Konten dari Pengguna

ASPIRASI KAMI UNTUK GUBERNUR JAKARTA TERPILIH 2017-2021

MUSFIQOYURRAHAMAH
Jakarta Timur
11 April 2017 0:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MUSFIQOYURRAHAMAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kepada Yth
Bapak Gubernur DKI Jakarta
(Yang akan terpilih)
inilah harapan kami sebagai warga DKI yang meski secara tidak langsung bisa bertatap muka dalam menyampaikan keluh-kesah atau aspirasi kami. Biar tidak panjang leber, berikut langsung aspirasi/suara kami perihal soal yang harus diprioritaskan dalam program Bapak nantinya.
ADVERTISEMENT
Padatnya Penduduk Jakarta
Jakarta tidaklah bisa terlepas dari bayang-bayang masalah kependudukan. Setiap tahunnya, ada ribuan pendatang baru di Jakarta. Bahkan, banyak penduduk Jakarta yang datang kembali ke Jakarta dengan membawa sanak saudara mereka. Akibatnya, Jakarta penduduk semakin padat, untuk sekarang jumlah penduduk Ibu Kota Jakarta mencapai 9.992.842 jiwa. Itu artinya, tak heran bila Bung Karno jaman dulu berkeinginan Ibu Kota Indonesia pindah ke Kalimantan Tengah karena Jakarta semakin padat penduduknya.
Masalah kependudukan di kota Jakarta menimbulkan berbagai masalah dalam bidang sosial, lingkungan, dan ekonomi. Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa kepadatan penduduk adalah akar dari permasalahan kota Jakarta. Untuk itu, untuk Bapak Gubernur yang nantinya akan terpilih di pilgub jakarta mendatang, untuk lebih serius melaksanakan program “2 anak cukup” dan perketat pembuatan KTP DKI Jakarta agar tidak disalah gunakan.
(Sumber foto: Pribadi/Rumah susun di Jakarta untuk mengatasi padatnya penduduk Ibu Kota Jakarta/Jakpus)
ADVERTISEMENT
Masalah Sosial
Pertumbuhan penduduk yang melonjak membuat kota Jakarta tidak lagi bisa menampung penduduk yang terus berdatangan setiap tahunnya. Setiap tahunnya, khususnya pada hari raya besar seperti idul fitri, banyak penduduk Jakarta yang kembali ke Jakarta dengan membawa sanak saudara mereka. Alhasil, Jakarta penuh sesak dengan keberadaan orang-orang tersebut. Padahal, banyak dari orang-orang yang melakukan urbanisasi ke Jakarta hanya bermodalkan nekat dan tidak memiliki kemampuan khusus. Mereka yang tidak memiliki kemampuan khusus akan rela melakukan apa saja demi bertahan hidup di kota Jakarta. Dari antara mereka, ada yang menjadi pengamen, anak-anak jalanan, pengemis, bahkan menjadi PSK. Sebenarnya, tidaklah menjadi masalah apabila mereka ingin menjadi pengemis, pengamen, bahkan PSK, tetapi yang menjadi masalah adalah, jumlah mereka yang terus bertambah banyak setiap harinya.Sungguh ironis dan menyedihkan melihat banyaknya masalah sosial di Jakarta.
(Sumber Foto: Ilustrasi pengamen/pribadi)
ADVERTISEMENT
Sampah di Jakarta
Tingginya volume sampah yang mencapai 6.500 ton per hari, nampaknya menimbulkan ancaman adanya kerusakan lingkungan di wilayah DKI Jakarta. Terlebih jumlah penduduk kian bertambah sehingga tidak menutup kemungkinan volume sampah pun akan turut bertambah. Saat ini, tercatat jumlah penduduk DKI sebanyak 9,7 juta jiwa pada saat malam hari. Sedangkan di siang hari, jumlahnya bisa mencapai 12,5 juta. Tidak jarang juga penduduk Jakarta yang membuang sampah ke sungai atau lahan-lahan kosong yang mereka temui.
Sampah-sampah organik yang dibuang ke sungai membuat kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dalam sungai menurun dan membuat kadar oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme air untuk menguraikan sampah (Biological Oxygen Demand) meningkat. Padahal, perairan yang baik adalah perairan yang memiliki kadar oksigen terlarut yang tinggi dan kadar oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk menguraikan sampah rendah.
(Sumber foto: tribunsnews.com /Sampah masih menjadi masalah serius di Ibu Kota Jakarta)
ADVERTISEMENT
Penambahan Hutan Kota
Sampah dan polusi udara merupakan masalah lingkungan serius yang terjadi di Jakarta. Pemerintah dan warga Jakarta harus bekerja sama dalam menyelesaikan masalah lingkungan di kota Jakarta. Penghijauan kota Jakarta adalah solusi utama untuk menyelesaikan masalah polusi di kota Jakarta. Pemerintah bisa membebaskan kawasan bantaran kali Ciliwung untuk ditanam pohon-pohon. Pemerintah juga bisa membebaskan beberapa kawasan di tiap-tiap kotamadya untuk menjadi hutan kota. Hutan kota bermanfaat sebagai penyedia oksigen dan udara segar bagi kota Jakarta. Untuk masalah sampah, pemerintah bisa membuat penyuluhan kepada masyarakat untuk memisahkan sampah-sampah rumah tangga, mana yang merupakan sampah nonorganik yang bisa didaur ulang, sampah organik, dan sampah berbahaya (B3). Kemudian sampah organik selanjutnya bisa diolah menjadi pupuk.
(Ilustrasi: Ruang Terbuka Hijau)
ADVERTISEMENT
Ekonomi UKM
Ketidaktersediaannya lapangan pekerjaan membuat masalah ekonomi di Jakarta berkembang menjadi masalah yang lebih rumit lagi. Untuk mengatasinya, pemerintah bisa membuat pelatihan-pelatihan kerja dimana sebagai tempat pelatihan soft skill dan hard skill bagi mereka yang akan melamar pekerjaan. Pemerintah juga bisa memberikan bantuan berupa dana bagi mereka yang tidak mendapat kesempatan bekerja untuk membuka usaha warung atau toko. Untuk mereka yang tidak mendapat kesempatan bekerja, bantuan dana yang mereka dapat selain bisa mereka gunakan untuk membuka usaha warung dan toko, juga bisa mereka gunakan untuk membuka usaha yang termasuk ukm. Mereka bisa mengembangkan ide-ide mereka untuk membuat suatu temuan baru, baik dalam bentuk kuliner maupun bentuk lainnya, untuk dikembangkan yang nantinya akan membuat mereka mandiri dalam ekonomi mereka.
(Sumber foto: Pribadi/ Sayangnya pemasaran hasil dari UKM seringkali tak tepat mengakibatkan UKM kurang bertaring)
ADVERTISEMENT
Macet dan Macet
Sejak dulu, kota ini memang memiliki lalu lintas yang padat. Hal ini trus meningkat dan sepengetahuan saya tidak berkurang. Kemacetan sekaligus panas yang tak tertahankan membuat warga Jakarta semakin tegang dan lelah. Pemerintah dalam hal ini kadang juga mementingkan segelintir orang, misal pejabat, artis dll yang menyewanya biar bebas kemacetan. Tapi yang jelas, pemerinta harus segera realisasikan MRT yang dicanangkan dapat mengurai kemacetan Jakarta.
(Sumber Foto: Pribadi/ Kemacetan membuat perekonomian Jakarta lesu)