Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah yang Membuat Mahasiswa Gen Z Tidak Tertarik Bekerja sebagai Wirausaha?
17 Desember 2024 17:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mutia Karimatussania tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kecenderungan ini dapat dijelaskan oleh banyak faktor, termasuk cara berpikir, tantangan sosial-ekonomi, dan ekspektasi dari lingkungan kerja.
1. Budaya Keamanan dan Stabilitas
Alasan utama mahasiswa Gen Z kurang tertarik menjadi wirausaha adalah karena mereka lebih mengutamakan keamanan dan stabilitas dalam pekerjaan mereka daripada apa yang mereka miliki. Dalam banyak kasus, wirausaha dianggap sebagai jalan karier yang penuh dengan risiko dan penuh dengan peluang kegagalan. Generasi ini tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti krisis finansial 2008 dan efek pandemi COVID-19, yang mendorong mereka untuk mencari cara hidup yang lebih aman dan stabil. Dibandingkan dengan menghadapi ketidakpastian pendapatan sebagai seorang wirausahawan, memiliki pekerjaan tetap dengan gaji bulanan dianggap sebagai solusi yang lebih realistis.
ADVERTISEMENT
2. Kurangnya Dukungan dan Pendidikan Kewirausahaan
Faktor lain yang memengaruhi adalah kurangnya dukungan yang berkelanjutan untuk meningkatkan minat dan keterampilan kewirausahaan. Meskipun beberapa universitas telah memasukkan program kewirausahaan ke dalam program studi mereka, praktiknya masih terbatas pada teori dan jarang memberikan pengalaman praktis yang memadai. Akibatnya, siswa sering merasa tidak yakin untuk memulai bisnis mereka sendiri. Selain itu, banyak keluarga masih melihat pekerjaan dengan konservatif, percaya bahwa menjadi pegawai masih lebih dihargai daripada mencoba mendirikan bisnis sendiri.
3. Ketergantungan pada Teknologi dan Kurangnya Keterampilan Praktis
Gen Z dikenal sangat mahir dalam teknologi. Keahlian ini tidak selalu menentukan kemampuan untuk mendirikan perusahaan. Mereka seringkali tidak memiliki keahlian yang relevan dalam bidang seperti negosiasi, manajemen keuangan, atau pemasaran. Meskipun ada banyak sumber daya yang dapat membantu di internet, masalah utama adalah menggunakan teknologi untuk membangun bisnis yang bertahan lama daripada hanya mengikuti tren seperti menjual produk di media sosial.
ADVERTISEMENT
4. Kendala Modal dan Akses Pendanaan
Banyak mahasiswa tidak memiliki modal awal untuk memulai bisnis. Pengusaha muda tanpa rekam jejak yang jelas sering kali ditolak oleh bank dan lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman. Namun, mendapatkan dana dari investor juga sulit karena membutuhkan proposal bisnis yang matang dan jaringan yang luas, yang tidak dimiliki banyak mahasiswa.
5. Korporasi Besar Menjadikan Pengembangan Karier Prioritas
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan besar semakin gencar menawarkan program magang, pelatihan, dan jenjang karier yang menarik kepada mahasiswa. Ini adalah kesempatan yang bagus bagi banyak mahasiswa untuk belajar, mendapatkan pengalaman, dan membangun karier yang mapan. Mereka percaya bahwa bekerja di perusahaan besar memungkinkan mereka untuk aman secara finansial dan berkembang tanpa mengambil risiko yang besar seperti yang mereka lakukan sebagai wirausaha.
ADVERTISEMENT
6. Ketidaksiapan Menghadapi Kompleksitas Wirausaha
Menjadi wirausahawan tidak hanya memerlukan ide kreatif, namun juga harus dapat menangani masalah bisnis seperti perizinan, persaingan pasar, dan peraturan hukum. Banyak mahasiswa merasa tidak siap untuk menghadapi tantangan ini jika mereka tidak memiliki instruksi yang jelas.
Bagaimana Kita Bisa Mengubah Pola Hidup Ini?
Untuk mendorong lebih banyak siswa Gen Z untuk menjadi wirausahawan, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Untuk memenuhi kebutuhan industri saat ini, institusi pendidikan harus meningkatkan program kewirausahaan. Selain itu, pemerintah dan lembaga keuangan juga harus lebih proaktif dalam membantu pengusaha muda dengan bimbingan dan modal. Mengubah cara orang melihat kegagalan juga penting. Kegagalan harus dilihat sebagai bagian dari proses belajar, bukan sebagai akhir dari segalanya.
ADVERTISEMENT