Satu Tempat, Beragam Keyakinan: Pemakaman Desa Linggo Asri

gambar pintu masuk linggo asri, sumber: dokumen Didik Prabowo

Desa Linggo Asri merupakan desa yang berada di kecamatan Kajen, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Tepatnya di selatan kabupaten Pekalongan, dengan ketinggian 700 diatas permukaan laut.

Sebagian penduduk Desa Desa Linggo Asri tidak hanya memeluk agama Islam, tetapi ada yang memeluk agama Hindu, agama Kristen, dan agama Budha. Sejarah Desa Linggo Asri beradaptasi dari batu Lingga atau Artefak, batu tersebut berbentuk bulat dan panjang, batu tersebut dijadikan simbol Desa Linggo Asri. Linggo Asri merupakan contoh desa moderasi beragama tingkat Provinsi Jawa Tengah.

gambar pemakaman linggo asri, sumber: dokumen Pribadi

Linggo Asri tidak hanya keindahan alam yang melimpah dan banyak hewan yang dilindungi hutan Linggo Asri, tetapi kebudayaan yang unik serta agama yang beranekaragam. Contonya budaya pemakaman Desa Linggo Asri Islam dengan Hindu. Agama Hindu di Linggo Asri berbeda dengan Hindu yang berada di Bali. Agama Hindu di Bali cara pemakamannya dengan cara di bakar. Sedangkan Hindu di Desa Linggo Asri pemakaman Hindu dengan cara dikubur. Bahkan ketika orang Hindu meninggal, sebelum dimakamkan orang Hindu tersebut di mandiin serta di kafanin seperti orang Islam, bahkan yang melakukan hal tersebut orang Islam, dan ketika membawa ke kuburan menggunakan keranda orang Islam. Yang membedakan pemakan Hindu dengan Islam adalah pemakaman Hindu menghadap ke timur sedangkan pemakaman Islam menghadap ke Kiblat.

gambar moderasi beragama, sumber: dokumenter linggo asri

Desa Linggo Asri adalah contoh yang sangat baik untuk tempat dengan beragam keyakinan dapat menjadi model moderasi beragama yang inspiratif. Di Desa Linggo Asri, orang-orang dari berbagai keyakinan dan agama hidup berdampingan dengan harmonis serta saling menghormati. Desa Linggo Asri merupakan wujud dari langkah positif untuk menuju pemahaman dan perdamain lintas agama yang benar-benar dibutuhkan dalam Indonesia.

Maka dari itu, pentingnya untuk menghargai toleransi serta dialog dalam antar agama yang sudah diterapkan Desa Linggo Asri ini merupakan cerminan dari kesadaran bahwa perbedaan keyakinan adalah bagian dari keragaman manusia dan bisa menjadi sumber kekayaan budaya. Masyarakat Desa Desa Linggo Asri sudah menunjukan bahwa perbedaan agama bukanlah hambatan, tetapi menjadikan peluang untuk belajar satu dengan yang lain, saling memahami, dan saling bekerja sama dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Desa Desa Linggo Asri merupakan contoh untuk masyarakat indonesia maupun seluruh dunia dalam membangun jembatan antar agama dan untuk mempromosikan perdamaian. Hal tersebut menunjukan bahwa dunia yang sering kali dilanda konflik agama, ada tempat dimana masyarakat atau manusia dapat bersatu, mempraktikkan nilai-nilai kasih sayang, toleransi serta persudaraan contohnya seperti desa linggo asri. Semoga kedepanya Desa Desa Linggo Asri dapat terus menjadi inspirasi serta contoh positif untuk masyarakat indonesia maupun dunia dalam moderasi beragama dan kerukunan antar agama.

Mukhammad Risqy, Mahasiswa UIN Pekalongan