Konten dari Pengguna

Peran Matematika dalam Membentuk Kecakapan Numerasi Generasi Muda

Mujadilah Putri Karida
Mahasiswi semester 1 program studi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7 Desember 2024 21:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mujadilah Putri Karida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber dari penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber dari penulis
ADVERTISEMENT
Saat pertama kali belajar matematika, anak-anak mulai belajar mengenal angka di sekolah dasar, mereka biasanya merasa sedikit bingung dengan konsep-konsep seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Namun, di balik tantangan awal ini, ada sebuah perjalanan panjang yang sangat penting dalam perkembangan mereka. Meskipun pelajaran matematika sering dianggap sebagai subjek yang menantang, sebenarnya memiliki peran yang jauh lebih besar dalam membentuk kecakapan numerasi generasi muda. Ini bukan hanya soal menghitung, tetapi juga tentang membangun keterampilan berpikir logis dan problem-solving yang akan berguna seumur hidup.
ADVERTISEMENT
Matematika dalam Kehidupan Sehari-hari
Seorang mahasiswa baru yang pertama kali tinggal di kos perlu merencanakan anggaran pribadi dengan cermat. Hal ini melibatkan perhitungan pendapatan, pengaturan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, serta menyisihkan sebagian uang untuk tabungan. Dalam proses tersebut, kemampuan matematika dasar seperti menghitung persentase, melakukan perkalian, dan pembagian sangat membantu untuk membuat perencanaan yang efektif.
Contoh tersebut mengingatkan kita bahwa matematika tidak hanya relevan dalam ruang kelas, tetapi juga di luar sana, dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan numerasi mampu untuk memahami dan menggunakan angka dalam berbagai situasi adalah keterampilan dasar untuk meraih kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.
Tantangan dan Peluang Kecakapan Numerasi di Indonesia
Menurut data dari Program untuk Penilaian Siswa Internasional (PISA), hasil ujian matematika Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia masih menghadapi kesulitan dalam hal kecakapan numerasi. Pada tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 81 negara yang berpartisipasi dalam tes PISA, dengan skor matematika yang jauh di bawah rata-rata internasional.
ADVERTISEMENT
Pencapaian ini menunjukkan bahwa masih ada besar yang harus diselesaikan dalam meningkatkan kemampuan numerasi siswa. Di banyak daerah, matematika seringkali dipandang sebagai pelajaran yang sulit, bahkan menakutkan. Banyak siswa merasa kesulitan memahami konsep-konsep dasar, apalagi jika materi yang diberikan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Namun, tantangan ini juga membuka peluang besar untuk kita mengembangkan metode pengajaran yang lebih efektif. Misalnya, melalui pendekatan yang lebih kontekstual, yang dapat menghubungkan teori matematika dengan masalah nyata yang dihadapi oleh siswa dalam kehidupan mereka. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar rumus, tetapi juga memahami bagaimana matematika dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam berbagai situasi kehidupan.
Mengapa Matematika Penting untuk Kecakapan Numerasi?
ADVERTISEMENT
Kecakapan numerasi melampaui sekadar kemampuan berhitung. Ini merupakan kemampuan untuk menginterpretasi data, membuat keputusan berdasarkan angka, dan berpikir kritis tentang informasi yang diberikan. Di dunia yang semakin kompleks dan penuh dengan informasi, keterampilan ini sangat diperlukan. Salah satu contohnya adalah dalam dunia pekerjaan. Seiring berkembangnya industri berbasis data, pekerjaan yang membutuhkan analisis numerik dan pengambilan keputusan berbasis data semakin banyak.
Namun, tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana menjembatani kesenjangan antara teori matematika yang diajarkan di sekolah dan penerapannya dalam kehidupan nyata. Banyak siswa yang merasa terputus antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan dunia luar. Di sinilah peran pengajaran matematika yang relevan dan kontekstual menjadi sangat penting. Sebagai contoh, matematika yang diajarkan bisa disertai dengan masalah-masalah kehidupan nyata seperti menghitung anggaran, mengelola keuangan pribadi, atau bahkan menganalisis data yang ada di sekitar kita.
ADVERTISEMENT
Kurikulum pendidikan di Indonesia sudah mulai mengarah ke arah ini dengan mengintegrasikan konsep STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dalam pendidikan. Namun, penerapan kurikulum ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pengajaran dan pelatihan guru. Guru-guru perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam mengajarkan matematika dengan cara yang lebih menarik dan relevan bagi siswa.
Matematika sebagai Fondasi Kecakapan Numerasi
Saya percaya bahwa memperkuat pendidikan matematika di Indonesia sangat penting, tidak hanya untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi dunia kerja yang kompetitif, tetapi juga sebagai dasar untuk mengembangkan kecakapan numerasi. Kecakapan numerasi, yang mencakup kemampuan memecahkan masalah, membuat keputusan berbasis data, dan berpikir kritis, adalah keterampilan hidup yang tak tergantikan di dunia profesional dan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Pendidikan matematika yang baik membuka banyak peluang bagi generasi muda, mempersiapkan mereka untuk berperan dalam masyarakat yang semakin digital dan berbasis data. Oleh karena itu, penting untuk memastikan setiap siswa memiliki pemahaman matematika yang kuat, membentuk kecakapan numerasi yang berguna sepanjang hidup.
Dengan pendekatan pengajaran yang relevan dan inovatif, kita dapat menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan dunia yang terus berubah. Pendidikan matematika bukan sekadar subjek akademik, tetapi kunci membuka berbagai kesempatan masa depan yang lebih cerah. Matematika adalah keterampilan hidup yang penting, dan kecakapan numerasi adalah modal utama untuk sukses di abad ke-21.