Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Filsafat Komunikasi dalam Perspektif Teori-Teori Komunikasi
19 November 2024 17:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari mumtazz khilmia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Filsafat Ilmu Komunikasi diartikan sebagai “kegiatan berpikir dan mengkaji secara lebih mendalam, cermat, dan kritis terhadap proses komunikasi yang meliputi ontologinya, epistemologinya maupun aksiologinya dan mencoba memperoleh jawaban yang tepat dengan terus menanyakan jawaban-jawaban untuk memecahkan masalah-masalah dalam proses komunikasi tersebut.” (Kriyantono 2012: 47)
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, filsafat komunikasi berarti menggali secara mendalam baik segala hal maupun fenomena komunikasi itu sendiri. Hal ini dapat bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru atau bahkan memperbarui dan menyempurnakan teori yang sudah ada. Kegiatan berfilsafat ini berdasarkan keingintahuan dan keragu-raguan manusia akan segala sesuatu yang berada di sekitarnya secara khusus fenomena komunikasi yang didalamnya meneliti hasil hubungan dan interaksi antarmanusia yang mana interaksi tersebut merupakan objek material ilmu komunikasi. Sedangkan objek formal dalam “ilmu komunikasi adalah segala produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dalam kehidupan manusia.” (Kriyantono 2012: 48)
Pemahaman atau komunikasi manusia merupakan masalah perspektif yang dipakai untuk memahaminya. Perspektif adalah sudut pandang dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Cara seseorang memandang atau pendekatan yang digunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang diperoleh.
ADVERTISEMENT
Pada ilmu komunikasi ada beberapa metateori tentang realitas (ontologi), tentang bagaimana mencapainya (epistimologi), dan tentang nilai dari komunikasi (aksiologi).
Realisme, benda-benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya, telah berdiri secara benar, tanpa campur tangan ide dari si-pengamat. Nominalis, dunia sosial adalah wilayah luar yang ada pada persepsi individu. Biasanya tersusun hanya sebatas nama, konsep dan label yang digunakan untuk membuat struktur realitas. Mengenai konstruksionis, kita tidak pernah dapat mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis.
Perspektif-perspektif tersebut melahirkan sejumlah teori komunikasi. Contohnya adalah perspektif positivisme dan post-positivisme menurunkan teori strukturalisme-fungsionalisme. Teori ini merupakan turunan dari perspektif positivisme dan post-positivisme awal. Kedua aliran ini meyakini bahwa struktur sosial bersifat nyata dan berfungsi dengan cara-cara yang dapat diobservasi secara objektif.
ADVERTISEMENT
Perspektif Positivisme
Apa itu komunikasi? Paradigma positivisme mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses sebab-akibat, yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator/encoder) untuk mengubah pengetahuan (sikap atau perilaku) penerima pesan (komunikan/decoder) yang pasif. Komunikasi terjadi secara sengaja dan dilakukan oleh seseorang untuk menyampaikan rangsangan dalam membangkitkan respon orang lain. Model komunikasi linier atau komunikasi satu arah merupakan salah satu model yang paling banyak dikenal dan mudah dipahami.
Perspektif Post-Positivisme
Post-positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi kebenaran-kebenaran positivisme. Beberapa peneliti sosial beragumen bahwa kekurangan-kekurangan dari pemikiran positivisme pada dasarnya membutuhkan dasar filsafat ilmu yang berbeda. Akan tetapi, beberapa orang beranggapan bahwa postivisme sebenarnya tidak perlu ditolak secara total karena mereka lebih meletakkan penolakannya pada gagasan tentang keyakinan positivisme mengenai kebenaran absolut, landasan mutlak sebuah observasi dan asumsi tentang akumulasi pengetahuan yang tak berubah.
ADVERTISEMENT
Perspektif Post-positivisme membawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial termasuk ilmu komunikasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme yang realis, bebas nilai dan memisahkan subjek dan objek penelitian.
Perspektif Interpretif
Menurut Wilbur Schramm, manusia itu tidak lepas dari berkomunikasi. Kehidupan sosial seseorang dipenuhi dengan berbagai komunikasi. Teori ini menggambarkan proses munculnya pemahaman dari kehidupan sosial. Terori ini tidak mencoba menemukan struktur hukum dalam kehidupan sosial, melainkan berupaya membuka cara-cara orang memahami pengalaman mereka di tengah kehidupan sosial. Teori Interpretif ini diturunkan dalam teori komunikasi seperti teori interpretasi kultural, teori kultur organisasional dan teori interpretasi tekstual.