Konten dari Pengguna

Surat Cinta untuk Bumi, Sebuah Seruan untuk Bertindak

abdul muis ashidiqi
Lulusan jurusan biologi dengan keahlian penulisan ilmiah, keterampilan laboratorium, dan desain grafis. Pengalaman meliputi publikasi penelitian tentang keanekaragaman serangga dan pembuatan konten untuk berbagai platform
24 Januari 2025 16:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari abdul muis ashidiqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi foto bumi (pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto bumi (pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Planet kita sedang terbakar. Tidak secara harfiah, namun dampaknya sama-sama menghancurkan. Krisis iklim yang dipicu oleh emisi karbon yang tak terkendali, telah menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan hidup manusia dan seluruh makhluk di bumi. Gelombang panas ekstrem, bencana alam yang semakin sering, dan mencairnya es di kutub hanyalah segelintir dari dampak mengerikan yang telah kita rasakan.
ADVERTISEMENT
Ironisnya, di tengah situasi genting ini, masih banyak yang bersikap apatis. Seakan-akan bencana yang terjadi di belahan bumi lain tak akan pernah menyentuh kehidupan mereka. Konsumsi berlebihan, gaya hidup boros, dan penggunaan kendaraan pribadi yang masif masih menjadi pemandangan biasa. Kita terjebak dalam lingkaran setan konsumerisme, di mana kepuasan sesaat lebih diutamakan daripada keberlanjutan planet ini.
Padahal, solusinya ada di depan mata. Transisi menuju energi terbarukan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan menerapkan gaya hidup berkelanjutan bukanlah hal mustahil. Teknologi panel surya, turbin angin, dan kendaraan listrik telah berkembang pesat. Namun, kemauan politik dan kesadaran kolektif masih menjadi kendala utama.
Kita sering kali menunggu "orang lain" untuk bertindak. Menunggu pemerintah menerapkan kebijakan yang tegas, menunggu perusahaan beralih ke praktik yang ramah lingkungan. Padahal, perubahan ini harus dimulai dari diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Mulailah dari hal-hal kecil. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, hemat energi, pilih transportasi umum, dan konsumsi makanan secara bijak. Dukung produk-produk lokal yang berkelanjutan. Suara kita sebagai konsumen memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan di tingkat industri.
Lebih dari itu, kita juga perlu menyuarakan kepedulian kita. Bergabunglah dengan komunitas pecinta lingkungan, ikuti aksi kampanye iklim, dan tekan para pengambil keputusan untuk bertindak. Jangan biarkan suara kita tenggelam dalam kepentingan ekonomi dan politik jangka pendek.
Ingatlah, bumi bukan hanya warisan dari nenek moyang kita, melainkan juga titipan untuk anak cucu kita. Apakah kita ingin mewariskan planet yang rusak dan tak layak huni? Atau kita ingin menjadi generasi yang berhasil melawan krisis iklim dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan? Pilihan ada di tangan kita. Saatnya bangun dan bertindak sebelum semuanya terlambat.
ADVERTISEMENT