Konten dari Pengguna

Dinamika Keamanan Siber Di Era Digitalisasi

Sri Mulya Pratiwi
saya adalah mahasiswa semester 5 jurusan Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Sriwijaya
5 November 2024 10:37 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Mulya Pratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi foto keamanan siber. Sumber : Pexels.id
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi foto keamanan siber. Sumber : Pexels.id
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi digital saat ini membawa perubahan yang cukup signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Di era digital ini, internet dan teknologi informasi telah menjadi tulang punggung dari berbagai aktivitas ekonomi, sosial, dan politik. Namun, seiring dengan meningkatnya ketergantungan terhadap teknologi digital, ancaman keamanan siber pun semakin kompleks dan beragam. Keamanan siber kini menjadi salah satu isu penting dalam keamanan internasional, karena dampaknya yang luas terhadap individu, organisasi, dan negara. Artikel ini akan membahas dinamika keamanan siber dalam era digital, mencakup ancaman yang ada, upaya pencegahan dan mitigasi, serta tantangan dan peluang ke depan. Era digital banyak memberikan perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam konteks keamanan siber, dinamika yang kompleks banyak memunculkan berbabagai tantangan yang harus dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia. Dalam hal ini keamanan siber tidak hanya berfokus pada perlindungan sistem informasi teknologi, tetapi juga pada perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan online.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, pentingnya keamanan siber di era digital tidak dapat dilebih-lebihkan. Dengan meningkatnya keterhubungan perangkat dan ketergantungan yang semakin besar pada infrastruktur digital, lanskap ancaman serangan siber telah berkembang secara signifikan. Salah satu contoh kasus yang terjadi beberapa waktu lalu yang dimana hacker bernama Bjorka diduga membocorkan sekitar 6 juta data dari dirjen pajak dan juga termasuk data-data dari mantan presiden Jokowi Dodo. Menurut Fitriati dalam penelitiannya, keamanan siber mencakup berbagai elemen seperti alat, kebijakan, konsep perlindungan, peraturan, pedoman, pendekatan manajemen risiko, tindakan, pelatihan, praktik terbaik, jaminan, dan teknologi adalah elemen-elemen yang digunakan untuk melindungi pengguna di dunia maya dari berbagai ancaman dan risiko.Tujuan dari keamanan siber adalah memastikan bahwa pengguna ruang digital dapat memanfaatkan teknologi dengan aman dan terlindungi dari serangan siber.
ilustrasi kebocoran data. Sumber : Pexels.id
Berkembangnya kejahatan siber karena digitalisasi yang cepat di seluruh industri, yang mengarah pada peningkatan ancaman siber, termasuk pencurian identitas, penipuan media sosial, dan penipuan aplikasi seluler, menyoroti beragam tantangan yang dihadapi dalam melindungi sistem informasi memerlukan langkah-langkah keamanan yang lebih baik. Selain itu, pergeseran ke arah perlindungan data yang tersebar daripada perimeter jaringan menekankan pentingnya proses manajemen aset yang kuat dan ketahanan terhadap risiko dunia maya. Artikel juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran di kalangan pengguna internet tentang potensi serangan siber dan meningkatkan praktik manajemen kata sandi untuk meningkatkan keamanan siber secara keseluruhan di ranah digital. Selain itu, dengan sifat serangan siber yang terus berkembang, menekankan perlunya langkah-langkah keamanan siber yang adaptif dan proaktif untuk menangkal taktik yang terus berubah yang digunakan oleh aktor.
ADVERTISEMENT
Dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi digital, ancaman siber juga semakin berkembang dan kompleks. Dinamika keamanan siber dan tantangan yang dihadapi dalam menjaga keamanan di dunia maya, dimana serangan siber telah berkembang dari waktu ke waktu, baik dalam hal motif, teknik, maupun cakupannya. Awalnya, serangan siber dilakukan oleh individu atau kelompok kecil yang mencari kesenangan atau popularitas. Namun, saat ini, serangan siber juga dilakukan oleh aktor negara, organisasi kejahatan terorganisir, dan bahkan kelompok teroris dengan motif politik atau ekonomi. Teknik serangan siber juga semakin canggih dan beragam, seperti malware, phishing, serangan DDoS (Distributed Denial of Service), peretasan sistem, dan eksploitasi kerentanan perangkat lunak. Cakupan serangan siber pun meluas, tidak hanya terbatas pada individu atau perusahaan, tetapi juga infrastruktur kritis seperti jaringan listrik, sistem transportasi, dan fasilitas kesehatan.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa contoh ancaman siber yang perlu kita ketaui seperti; 1) Malware dan Ransomware yang merupakan perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak, mengganggu, atau mengakses sistem komputer tanpa izin. Salah satu bentuk malware yang paling merusak adalah ransomware, yang mengenkripsi data pengguna dan menuntut pembayaran tebusan untuk memulihkannya. Serangan ransomware semakin sering terjadi dan menjadi ancaman serius bagi berbagai sektor, termasuk kesehatan, pemerintahan, dan infrastruktur kritis. Serangan 2) DDoS (Distributed Denial of Service) bertujuan untuk mengganggu akses ke layanan online dengan menyerbu server menggunakan trafik yang berlebihan dan tidak sah. Serangan ini dapat mengganggu operasi bisnis, merusak reputasi, dan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Serangan DDoS sering digunakan sebagai alat pemerasan atau untuk mengalihkan perhatian dari serangan siber lain. 3) Phishing dan Social Engineering, dimana digunakan sebagai teknik penipuan di mana penyerang mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi atau kredensial login dengan menyamar sebagai entitas yang tepercaya. Social engineering adalah manipulasi psikologis terhadap individu untuk mendapatkan informasi sensitif. Kedua metode ini sering digunakan untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem atau jaringan. 4) Advanced Persistent Threats (APTs) merupakan serangan siber yang ditujukan kepada target tertentu dan dilakukan oleh aktor yang sangat terorganisir, seringkali dengan dukungan negara. Serangan ini biasanya bertujuan untuk mencuri informasi sensitif, seperti data intelijen atau kekayaan intelektual, dan dapat berlangsung selama periode waktu yang lama tanpa terdeteksi.
ADVERTISEMENT
Adapun yang menjadi tantangan utama dari keamanan siber dalam menjaga keamanan siber salah satunya adalah meningkatnya penggunaan perangkat Internet of Things (IoT) dan cloud computing. Perangkat IoT seringkali rentan terhadap serangan karena kurangnya standar keamanan yang memadai, sementara cloud computing menimbulkan risiko terhadap keamanan data dan privasi. Selain itu, kurangnya kesadaran dan pendidikan tentang keamanan siber di kalangan pengguna juga menjadi tantangan tersendiri. Pengguna yang tidak cukup waspada dan tidak mengikuti praktik keamanan terbaik dapat membuka celah bagi serangan siber. Selain tantang utama diatas ada yang menjadi tantang yang sering terjadi dimana adanya ketegangan yang berkelanjutan antara perlindungan privasi individu dan kebutuhan untuk memastikan keamanan. Langkah-langkah keamanan yang ketat dapat membatasi privasi pengguna, sementara kebijakan privasi yang kuat dapat menghambat upaya keamanan. Menemukan keseimbangan yang tepat antara privasi dan keamanan adalah tantangan yang terus dihadapi oleh pembuat kebijakan dan praktisi keamanan siber.
ADVERTISEMENT
Untuk menghadapi tantangan keamanan siber, diperlukan strategi yang komprehensif dan kolaboratif. Strategi ini mencakup peningkatan keamanan infrastruktur teknologi informasi, pengembangan kebijakan dan regulasi yang kuat, serta peningkatan kesadaran dan pendidikan tentang keamanan siber. Selain itu, kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil juga sangat penting dalam menangani ancaman siber. Pertukaran informasi dan koordinasi yang baik dapat membantu mengidentifikasi dan merespons ancaman siber dengan lebih cepat dan efektif. Dinamika keamanan siber di era digital saat ini menunjukkan bahwa ancaman siber terus berkembang dan semakin kompleks. Dengan upaya bersama, kita dapat menjaga keamanan di dunia maya dan melindungi aset digital kita dari ancaman siber.
Selain itu, Kebijakan dan Peraturan Pemerintah dan organisasi internasional juga telah membuat berbagai kebijakan dan peraturan untuk meningkatkan keamanan siber. Contohnya adalah Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) di Uni Eropa, yang menetapkan standar tinggi untuk perlindungan data pribadi. Penerapan kebijakan dan peraturan ini membantu memastikan bahwa organisasi mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi data dan sistem mereka. Ada juga kebutuhan akan Kerja Sama Internasional, karena keamanan siber juga merupakan bagian dari masalah global yang membutuhkan kerja sama internasional. Negara-negara perlu bekerja sama untuk berbagi informasi tentang ancaman siber, mengembangkan strategi pertahanan bersama, dan mengambil tindakan kolektif terhadap penyerang siber. Organisasi internasional seperti PBB dan NATO juga memiliki peran penting dalam memfasilitasi kerja sama ini.
ADVERTISEMENT
Dinamika keamanan siber dalam era digital sangat kompleks dan terus berkembang. Ancaman siber menjadi semakin canggih dan beragam, memerlukan upaya yang berkelanjutan dari individu, organisasi, dan negara untuk melindungi sistem dan data mereka. Meskipun ada banyak tantangan dalam keamanan siber, peluang untuk meningkatkan keamanan juga besar, terutama dengan kemajuan teknologi dan peningkatan kerjasama internasional. Dalam menghadapi era digital yang semakin maju, penting bagi semua pihak untuk terus waspada dan proaktif dalam mengembangkan strategi dan solusi untuk mengatasi ancaman keamanan siber.
Upaya untuk meningkatkan kesadaran, mengembangkan teknologi keamanan, menerapkan kebijakan yang efektif, dan memperkuat kerjasama internasional akan menjadi kunci untuk memastikan keamanan siber yang lebih baik di masa depan. Selain itu, dengan sifat serangan siber yang terus berkembang, juga memerlukan langkah-langkah keamanan siber yang adaptif dan proaktif untuk menangkal taktik yang terus berubah yang digunakan oleh aktor jahat Dengan mensintesis temuan dan perspektif terbaru. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan manfaat dari kemajuan digital sambil meminimalkan risiko yang terkait dengan ancaman siber.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Aji, M. P. (2023). Dynamics of encryption and cyber security policy in Indonesia as a socio-cultural change in the cyber age. Jurnal Scientia, 12(03), 2307-2315.
Bpptik Kominfo. 2023. Jenis-Jenis Serangan Siber Di Era Digital. https://bpptik.kominfo.go.id/Publikasi/detail/jenis-jenis-serangan-siber-di-era-digital.
Cloramidine, F., & Badaruddin, M. (2023). Mengukur Keamanan Siber Indonesia Melalui Indikator Pilar Kerjasama Dalam Global Cybersecurity Index (GCI). Populis: Jurnal Sosial dan Humaniora, 8(1), 57-73.
Farooq, O., & Martin, I. (2023). Cybersecurity Challenges in the Era of Digital Transformation. Journal of Emerging Technology and Digital Transformation, 2(2), 102-113.
Fitri, R. 2018. Membangun Model Kebijakan Nasional Keamanan Siber dalam Sistem Pertahanan Negara. Jakarta: Universitas Pertahanan Indonesia.
Haryanto, A., & Sutra, S. M. (2023). Upaya Peningkatan Keamanan Siber Indonesia oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Tahun 2017-2020. Global Political Studies Journal, 7 (1), 56–69.
ADVERTISEMENT
Johnson, A. (2020). Cyber Security Trends in the Digital Era. International Journal of Information Security, 8(3), 210-225.
Lee, C. (2021). Strategies for Cyber Defense in the Digital Age. Cybersecurity Review, 12(1), 45-58.
Rahmawati, C. (2020, November). Tantangan Dan Ancaman Keamanan Siber Indonesia Di Era Revolusi Industri 4.0. In Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO) (Vol. 2, pp. 299-306).’
Smith, J. (2019). The Changing Dynamics of Cyber Security. Journal of Cybersecurity, 5(2), 123-135.