Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sehatnya Pemikiran Logis
25 Agustus 2023 8:45 WIB
Tulisan dari Muhammad Rojak Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Terkadang kita bingung dan akhirnya terburu-buru untuk menjawab sebuah pertanyaan dalam lingkaran akademik, dan hal hasil yang kita dapatkan adalah diam tanpa adanya paham dari sebuah pertanyaan dan diskusi sebuah teori yang di angkat dalam ruang sehat yang seharusnya mendapatkan paham. Dan hal hasil sebuah teori gagal di cerna.
ADVERTISEMENT
Pemikiran sehat, atau sebuah pemikiran logis yang saya pelajari sampai saat ini cukup membawa saya lanjut dalam menjalani aktivitas sebagai mahasiswa. Dengan membaca dan menulis setiap peristiwa yang terjadi, semua itu saya jadikan sebuah peristiwa penghancuran dan jawaban atas kepala yang beku dalam menyikapi sebuah peristiwa. Dan semua itu saya putar balik dan saya jadikan sebuah observasi dalam mempelajari sebuah kata paham.
Dengan begitu banyak kegagalan dan hampir putus asa, sebelum saya paham pemikiran itu sebenarnya dapat menghasilkan data yang valid atau sesuai dari kita mencerna bedasarkan tragedi, observasi, dan situasi dalam praktik akademik sesuai realita tanpa adanya sebuah antitesis tanpa paham sebuah teori. Menurut saya, pemikiran yang sehat itu bedasarkan apa yang nyata bukan sebuah teori masa lalu yang di angkat di era baru seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Karena, teori masa lalu hanya untuk menyempurnakan kebenaran bukan untuk mempertahankan kebenaran secara objektif di era 2023 saat ini. Kenapa, karena teori yang terdahulu hanya penyempurnaan dalam sebuah akademik, tentu bukan teori yang menuntun perjalanan hidup. Sebuah paham pada sehatnya pemikiran logis bagi saya itu sejatinya adalah sebuah pengalaman, dan teori terdahulu hanyalah pelengkap pengetahuan.
Contohnya, sekarang ini ada perdebatan antara presiden dengan seorang rakyat. Kalian semua pasti berbeda dalam pemahaman untuk menyikapi ke duanya. Singkatnya, sebuah kritik rakyat yang terlontarkan kepada presiden dianggap penghinaan. Dan disisi lain banyak kaki-kaki presiden yang mencoba untuk menjadi kepala dengan melaporkan kritik rakyat dengan sebuah pasal.
Lalu apakah kaki-kaki itu pantas untuk melaporkan, dan jawabannya tidak. Kenapa, karena kaki-kaki itu sebenarnya gembel yang yang sebelumnya memohon-mohon pada rakyat untuk di angkat. Bukan untuk pidanakan suara kebenaran dari rakyat yang tak pernah sampai kepada presiden. Karena semua sudah jelas diatur bedasarkan pasal yang ada.
ADVERTISEMENT
Pentingnya menyikapi semua observasi adalah mencari data valid yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah pemahaman. Pemikiran sehat dapat mencerna dan mempermudah untuk membandingkan mana yang kongkrit secara nyata dan mana yang konkrit tanpa adanya sebuah realita. Dalam akademik kita perlu tahu bagaimana sebuah teori itu dapat memperjelas sebuah penelitian, dari segi cara, dan bagaimana teori itu menurut pakar ahli.
Sehat-sehatlah memikirkan sesuatu untuk menyikapi sebuah pertanyaan, pernyataan, gambaran, kebenaran, dan bukti yang ada. Karena kebenaran saja belum tentu benar, dan begitupun salah belum tentu salah. Semua bisa dipertimbangkan bedasarkan pemikiran sehat dan logis dengan dibantu teori-teori terdahulu untuk mempertajam sebuah penelitian. Jadi jangan beranggapan sebuah kebenaran itu sifatnya kongkrit, karena bagi saya semua itu masih dapat dikaji lebih mendalam secara akademik.
ADVERTISEMENT
Mungkin sekian dulu penulisan kali ini, semoga kita semua dapat mengerti dan dapat mengambil keputusan dengan bijak. Karena semua ini hanyalah sebuah gambaran yang tertuang sebagai tulisan dari pengalaman perjalanan hidup. Tentu tidak ada niat menggurui ataupun sebagainya, karena kehidupan itu masing-masih punya pilihan atas perjalanannya sendiri.
Salam satu aspal, nikmat sehat nikmat rejeki untuk kita semua. Amin