Konten dari Pengguna
Tragedi Kalijambe: Rem Blong, Nyawa Melayang, dan Desakan untuk Mitigasi Nyata
15 Mei 2025 8:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kiriman Pengguna
Tragedi Kalijambe: Rem Blong, Nyawa Melayang, dan Desakan untuk Mitigasi Nyata
Kecelakaan maut kembali terjadi di jalur turunan Kalijambe, Purworejo-Magelang, merenggut tiga nyawa akibat rem blong truk bermuatan berat. Artikel ini mengupas kronologi, analisis teknis, dan desakanMuji Setiyo
Tulisan dari Muji Setiyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
1. Kecelakaan Maut di Jalur Turunan Kalijambe
Rabu pagi, 7 Mei 2025, menjadi hari kelabu bagi warga sekitar Kalijambe. Sebuah truk pengangkut material bangunan melaju dari arah Magelang menuju Purworejo. Namun di pertengahan turunan curam Kalijambe, rem truk dilaporkan tidak berfungsi. Truk yang mengangkut muatan berlebih ini menabrak sebuah angkot yang berada di jalur sama, menyebabkan tabrakan keras tak terhindarkan. Kecelakaan ini seolah menjadi pengingat keras bahwa keselamatan di jalur Kalijambe masih luput dari perhatian serius.
ADVERTISEMENT
2. Kalijambe: Titik Kecelakaan yang Terus Terulang
Kalijambe memang bukan nama asing bagi para pengemudi lintas Purworejo-Magelang dan sebaliknya, terutama sopir kendaraan berat. Jalur ini memiliki kontur yang ekstrem: panjang, menurun, dan berkelok. Setiap tahun, selalu ada kisah pilu dari ruas ini, dan bagi warga lokal, Kalijambe sudah menjadi momok menakutkan.
Menurut data dari Dinas Perhubungan, dalam lima tahun terakhir tercatat 17 kecelakaan besar di jalur ini. Korbannya bukan hanya kendaraan, tetapi juga nyawa manusia. Mayoritas kasus melibatkan truk dan bus yang mengalami rem blong, kondisi yang mengindikasikan lemahnya sistem pengawasan kendaraan berat yang melintas di sana. Sayangnya, hingga kini belum ada sistem mitigasi atau pengamanan permanen yang memadai.
3. Muatan Berat dan Percapatan karena Rem Blong
ADVERTISEMENT
Jika ditilik dari sisi teknis dan fisika kendaraan, jalur menurun seperti Kalijambe menuntut fungsi pengereman yang sangat optimal. Truk dengan bobot besar yang bergerak menurun secara alami mendapat tambahan dorongan dari gravitasi. Bila sistem pengereman mengalami gangguan, maka truk akan mengalami percepatan yang tak terkendali. Berdasarkan estimasi, truk dalam kecelakaan ini kehilangan kendali selama 15 hingga 20 detik sebelum akhirnya menabrak angkot di depannya. Dalam waktu sesingkat itu, energi kinetik yang dihasilkan cukup besar untuk menyebabkan kerusakan parah, bahkan kematian. Ini adalah kombinasi mematikan antara berat kendaraan, kecepatan, dan medan turunan.
4. Lemahnya Pengawasan dan Usulan Pemeriksaan On The Spot
Sistem uji KIR yang hanya dilakukan setiap enam bulan kerap dianggap formalitas. Padahal, kendaraan yang beroperasi hampir setiap hari, sering kelebihan muatan, dan melewati medan berat seharusnya mendapat pengawasan teknis lebih intensif. Situasi ini menunjukkan adanya celah besar dalam regulasi dan pengawasan kendaraan niaga di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Para pakar transportasi mengusulkan agar pemerintah daerah dan pusat tidak lagi menunda pembentukan sistem pengawasan aktif di titik-titik rawan seperti Kalijambe. Pos pengawasan tersebut sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas pengecekan rem, tekanan ban, muatan, dan bahkan kondisi fisik pengemudi secara langsung. Model ini telah berhasil diterapkan di beberapa daerah, terutama di jalur lintas yang rawan longsor dan kecelakaan. Di sana, kendaraan berat baru boleh melintas setelah dinyatakan laik jalan oleh petugas gabungan dari Dinas Perhubungan dan kepolisian. Jika diterapkan di Kalijambe, upaya ini diyakini dapat mencegah terulangnya tragedi serupa.
5. Suara Publik dan Desakan Kebijakan Konkret
Kecelakaan ini menimbulkan gelombang kemarahan publik, terutama warga sekitar Kalijambe. Banyak yang menyebut jalur tersebut sebagai “jalur maut” atau “kuburan berjalan” karena begitu seringnya terjadi kecelakaan tragis. Media sosial langsung dipenuhi komentar pedas dan tuntutan dari warganet. Petisi daring mulai bermunculan, mendesak pemerintah segera memasang rambu peringatan khusus, marka jalan yang jelas, membangun jalur penyelamat, serta membangun pos pengawas aktif.
ADVERTISEMENT
Dapatkan analisis lengkapnya di:

