Konten dari Pengguna

Aktor #Bongkarbandar dan Narasi Resistensi Terhadap Narkoba

A Mujahidin
Mahasiswa Prodi ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berpikir tanpa kejumudan, bergerak tanpa kekerasan, bermanfaat untuk kekitaan.
14 April 2025 14:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari A Mujahidin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok.pribadi// aktivis perempuan Badai NTB (Uswatun Hasanah) dan aktor #bongkarbandarnarkoba NTB
zoom-in-whitePerbesar
Dok.pribadi// aktivis perempuan Badai NTB (Uswatun Hasanah) dan aktor #bongkarbandarnarkoba NTB
ADVERTISEMENT
Ia membuat yang sebelumnya hidup menjadi rusak dan tak bernyawa. Ia yang membuat kita kini meratap dengan beban. Para korban merintih, dengan lirih, berusaha lari tapi langkah tak pasti dan akhirnya berujung ke jeruji besi bahkan mati. Perkenalkan, dia adalah yang bernama narkoba. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu permasalahan sosial yang kompleks dan terus berkembang. Tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga mempengaruhi struktur sosial, ekonomi, dan keamanan suatu negara. Oleh karena itu, narasi resistensi terhadap narkoba menjadi aspek penting dalam upaya pencegahan dan rehabilitasi.
ADVERTISEMENT
Badai NTB aktor #bongkarbandar
Uswatun Hasanah atau yang lebih dikenal dengan nama Badai NTB, seorang aktivis perempuan dari kabupaten Bima, Bulan-bulan ini telah menjadi sorotan di masyarakat kab/kota bima dan NTB umumnya atas keberaniannya dalam menyuarakan resistensi terhadap peredaran narkoba yang terjadi. Melalui gerakan dengan tagar #BongkarBandar, ia secara konsisten menyerukan pemberantasan narkoba yang tidak hanya menargetkan pengguna, pengedar, tetapi juga berfokus pada akar masalah yakni para bandar dan para elite-elite yang terindikasi. Gerakan ini adalah langkah revolusioner yang mengedepankan keberanian, komitmen, dan kecintaannya terhadap tanah kelahirannya (Bima/Mbojo).
Untuk mengetahui lebih dalam persoalan Narkoba, Badai NTB melakukan pengamatan dan investigasi langsung di lapangan. Selain itu, ia juga melakukan penelusuran terhadap sejarah, perkembangan, dan implikasinya pengaruh narkoba. Di sela rutinitasnya sebagai aktivis, Badai menyempatkan diri untuk melahap dokumen-dokumen, jurnal, artikel, dan pustaka-pustaka yang membahas Narkoba. Selain itu juga, dia rutin membuat konten edukasi di medsosnya tentang bahayanya dampak narkoba dalam kelangsungan hidup berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Sejarah perkembangan narkoba modern
Menurut dokumen dan pustaka-pustaka yang penulis baca, perkembangan narkoba modern ternyata dimulai pada tahun 1805 ketika Friedrich Wilhelm seorang dokter yang berkebangsaan Jerman menemukan senyawa opium amoniak yang kemudian diberi nama morfin. Pada tahun 1898, narkotika diproduksi secara massal oleh produsen obat ternama Jerman, Bayern. Pabrik itu memproduksi obat penghilang rasa sakit dan kemudian diberi nama heroin. Pada tahun itulah narkotika digunakan secara resmi dalam dunia medis sebagai obat penghilang rasa sakit.
Peracikan narkotika sebagai obat medis akhirnya disalahgunakan secara massif di awal tahun 1900-an. Begitu manusia, segala sesuatu yang tercipta dan ditunjukkan untuk kepentingan universal yang baik namun pada akhirnya perlahan menjadi sebuah ironi dan bencana. Bencana yang tak terkendali sekaligus mematikan, dan bahkan kita tidak mampu menahan derasnya arus peredaran yang begitu masif berkeliaran. Narkoba adalah musuh bersama, rasanya kalimat tersebut sudah kita telan sejak dini namun lewat begitu saja tanpa kita maknai sebagai pesan abadi melawan kejumudan. Kita sadar betul bahwa sejak lama pemerintah telah berupaya untuk menahan laju peredaran narkoba, Mereka juga berusaha untuk menekan para pengonsumsi agar tidak memakainya. Tapi realitasnya kegiatan tersebut terlihat percuma, angka kejahatan narkoba tidak mengalami degradasi, malahan ia selalu mendapatkan promosi ke tingkatan yang sulit untuk kita lampau.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, hampir seluruh negara di muka bumi masih berupaya mencari formula terbaik untuk menepis kejahatan dan peredaran narkoba agar tidak masuk dan menusuk relung/sendi kehidupan masyarakat. Setiap negara memiliki cara dan pendekatan yang berbeda dalam menakar hal ini. Di beberapa negara, memusuhi narkoba memiliki makna dan arti perang besar-besaran terhadap sindikat dan bandar. Sedangkan di beberapa negara/daerah lain juga berpandangan bahwa menghilangkan narkoba bukan dengan melakukan perang melainkan mengontrol pemakaian dan mengutamakan pendekatan medis kepada yang sudah mengalami ketergantungan, hal ini bisa seperti juga yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia.
Solusi mengatasi peredaran narkoba
Narkoba adalah jenis kejahatan yang tidak dapat diatasi dengan satu sudut pandang saja, melainkan kita harus bekerja ekstra keras untuk mengatasi bagaimana sindikat-sindikat dapat dicegat di seluruh titik perbatasan. Adanya komunikasi dan sinergitas yang baik dari pemerintah, aparat serta pemberian pembelajaran edukatif dan bimbingan karakter menjadi salah satu langkah solutif untuk memutuskan mata rantai peredaran dan penggunaan barang haram ini. Pemberian pembelajaran edukatif ini sangat penting dilakukan dan kesadaran diri akan dampak negatif yang ditawarkan narkoba penting kita renungkan. Hal ini selaras dengan bunyi lagu Indonesia Raya yang potongan nya “bangunlah jiwanya bangunlah badannya…” artinya kesadaran itu harus ada dari diri kita terlebih dahulu. Sesungguhnya, ketidaktahuan atau minimnya edukasi edukasi tentang narkoba adalah awal mula bencana ini menjalar. Kita bisa bayangkan ketika lingkungan sosial setiap anak kita berada di tempat yang kurang baik, akan berimplikasi dan perlahan menjadi tawaran untuk menggunakan narkoba sedikit demi sedikit, hingga akhirnya mengalami candu dan berakhir mereka sakit atau bahkan sampai meninggal. Ketika generasi muda di himpit oleh lingkungan yang sudah mengalami candu narkotik, Syaraf mereka akan di serang dan tentunya tubuh dan pikirannya tidak baik lagi. Masa depan mereka memudar dan yang tersaji hanyalah mimpi-mimpi yang kumuh tanpa arah. Barakallahu fiikum
ADVERTISEMENT