Konten dari Pengguna

Era Society 5.0

Jusrihamulyono AHM
Trainer PUSDIKLAT PENGEMBANGAN SDM Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis Antologi Puisi dan Opini. /@penakaryajf (tiktok)
8 Maret 2024 18:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jusrihamulyono AHM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Era ketika langkah yang direncanakan sebagai penyelesaian isu permasalahan sosial dengan penggunaan alat canggih. Kecanggihan itu disebut dengan Internet of Things (loT), robotik, Artificial of Intelligence (AI). Tiga kecanggihan yang menyetir tingkah perilaku masyarakat secara pola kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Kehidupan yang memaksakan untuk selalu mengakses informasi. Wilayah yang tidak terkoneksi internet menjadi tertinggal akan pergaulan yang lebih modern atau maju, namun positifnya berupa tidak mengubah kebudayaan secara drastis.
Banyak budaya yang bergeser akibat internet arus globalisasi yang memiliki arus deras. Alhasil sebuah jurnal yang berjudul Pengaruh Society 5.0 dalam Kehidupan Masyarakat (2023) karya Baharuddin dan Harits. Menguraikan akan dampak secara sosial akan turunnya nilai-nilai Pancasila, bijak dalam bersosial hingga hilangnya individu yang bermasyarakat secara nyata.
Tingkah laku secara individu berubah akan finansial yang mudah didapatkan melalui pinjaman online (pinjol). Keadaan ini memberi efek negatif secara sosial di mana berdampak pada keluarga yang tidak mampu melunasinya.
Pasalnya beberapa perceraian disebabkan alasan finansial yang berantakan akibat asyiknya menggunakan jasa pinjol. Sisi lain pergeseran hubungan suami-istri yang berjarak jauh akibat media sosial mengalahkan kebahagiaan meet time bersama pasangan.
ADVERTISEMENT
Secara penggunaan AI mampu menggeser kemampuan Intelegensi manusia. Sehingga secara kemampuan memang selalu dibandingkan akan kecerdasan buatan dengan kecerdasan manusia. Beberapa sektor terbantu akan hal ini, namun sebagian perlu dipahami akan kecerdasan manusia juga perlu dibutuhkan untuk peningkatan mutu lainnya. Sektor pelayanan publik kini lebih banyak menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Kini kecerdasan buatan tidak senyaman yang diperkirakan. Terasa akan munculnya generasi yang tidak bermutu akan intelektual yang ditawarkan saat ingin melamar pekerjaan. Sehingga tidak heran, beberapa pekerjaan hanya menerima pekerja yang berkualitas akan dunia internet dan kemampuan mengelola AI. Keahlian menggunakan IoT dan AI merupakan kunci untuk generasi milenial hingga generasi z untuk mendapatkan lapangan kerja ke depannya.