ada apa ruangan 522 ini, yang kebetulan nomor 522 ini diambil dari salah satu nomor ruangan kelas yang saya tempati untuk menuntut ilmu. Banyak sekali Inspirasi yang telah saya dapat pada ruangan itu, dengan adanya pergaulan, bimbingan, serta pemahaman mengenai sesuatu hal langsung pada sumbernya.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, sebelum saya mendapatkan semua itu sempat berfikir, "saya ini arahnya kemana?". Namun, seiring berjalannya waktu, setiap sisi gelap dikit demi sedikit mulai bersinar. teryata benar sekali, saya mulai sedikit mendapat pemahaman. Mengenai jalan saya, dengan berada dijurusan Sastra Indonesia. Dengan maksud, mencoba bertanya dan mencari ilmu langsung dengan sumbernya.
Ketika saya mulai menggeluti dunia Sastra Indonesia, sempat banyak keraguan di dalamnya. Keraguan itu sempat muncul akan Sastra itu sepeti apa, dan kenapa Sastra terkenal karyanya. Karena, sebelumnya saya tidak pernah sama sekali menyentuh buku cerita dalam bentuk Novel, Cerpen dan lainya. Karena, menurut informasi yang saya dapat dari mahasiswa Sastra Indonesia. "Sastra itu perlu banyak membaca dan mengetahui beberapa Novel".
ADVERTISEMENT
Hal itulah, yang membuat saya ragu akan jurusan yang saya telah ambil setelahnya. Dengan dorongan sahabat yang menyakinkan, saya terus menerus mencoba sedikit mempelajari. Hingga, saya pun mencoba memulainya secara perlahan. Meskipun diawali dengan keraguan, dimana keraguan itu membuat saya hampir mundur. Seiring berjalannya waktu, dimana sebelumnya saya tidak suka membaca Novel, Cerpen dan sebagainya. Dan sekarang secara perlahan saya sedikit mulai menyukainya.
Dituntut untuk lebih fokus membacanya, serta membedah Novel dari salah satu karya penulis terkenal dan mempresentasikannya di kelas dengan melampirkan Sinopsis dan menguraikannya. Dengan terpaksa, saya pun akhirnya mengikuti setiap tugas yang telah diberikan. Sebab, kemungkinan besar dengan seringnya kita memahami setiap tugas, di situlah wawasan kita diperluas.
ADVERTISEMENT
Kenapa ruangan 522 menginspirasi? Jelasnya, ketika saya berada pada semester 4, saya justru berfikir lebih akan jurusan Sastra Indonesia yang saya sempat ragukan sebelumnya. Ternyata, kesadaran yang saya peroleh ketika disemester 4 pada ruangan 522 ini banyak sekali hal yang sebelumnya tidak saya dapatkan disini saya dapatkan. Seperti:
Pentingnya menjaga sikap, ini berdampak dengan orang banyak. dengan memahami Sastra, tentunya kita diajarkan pula mengenai menghargai (toleransi). Di mana menghargai seseorang janganlah dari luarnya saja, bahkan lihatlah lebih ke dalamnya lagi. Terkadang kita sering sekali terkecoh dengan tampak luarnya saja, bahkan terkabang juga kita lebih memilih kawan dari luarnya saja.
Sebaiknya; kekeliruan dan pemikiran itu harus kita buang, karena untuk menilai seseorang itu tidak cukup dari luarnya saja. Bahkan, kita perlu menanyakan secara langsung, agar sikap yang kita pelajari dapatbermanfaat untuk orang lain. Ingat, tidak boleh menilai seseorang dari satu sisi saja. Oleh karena itu, kita akan lebih mudah mendapat banyak teman, serta mendapat pengetahuan dengan berkomunikasi dengan orang tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu saja yang saya dapatkan di ruangan 522, adapun sosok-sosok menginspirasi lainnya yaitu, Pengajar, dimana Pengajar di kelas 522 ini sangat membingungkan, dimana kita terus menerus didesak dengan tugas yang aneh. Berawal dari risih, yang selalu memberikan informasi mengenai tugas yang harus di kerjakan. Dengan rasa bosan akan hal itu, saya pun mengerjakannya dengan teliti. Dengan rasa tanggung jawab sebagai mahasiswa, saya pun mengerjakannya dengan sedikit keterlambatan karena ada faktor lain.
Tanpa disadari, hal yang perlu diingat sebagai mahasiswa. Saya pun hampir tidak sadar akan pentingnya tugas itu, di mana tugas itu bernilai dan sangat berpengaruh untuk hasil akhir. Sebab, itu menjarkan kita bagaimana arti tanggung jawab, dan menghargai waktu sebagai mahasiswa. Disini saya tidak bermaksud untuk mengurui atau adanya maksud lain, sekedar hanya berbagi pengalaman ketika saya mencerna semua materi yang ada pada setiap pelajaran Sastra Indonesia.
ADVERTISEMENT
Semoga dengan berbagi kali ini kita dapat bersama-sama, membangun pendidikan dan pemikiran sehat dengan kesadaran. Sebab, pentingnya kesadaran bagi mahasiswa yang sedang kurang fokus atas jurusan yang dipilih, tidak menutup kemungkinan bahwa majunya mahasiswa terbentuk atas dasar tidak suka. Seperti saya, yang berawal dari salah fokus atas jurusan yang dipilih.
Namun, percayalah, "tidak semua kesuksesan diawali dari kesukaan". Artinya, banyak orang meraih kesuksesannya dengan keluar dari Zona nyamannya. Hingga terkadang seseorang harus banting tulang untuk meraihnya. Mungkin itu saja yang dapat saya bagikan, kurang lebihnya mohon maaf. "Belajarlah menghagai, sebelum seseorang tidak menghagaimu". Salam satu aspal, sehat nikmat dan berkah selaliuntuk kalian semua.