Konten dari Pengguna

Strategi Mewujudkan Pendidikan Tinggi yang Terjangkau dan Berkualitas

abdul muis ashidiqi
Lulusan jurusan biologi dengan keahlian penulisan ilmiah, keterampilan laboratorium, dan desain grafis. Pengalaman meliputi publikasi penelitian tentang keanekaragaman serangga dan pembuatan konten untuk berbagai platform
15 Januari 2025 11:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari abdul muis ashidiqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto beberapa mahasiswa oleh Erlambang Firdaus (pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Foto beberapa mahasiswa oleh Erlambang Firdaus (pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Pendidikan tinggi, sebuah gerbang menuju masa depan yang lebih cerah. Setidaknya, itulah narasi yang kerap disampaikan. Namun, kenyataannya berbanding terbalik, di Indonesia, biaya pendidikan seringkali mencekik mimpi para calon mahasiswa. Biaya kuliah yang kian melangit menjadi tembok kokoh yang menghalangi langkah mereka.
ADVERTISEMENT
Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang digadang-gadang sebagai solusi adil nyatanya masih menyisakan jurang perbedaan. Kelompok ekonomi menengah ke bawah kerap terseok-seok, bahkan terpaksa mengubur impian karena terbentur biaya. Sementara itu, kelompok yang mampu dengan mudah melenggang, menikmati fasilitas pendidikan yang seharusnya dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Ironisnya, kenaikan biaya kuliah seringkali tidak sejalan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Fasilitas kampus yang usang, kurikulum yang stagnan, dan minimnya akses terhadap sumber belajar menjadi potret buram pendidikan tinggi di Indonesia. Lantas, muncul pertanyaan yang menggelitik, apakah biaya kuliah yang mahal ini benar-benar sebuah investasi untuk masa depan, atau hanya sekadar komoditas yang diperjualbelikan?
Pemerintah, sebagai pemegang kendali, seharusnya lebih peka terhadap masalah ini. Subsidi pendidikan yang lebih besar, beasiswa yang merata, dan pengawasan ketat terhadap pengelolaan dana pendidikan di perguruan tinggi merupakan beberapa langkah krusial yang perlu segera direalisasikan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, perguruan tinggi juga memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan sistem pembiayaan yang lebih adil. Transparansi dalam pengelolaan dana, subsidi silang yang efektif, dan program beasiswa internal yang lebih luas dapat menjadi alternatif solusi untuk meringankan beban mahasiswa.
Tak dapat dimungkiri, pendidikan adalah hak segala bangsa. Membatasi akses terhadap pendidikan tinggi sama halnya dengan membatasi potensi generasi penerus bangsa. Sudah saatnya kita mengubah paradigma, bahwa pendidikan bukanlah sekadar komoditas yang diperjualbelikan, melainkan investasi jangka panjang untuk membangun peradaban yang lebih gemilang.
Biaya kuliah yang terjangkau dan berkualitas adalah kunci untuk membuka pintu gerbang menuju Indonesia yang lebih baik. Mari kita bersama-sama wujudkan mimpi para calon mahasiswa, agar mereka dapat mengenyam pendidikan tinggi tanpa beban, dan kelak menjadi generasi penerus yang berdaya saing tinggi.
ADVERTISEMENT