Baduy dan Kesederhanaannya

Munayya Aulia Rahmah
Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
18 Juni 2022 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Munayya Aulia Rahmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rumah Tradisional Suku Baduy Foto : Dokumentasi Pribadi
Sudah dua tahun pandemi melanda Indonesia, rasa ingin bepergian sudah tak terbendung lagi olehnya. Akhir pekan ini Abin memutuskan untuk mulai perjalanan kembali bersama teman-temannya. Baduy menjadi tujuan perjalanan Abin kali ini.
ADVERTISEMENT
Baduy merupakan sebuah suku yang adat istiadatnya masih terjaga sampai saat ini, terletak di Kabupaten Lebak, Banten. Baduy masih menjaga budayanya sangat kuat, penduduknya menolak masuknya teknologi modern pada kehidupan mereka terutama untuk Baduy Dalam.
Pagi itu Abin dan teman-temannya berangkat menuju Baduy menggunakan mobil Elf dari Stasiun Rangkas, perjalanan menggunakan elf hanya bisa sampai Desa Ciboleger. Untuk sampai ke Baduynya sendiri mereka mereka perlu berjalan kaki, perjalanan itu membutuhkan waktu 6 jam. Trek menuju Baduy ini berupa kelokan, tanjakan serta turunan, hamper mirip dengan mendaki gunung. Untung saja sebelum melakukan perjalanan kali ini Abin dan teman-temannya sudah menyiapkan stamina untuk menghadapi trek ekstrem ini.
Sore itu akhirnya mereka sampai di Baduy, sangat terasa perbedaannya dengan kehidupan yang biasanya. Hawa tradisional sangat terasa, banyak anak kecil asli suku Baduy yang menyambut ramah kehadiran mereka. Rumah-rumah tradisional Baduy ini terbuat dari bambu dan kayu, hebatnya disini tidak memakai listrik sama sekali, untuk pencahayaan saja mereka menggunakan lampu petromax.
ADVERTISEMENT
Abin dan teman-temannya beristirahat di salah satu rumah warga, memakan perbekalan yang mereka bawa dari rumah, sedikit membaginya kepada tuan rumah untuk memakannya bersama. Abin masih takjub dengan kehidupan suku Baduy yang sangat sederhana, pakaian yang digunakan untuk sehari-hari juga dibuat sendiri oleh mereka.
Anak Laki-Laki Suku Baduy Foto : Dokumentasi Pribadi
Jamang, kain tenun berwarna putih kecokelatan terbalut pada anak laki-laki yang menghampiri Abin, anak itu memiliki mata yang indah berwarna kecokelatan, Abin sempat menanyakan namanya, namun sayang anak itu tidak menjawabnya karena malu-malu.
Biasanya setiap perjalanan Abin akan mengabadikan banyak momen, namun kali ini untuk menghormati warga disana, ia tak banyak menggunakan teknologi yang dibawanya. Hanya beberapa foto yang diambil dengan kamera ponselnya.
Perjalanan kali ini membuat Abin banyak belajar dari kesederhanaan suku Baduy, di mana budaya masih sangat kental disana, menghormati sesama dan saling membantu merupakan kebiasaan yang sangat diterapkan pada suku mereka.
ADVERTISEMENT
( Munayya Aulia Rahmah/Politeknik Negeri Jakarta)