Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Apple di Indonesia : Peluang atau Jebakan Struktural?
12 Januari 2025 8:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari muhyusufh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika mendengar sebutan Apple, orang-orang pasti mengingat produk yang canggih dan kamera yang bagus seperti iPhone, MacBook dan Apple watch. Apple kini gencar mencari beberapa tempat untuk menginvestasikan produknya dan kini Indonesia menjadi titik sasaran untuk Apple terkait investasi tersebut. Investasi Apple di indonesia, yang sempat menjadi sorotan, membuka diskusi menarik mengenai potensi dan tantangan yang akan dihadapi negara kita. Di satu sisi, ini adalah peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, transfer teknologi, dan peningkatan daya saing industri dalam negeri. Namun, disisi lain, terdapat kekhawatiran mengenai ketergantungan pada perusahaan multinasional, eksploitasi tenaga kerja, dan dampak lingkungan.
ADVERTISEMENT
Peluang Indonesia terkait investasi Apple
Kehadiran Apple di indonesia tidak hanya diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, namun juga meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal disektor teknologi tinggi. Apple, yang dikenal memiliki standar tinggi dalam teknologi dan inovasi, bisa berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di indonesia. Investasi langsung dari perusahaan sebesar Apple dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam jumlah besar, baik dalam proses produksi maupun sektor pendukung lainnya. Ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kalau Apple membangun pusat produksi atau riset di indonesia, tenaga kerja di tanah air akan terlatih dengan standar global sehingga mampu berkontribusi dalam industri teknologi di indonesia". Ujar Bhima Yudhistira, Direktur Ekslusif CELIOS.
ADVERTISEMENT
Jika terlibat dalam rantai pasok global Apple, Indonesia dapat meningkatkan daya saing produk domestik dan memperluas pasar ekspor. Indonesia berpotensi mendapatkan transfer teknologi canggih dari Apple, yang dapat meningkatkan kemampuan industri dalam negeri dan mendorong inovasi. Selain itu, Apple berpotensi membantu pemerintah dalam meningkatkan pemanfaatan teknologi diberbagai sektor, termasuk pendidikan. Hal ini diungkapkan oleh Nadiem Makarim seperti yang dikutip dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. "Dengan investasi yang masuk, kita dapat mendorong kolaborasi dalam pengembangan teknologi pendidikan, termasuk digitalisasi sekolah-sekolah di indonesia".
Tantangan ditengah peluang
Meski ada banyak peluang emas yang terbuka, tentu saja ada tantangan yang masih menghambat proses masuknya investasi Apple dinegara kita, Indonesia. Salah satu tantangan terbesar nya adalah eksploitasi tenaga kerja dan dampak lingkungan, perusahaan multinasional seringkali mencari negara dengan regulasi lingkungan yang longgar untuk meminimalkan biaya produksi, hal ini yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam serta untuk menekan biaya produksi, perusahaan multinasional cenderung membayar upah yang sangat rendah dan menerapkan jam kerja yang panjang, hal ini dapat melanggar hak-hak pekerja dan memperparah kesenjangan sosial yang artinya tidak semua masyarakat indonesia dapat menikmati manfaat dari investasi Apple.
ADVERTISEMENT
ketergantungan pada perusahaan multinasional juga menjadi tantangan yang serius pada kasus investasi Apple di indonesia perusahaan seperti ini seringkali menggunakan berbagai cara untuk menghindari pajak sehingga dapat mengurangi pendapatan negara yang dapat digunakan untuk pembangunan dan ketergantungan pada teknologi asing dapat menghambat pengembangan inovasi dalam negeri dan menciptakan ketergantungan jangka panjang. Ketergantungan pada ekspor komponen atau produk jadi ke perusahaan multinasional dapat membuat ekonomi suatu negara rentan terhadap fluktuasi ekonomi global. Jika permintaan global menurun, maka pendapatan negara juga akan terpengaruh.
Kementerian perindustrian juga menilai proposal yang telah diajukan oleh Apple belum memenuhi tingkat komponen dalam negeri ( TKDN ) sebagaimana di persyaratkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian No.29 Tahun 2017. Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut bahwa rencana investasi Apple senilai US$1 miliar belum sebanding dengan nilai penjualan produk di indonesia, komputer genggam, dan tablet. Apple di Indonesia yang mencapai Rp32 triliun pada 2023. Agus juga menilai rencana investasi Apple belum memenuhi empat prinsip keadilan yang diterapkan kementerian dalam proses negosiasi dengan Apple, yakni investasi Apple di negara lain, investasi produk lain di indonesia, nilai tambah dan pendapatan bagi Indonesia, serta penyerapan tenaga kerja lokal.
ADVERTISEMENT
"Saya sampaikan US$1 miliar itu untuk angka Apple, US$1 miliar sebuah angka untuk Apple dibandingkan dengan empat prinsip keadilan tadi dan dibandingkan total penjualan Apple di indonesia yang tercatat sekitar Rp32 triliun itu angka US$1 miliar, itu kecil." kata Agus dikantor kementerian, Senin (6/1/2025).