Konten dari Pengguna

Pemimpin yang Baik Lahir dari Kesediaan untuk Melayani

Wahyudi Kholilullah
Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya 2024
21 April 2025 10:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wahyudi Kholilullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ilustrasi seorang pemimpin dan anggota terlihat nyaman dalam berdiskusi. Sumber : Shutterstock/Drazen Zigic
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ilustrasi seorang pemimpin dan anggota terlihat nyaman dalam berdiskusi. Sumber : Shutterstock/Drazen Zigic
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, organisasi beserta unsur-unsurnya mengalami berbagai perubahan, baik dari segi struktural maupun fungsional. Banyak pemimpin atau leader yang secara tidak sadar membawa kebiasaan pribadinya ke dalam ranah organisasi yang ia pimpin. Pola pikir dan metodologi yang diterapkan sering kali sejalan—atau justru bertentangan—dengan karakter pribadi seorang pemimpin itu sendiri. Karakter inilah yang sedikit banyak mencerminkan bagaimana seseorang menjalankan peran kepemimpinannya dalam mengatur tim maupun organisasi.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai kasus, terdapat beragam tipe dan pendekatan kepemimpinan yang bisa diterapkan untuk mengelola organisasi secara efektif. Salah satunya adalah tipe pemimpin yang melayani (servant leadership), yaitu mereka yang hadir dan bekerja dengan penuh kesadaran untuk memenuhi kebutuhan timnya. Meski kerap tidak disadari, keberadaan tipe pemimpin seperti ini justru sering memberikan dampak yang besar dalam menciptakan suasana kerja yang inklusif dan produktif.
Pemimpin yang menerapkan sikap melayani terhadap anggotanya umumnya cenderung mendapatkan dukungan yang lebih besar dari timnya. Pola kepemimpinan seperti ini secara tidak langsung menciptakan iklim organisasi yang kondusif dan nyaman, sehingga anggota merasa lebih termotivasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Namun demikian, menemukan pemimpin dengan karakter seperti ini tidaklah mudah. Tipe pemimpin yang mampu merendahkan egonya dan benar-benar hadir untuk melayani sering kali langka di tengah kultur organisasi yang masih banyak mengandalkan pendekatan instruktif dan hierarkis.
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai sosok pemimpin yang baik, tentu terdapat banyak aspek yang menjadi faktor penentu untuk dapat dikategorikan sebagai “pemimpin yang baik”. Bagi sebagian anggota, pemimpin yang ideal adalah mereka yang mampu menjalankan fungsinya dengan baik, bersikap ramah kepada seluruh anggota tanpa memandang perbedaan jabatan, serta tidak mempersulit hal-hal administratif yang berkaitan dengan kebutuhan anggota—seperti proses perizinan saat tidak dapat mengikuti suatu kegiatan, dan sebagainya.
Konsep servant leadership yang bisa diterapkan
Servant leadership atau kepemimpinan yang melayani adalah pendekatan di mana seorang pemimpin menempatkan kepentingan tim atau anggotanya di atas kepentingan pribadinya. Pemimpin seperti ini tidak hanya mengarahkan, tetapi juga hadir untuk mendengar, membantu, dan mendampingi anggota timnya dalam menjalankan tugas.
ADVERTISEMENT
Saya rasa konsep ini bersifat wajib bagi seorang leader untuk diterapkan dalam kehidupan organisasinya. Misalnya, seorang ketua yang tidak hanya memberi perintah, tetapi juga ikut turun tangan saat ada kerja bakti atau kegiatan besar. Atau saat ada anggota yang kesulitan, pemimpin mau meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan masalah, bukan malah menyalahkan.
Pemimpin yang melayani juga cenderung terbuka dengan masukan. Ia tidak merasa paling benar, tapi justru ingin belajar bersama. Sikap seperti ini akan membuat anggota merasa dihargai, lebih semangat bekerja, dan merasa nyaman berada dalam tim.
Meski terlihat sederhana, menerapkan servant leadership butuh kesadaran diri dan kerendahan hati. Tapi justru dari situlah kepercayaan dan kekompakan dalam organisasi bisa tumbuh.
ADVERTISEMENT