Konten dari Pengguna

Diabetes, Ancaman Senyap Indonesia Emas 2045

Muhammad Jasrif Teguh
Strategy and Corporate Risk Management - Founder IDN-Pharmacare Institute - Penulis
22 November 2024 18:41 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Jasrif Teguh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi diabetes (sumber: iStock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diabetes (sumber: iStock)
ADVERTISEMENT
Dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, negara kita dihadapkan pada berbagai tantangan kesehatan yang perlu diatasi agar bangsa ini bisa mencapai puncak potensinya. Salah satu ancaman terbesar adalah penyakit diabetes, yang perlahan tapi pasti, menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat. Penyakit ini menjadi ancaman senyap yang berdampak luas pada masyarakat, mulai dari anak-anak hingga para lansia.
ADVERTISEMENT
Sebagai fondasinya, tak berlebihan rasanya jika kita menyandarkan harapan akan masa depan kesehatan bangsa pada pemerintahan baru Prabowo-Gibran yang membawa visi besar dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, berdaulat, dan maju. Dengan visi Asta Cita yang menjadi arah strategis pembangunan, pemerintah telah menetapkan 17 program prioritas, termasuk ketahanan kesehatan nasional, untuk memperkuat daya saing dan kesehatan masyarakat.
Ketahanan kesehatan ini tidak hanya menyangkut peningkatan fasilitas dan tenaga kesehatan, tetapi juga meliputi pencegahan penyakit melalui program kesehatan masyarakat yang komprehensif. Diabetes menjadi salah satu penyakit tidak menular prioritas yang perlu mendapatkan penanganan serius dengan pendekatan yang lebih komprehensif.
Tren dan Ancaman
Diabetes melitus adalah penyakit kronis di mana tubuh kesulitan mengontrol kadar gula darah. Hal ini bisa terjadi karena tubuh kekurangan insulin atau tidak bisa memanfaatkan insulin dengan baik. Ada dua jenis utama diabetes: tipe 1 yang biasanya muncul sejak muda dan tipe 2 yang lebih sering terjadi pada orang dewasa karena faktor gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Menurut riset terbaru Wahidin tahun 2024, mahasiswa doktoral Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, jumlah penderita diabetes terus meningkat dan diperkirakan akan menjadi lebih dari 40 juta kasus pada tahun 2045, meningkat drastis dari sekitar 18,69 juta kasus pada tahun 2020. Diproyeksikan, jumlah kematian akibat diabetes meningkat dari 433.752 pada tahun 2020 menjadi 944.468 pada tahun 2045.
Sementara itu, peningkatan kasus diabetes pada anak dan remaja juga sangat memprihatinkan. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, jumlah kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat dalam satu dekade terakhir, terutama akibat pola makan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji dan minuman manis serta kurangnya aktivitas fisik.
Jika tidak segera ditangani, diabetes di usia muda dapat memengaruhi perkembangan fisik dan mental, serta meningkatkan risiko komplikasi serius di usia produktif. Oleh karena itu, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya makanan bergizi yang seimbang, hidup sehat dan aktif pada anak-anak menjadi langkah utama dalam mencegah diabetes di masa depan.
ADVERTISEMENT
Dampak Ekonomi
Selain risiko kesehatan, diabetes juga membawa dampak ekonomi yang tidak sedikit. Studi menunjukkan bahwa rata-rata biaya perawatan diabetes per tahun di Indonesia mencapai USD 323,8 dan kebutuhan pengobatan jangka panjang, pemantauan kadar gula darah serta komplikasi semakin meningkatkan beban tersebut.
Untuk memberikan gambaran seberapa besar dampak diabetes terhadap perekonomian, maka hasil riset yang pernah dilakukan oleh Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan UI bisa menjadi rujukan. Angka kerugian ekonominya mencapai Rp800 triliun selama kurang lebih satu dekade atau sekitar Rp80 triliun pertahun. Ini menunjukkan betapa signifikannya dampak penyakit ini terhadap perekonomian. Belum lagi angka kematian yang cukup tinggi, ikut berkontribusi pada kerugian ekonomi karena hilangnya produktivitas dan pendapatan.
ADVERTISEMENT
Karenanya, tanpa pengelolaan yang efektif, diabetes yang juga dikenal sebagai “ibu dari segala penyakit” dapat memicu komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan kerusakan saraf, yang tidak hanya meningkatkan biaya pengobatan dan menurunkan kualitas hidup penderita tapi juga membebani keluarga, dan sistem kesehatan nasional.
Sudah selayaknya pemerintah melalui beragam program kesehatan nasional perlu fokus pada upaya pencegahan dan penanganan diabetes. Diabetes tidak hanya mengancam individu, tetapi juga mengancam daya saing dan produktivitas nasional. Semakin banyak generasi muda yang menderita diabetes, semakin besar pula beban ekonomi dan sosial yang harus ditanggung di masa depan.
Komitmen Pemerintah
Strategi penanganan diabetes sebagai salah satu terjemahan dari visi Asta Cita pada kesehatan nasional perlu dimulai dari edukasi kesehatan sejak dini untuk mencegah diabetes, terutama di kalangan generasi muda. Dari sudut pandang ini, maka program prioritas makanan bergizi gratis bagi siswa sekolah menemukan relevansinya. Namun ada baiknya, tidak hanya berupa makanan bergizi yang diberikan tapi juga perlu disertai dengan kampanye pola hidup sehat dan aktivitas fisik di sekolah serta komunitas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, regulasi tentang pelabelan kandungan gula, garam, dan lemak pada produk olahan didukung dengan pengaturan ketat BPOM dan Kemenkes serta adanya edukasi konsumen, akan membantu masyarakat dalam memilih makanan yang lebih sehat.
Program deteksi dini yang dicanangkan oleh Menkes juga perlu diperluas melalui akses pemeriksaan di puskesmas dan klinik sebagai lini terdepan, sehingga masyarakat dapat mengetahui kondisi diabetes sejak awal dan risiko komplikasi dapat ditekan. Pemerintah juga perlu mendukung penggunaan teknologi, seperti continuous glucose monitoring dan aplikasi kesehatan yang terintegrasi dengan aplikasi Satu Sehat, agar pasien diabetes dapat mengelola kondisi mereka secara mandiri.
Tak kalah pentingnya, kerja sama lintas sektor yang melibatkan sektor swasta, media, dan komunitas untuk memperkuat kampanye kesehatan yang luas dan konsisten, termasuk melalui media sosial yang menjangkau generasi muda. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat sesuai dengan arah pembangunan kesehatan nasional.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, diabetes memang telah menjadi ancaman serius bagi Indonesia, namun bukan berarti upaya yang ada menjadi sulit. Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat dari penerapan visi Asta Cita pemerintah, masalah ini akan bisa teratasi. Melalui program makanan bergizi, kampanye kesehatan, regulasi yang mendukung, pemanfaatan teknologi kesehatan, serta kerja sama lintas sektor, akan tercipta Indonesia yang lebih sehat dan produktif. Dengan demikian, mimpi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud tanpa terbebani oleh penyakit diabetes