28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Begini Konsep PSI Konsep PSI Soal Ekonomi Kreatif

Mulyono Sri Hutomo
Content Writer
18 Desember 2017 13:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mulyono Sri Hutomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Begini Konsep PSI Konsep PSI Soal Ekonomi Kreatif
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar “The Mighty Generations: The Future in Your Hands” di HJakarta, Minggu (17/12/2017). Ini merupakan acara ngobrol dan berbagi wawasan tentang industri kreatif. 
ADVERTISEMENT
Sejumlah anak muda keren hadir sebagai pembicara. Misalnya Giring “Nidji” Ganesha, penyanyi dan dokter bedah Tompi, Andro Rohmana Putra (co-founder Jakcloth), Rama Raditya (pendiri Qlue), Gerald Bastian (pendiri Kok Bisa), Niluh Jelantik (desainer dan pengusaha sepatu)
Ketua Umum PSI, Grace Natalie, mengatakan inti acara ini adalah empowerment dengan isu kekinian untuk melihat peluang-peluang baru. 
“Betapa beruntungnya generasi sekarang dengan kehadiran teknologi informasi, khususnya internet. Dulu orang-orang tua kita jika mau membangun usaha transportasi, harus punya kendaraan sendiri . Biayanya maha,” kata Grace.
Sekarang ini, lanjut Grace, orang seperti pendiri Gojek, Nadiem Makarim, tidak perlu punya kendaraan sendiri. Dia cukup jadi jembatan antara mereka yang punya motor dengan para penumpang. 
ADVERTISEMENT
Dengan internet, dunia berubah. “Kita banyak dimudahkan. Ilmu ada semua di sana. Tinggal kita mencarinya,” ujar Grace. 
Mantan jurnalis TV itu berharap semoga peserta bisa mendapat pengetahuan baru dari para pembicara, semakin membuka mata.
Dalam konferensi pers, Giring menyatakan beruntung bisa berpartisipasi di acara ini. “Terima kasih PSI yang sudah bikin acara keren ini,” kata vokalis Nidji ini.
Dalam acara ini, Giring membawakan materi tentang digitalisasi dan streaming music.  “Ini adalah titik cerah baru industri musik. Why should buy if you can rent? Beda dengan dulu,” kata Giring.
Tapi, untuk konteks Indonesia, belum bisa jadi penghasilan utama karena jangkauan artisnya belum seluas artis luar negeri. 
“Ya, tapi bisa buat tambahan penghasilan di masa tua kalau lagu kita masih didengarkan orang,” kata Giring.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Tompi berbicara soal dirinya yang multi-profesi.  Selain sebagai penyanyi dan dokter bedah, ia kini juga menekuni pekerjaan sebagai videografer, “Saya punya production house,” kata putra Aceh tersebut.
Dari pagi sampai sore, Tompi di klinik bedah. Setelah sore, memotret, syuting, atau rapat urusan production house.
Tompi bilang, banyak yang bertanya kok bisa melakukan banyak hal. Pada saat mengerjakan hal yang disukai, kita tidak akan merasa lelah.
 “Kalau bekerja dengan passion, yang kayaknya mustahil ternyata bisa dilakukan,” ujar Tompi. 
Pada sesi terakhir, Rama Raditya menceritakan suka-duka mengelola Qlue.  Qlue adalah aplikasi online untuk menampung laporan warga DKI Jakarta yang dimulai penerapannya pada masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
ADVERTISEMENT
Setelah Qlue diterapkan, ada beberapa istri lurah yang protes. Mereka bilang, suami mereka yang puluhan tahun jadi lurah diberhentikan gara-gara tidak menindaklanjuti laporan via Qlue.  
Rama menceritakan, “Saya minta maaf ke ibu-ibu itu, tapi ini demi situasi yang lebih baik. Apa boleh buat”.
Empat hari sebelum Ahok masuk penjara, Rama menemuinya. “Pak Ahok saat itu bilang, kalau gubernur berikutnya tidak berani memecat lurah, Qlue tidak akan jalan,” kata Rama.