Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Saatnya Tinggalkan Ceramah, Sambut Proyek dan Animasi
24 April 2025 12:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari mutia aprilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hasil belajar kewirausahaan di sejumlah SMK masih jauh dari harapan. Di SMK Insan Aqilah 5 Rajeg misalnya, hanya 38% siswa kelas XI yang mencapai nilai KKM. Mayoritas siswa belum mencapai standar ketuntasan. Model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru, seperti metode ceramah dan presentasi PowerPoint, menjadi penyebab utama pasifnya siswa dalam proses belajar.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara membuat pembelajaran kewirausahaan lebih menarik, interaktif, dan relevan dengan dunia nyata? Apakah pendekatan inovatif seperti model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dan media animasi dapat menjawab tantangan ini?
Kemendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menegaskan perlunya pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu, Kurikulum Merdeka mendorong integrasi teknologi dan pembelajaran kontekstual yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses penciptaan pengetahuan.
Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif menciptakan solusi atas permasalahan nyata melalui proyek. Ketika PjBL dikolaborasikan dengan media animasi seperti penggunaan video interaktif dari platform Powtoon proses belajar menjadi lebih hidup dan mudah dipahami. Animasi menyederhanakan konsep-konsep ekonomi dan bisnis yang kompleks. Siswa tak hanya menerima materi secara pasif, tapi juga terlibat langsung dalam proses analisis, diskusi, hingga presentasi proyek wirausaha mereka.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa penggunaan PjBL berbantuan animasi mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa secara signifikan. Ketuntasan klasikal meningkat melebihi 75%, dan terjadi perbedaan mencolok antara hasil belajar sebelum dan sesudah pendekatan ini diterapkan. Lebih dari sekadar nilai, siswa juga menunjukkan peningkatan dalam motivasi, kreativitas, dan kepercayaan diri.
Sudah saatnya dunia pendidikan, khususnya pendidikan vokasi, berani meninggalkan metode lama yang tak lagi relevan. Inovasi dalam pembelajaran bukan sekadar opsional, tapi keharusan. Jika kita ingin mencetak generasi wirausaha yang tangguh, maka pembelajarannya pun harus bersifat memberdayakan. Project Based Learning berbantuan animasi bukan hanya alat bantu, tapi jembatan menuju pembelajaran yang lebih bermakna dan masa depan pendidikan ekonomi yang lebih cerah.
ADVERTISEMENT